2. Si Rese dan Si Bawel

5.5K 762 66
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


.

.

.

.

.

Waktu menunjukkan pukul 08.45 yang menandakan hampir dua jam sudah Chisa dan Tivan menjalani hukuman yang diberi Bu Tiffany. Berjemur di depan tiang bendera sambil memberi hormat. Sisa 15 menit lagi sebelum bel berdering tanda berganti pelajaran, artinya hukuman mereka selesai.

Keringat bermunculan di pelipis hingga membasahi wajah Chisa, begitupun dengan Tivan. Sejak menjalani hukuman hampir dua jam, tidak ada obrolan diantara kedua orang itu. Chisa tiba-tiba menoleh pada Tivan yang masih setia memberi hormat pada bendera.

"Tangan lo nggak pegel?" Terdengar absurd memang pertanyaan pembuka obrolan yang terlontar dari mulut Chisa.


Alih-alih menjawab, Tivan hanya melirik Chisa sekilas lalu kembali menatap pada bendera yang berkibar di puncak tiang.

"Lo budeg, ya!? Orang nanya nggak jawab," kesal gadis yang setinggi bahu Tivan sambil mengerucutkan bibir love-nya.

Tivan sebenarnya malas menanggapi gadis itu, bisa diketahui dari matanya yang berotasi malas saat melirik Chisa.

"Jujur, itu pertanyaan paling bodoh yang gue dengar seminggu belakangan ini." Suaranya terdengar datar.

"Apaan, sih! Nggak jelas banget!"

"Hampir dua jam gue hormat bendera bisa- bisanya lo nanya tangan gue pegel atau nggak. Harusnya lo bisa mikir sendiri! Otak lo ada di dengkul, ya? Cetek banget. Apa mungkin karena keseringan mikirin cinta-cintaan makanya dongkol!"

Cibiran pedas yang terlontar dari mulut pria tampan itu membuat Chisa hanya bisa mengelus dada. Harus banyak sabar jika menghadapi Tivan Bramiwana. Jarang ngomong, tapi sekalinya ngomong hampir membuat orang menangis.

Namun bukannya diam dan memilih untuk tidak mengobrol lagi dengan pria itu, Chisa malah memilih untuk mengajaknya ngobrol lebih lama.

"Van, gue kepo deh. Padahal banyak banget cewek yang nyatain perasaan mereka, sampai-sampai primadona sekolah si Aulia aja suka sama lo, tapi kenapa lo nolak mereka? Teman-teman lo aja pada sibuk gonta ganti cewek tiap hari ...."

Tivan menghela napas berat. kelelahan menjalani hukuman, dan sekarang hukumannya terasa lebih berat karena gadis setinggi bahunya itu."Gue udah capek ngejalanin hukuman dari Bu Tiffany jadi nggak buat gue tambah capek lagi dengan ngajak gue bicara!" ketusnya, ekor matanya melirik tajam Chisa.

Cinta Salah KirimWhere stories live. Discover now