40. Random talk

1.4K 272 73
                                    

안녕하세요🦌

Gengs.. hari ini author abal-abal ini officially 21 lho🐣💃 gak nyangka, ai semakin tua🥂

Kado kalian untuk ai cukup dengan klik ⭐ dan tinggalkan komentar kalian akan menjadi kado berharga buat author abal-abal ini, biar makin semangat✌🏼

Kado kalian untuk ai cukup dengan klik ⭐ dan tinggalkan komentar kalian akan menjadi kado berharga buat author abal-abal ini, biar makin semangat✌🏼

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦋

🦋

🦋

🦋


Tivan dan Chisa sekarang berdiri bersebelahan sembari menyender di pembatas rooftop gedung. Chisa menengok ke bawah, memandangi jalan-jalan dimana kendaraan berlalu-lalang dengan dihiasi lampu jalan sebagai penerangnya.

"Van," panggil Chisa.

Tivan yang sejak tadi melamun mengalihkan atensinya ke Chisa.

"Kamu nggak mau cerita apa-apa ke aku?" Chisa menoleh dengan senyum tipis. "Kalau kamu belum siap cerita ke aku, gapapa kok. Aku nggak mak---"

"Aku berantem sama Papa aku," sela Tivan.

Hening. Chisa nampak terkejut dengan penuturan lelaki itu.

"Nggak usah cemas, aku nggak kenapa-napa." Tivan menoleh dengan senyum tipis karena Chisa hanya terdiam.

Tidak ada suara. Chisa masih menatapnya. "Karena masalah kita?" tanya Chisa hati-hati.

Tivan menghela nafas pelan. Dia menarik tangan Chisa, menggenggamnya dengan penuh hati-hati.

"Enggak kok. Hubungan aku sama orang tuaku memang gak begitu baik," ungkap Tivan.

"Kamu sering berantem sama orang tua kamu?"

"Enggak juga. Papa sama Mama aku hanya terlalu sibuk sama pekerjaan mereka, jadi aku nggak begitu dekat sama mereka," jelas Tivan.

Chisa menghela nafas pelan sambil menatap sendu wajah lelaki di depannya kini. "Maaf ya. Seharusnya aku nggak nanya-nanya. Aku jadi bikin kamu tambah sedih," ucap Chisa.

Tivan tertawa pelan. "Enggak kok. Aku udah merasa lega sekarang. Kamu tau karena apa?"

"Kenapa?"

Tivan mencubit pelan pipi Chisa. "Karena ada kamu di sini, Chis," jawabnya.

Chisa merasakan panas menjalar di pipinya. "Aku senang kalau kamu baik-baik aja, Van." Dia tersenyum tipis.

Tivan menatap lekat wajah Chisa. Mendadak raut wajahnya berubah sendu, membuat Chisa mengernyit bingung.

"Kenapa, Van?"

"Chis, kalau nanti aku ingkar sama janji aku, apa yang akan kamu lakukan?"

Pertanyaan Tivan yang terkesan tiba-tiba membuat Chisa terdiam. Dia tidak menyangka Tivan menanyakan hal itu.

Cinta Salah KirimWhere stories live. Discover now