KESALAHAN ALANSKA mulai ia sadari sendiri kala malam gulita menjelang dimana lelaki itu menyendiri didalam kamar sembari mengutuki beberapa kalimat rancau berisikan kebodohannya terhadap gadis itu.
Ia pikir dengan memaksa Laura untuk mau menikah dengannya akan membuat rasa penyesalan itu hilang namun ternyata tidak. Menuntut Laura untuk ada dihidupnya tak kan membaikan segala rasa kecewa maupun penyesalan, Alanska seorang pria yang sadar akan luka bahkan ia telah menganal hal itu sejak lama.
"Laa... aku ingin kamu.." Badannya bergetar dengan kedua tangan yang memeluk foto seorang gadis yang teramat mirip Laura kecil. "Apa aku udah salah nyakitin kembaran kamu?"
Pria itu meriuk dibawah kasur sambil memejamkan mata menaruh seluruh harapan dan rasa untuk cinta pertamanya. "Aku mau kamu, aku sayangnya sama kamu bukan kembaran kamu, aku mau kamu yang nikah sama aku kita punya anak, rumah pohon, taman bunga dan semua impian kamu akan aku buat nyata sekarang bangun sayang..," Isak Alanska begitu penuh makna.
Bukan Laluna yang harusnya terbangun melainkan Alanska. Pria itu yang harusnya sadar akan kehadiran Laura belakangan ini yang membawa warna lain selain putih abu dalam kelamnya hari hari Alanska. Alanska harus jatuh cinta! Atau Laura sendiri yang akan memaksa menculik perasaan Alanska!
*****
"PAK SAYA BOLEH KAN NUMPANG JEMUR BAJU!"
Lebih tepatnya Laura memaksa sambil melebarkan cengir kudanya pada guru piket kali ini yang tengah bertugas.
Pak Tatang menyernyit bingung, "Ke sekolah buat belajar Laura bukan ngejemur baju! Kamu ini gimana sih."
"Haduu pak kasihanilah saya, gak banyak kok cuma beberapa lagian ini tuh punya mama Hira ntar dia ngamuk gimana kalo tiba-tiba cuciannya belum kering?" Papar Laura sambil berekspresi serius.
"Ya itu sih urusan kamu lagian kenapa bisa belum kering? Ke sekolah bawa buku bukan bawa jemuran!" Pa Tatang agak sedikit sensi mungkin pengaruh bau tahan, pikir Laura.
"Iya saya tauuu, semalem mama saya minta buat ngangkat jemuran sebelum hujan tapi saya habis denger 'janganlah kau terburu-buru karena itu tidak baik bagimu.' Mangkannya saya angkat jemuran pas hujannya selesai."
"Goblok! Astagfirullah maaf,"
Pak Tatang langsung memegangi dadanya yang mencelos mendengar ujaran muridnya di SMA Astronesia. Laura yang melihat itu bingung," Pak gak stroke kan? Saya gak punya obat ambeyen soalnya hehe."
"Nambah stres saya punya murid kayak kamu, yaudah jemur sana terserah dimana aja asal inget... jangan merusak keaestetikan SMA Astronesia, hari ini mau ada pemeriksaan disetiap sekolah, ntar kalo SMA kita menang kan saya jadi naik jabatan." Paparnya jelas.
Laura melenggang pergi. Gadis itu harus cepat-cepat mengeringkan pakaian mama Hira. Seri manis itu akhirnya terbit dengan menggeleng-geleng kepala serasa bangga. "Loly seneng deh sekolah disini ngebolehin ngejemur. Besok-besok kalo gak sempet nyuci- Loly nyuci disini aja sekalian, listri gratis coy! Hahay.."
YOU ARE READING
ALANSKA
Teen Fiction"Lo harus hamilin gue." Mata Alanska berkedut kaget. "Sinting lo?" "Gue cuma minta buat lo hamilin gue apa salah?" "Salah lah. Otak lo dimana sih? Dipikir ngehamilin orang pake adonan bakwan terus digoreng?" Alanska benci Laura. Gadis gila dengan se...