19 | Perasaan Istimewa

50.2K 5.2K 3.2K
                                    

JGN SIDER KALO CERITANYA MAU CEPET2 DIUPDATE😡budayakan vote + komen tiap kolom komentar!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JGN SIDER KALO CERITANYA MAU CEPET2 DIUPDATE😡
budayakan vote + komen tiap kolom komentar!

_ALANSKA_


"Alanska, MALAM INI DAN SETERUSNYA KAMU GAK BOLEH TIDUR DIRUMAH!"

Lelaki yang merasa disebutkan namanya sontak menoleh kearah sang bunda yang baru saja turun dari anak-anak tangga sambil menatap anaknya marah.

"Kenapa bun?"

"Masih nanya kenapa? Istri kamu kemana?"

Mata Alanska membulat kaget.

"Barang-barang Laura udah gak ada, kamu usir dia dari rumah?!" Nada bunda Aela meninggi, "Kamu mikir gak sih Laura itu siapa?! Istri kamu, menantu kesayangan bunda!"

"Bun gausah lebay gitu deh,"

"Lebay apanya ALANSKA?!" Bunda Aela memegangi dadanya yang sakit atas bentakan cukup keras pada putranya. Alanska sempat ingin membantu bunda Aela namun ditepis langsung karena ulah anak itu membuatnya darah tinggi.

"Kalo ada masalah diantara kalian seengaknya dibicarain baik-baik dulu, kalo gak bisa diselesaikan juga kan ada bunda, ada mama Hira, bang Arkan juga di Indo kenapa kalian gak kompromi dulu sih???!"

Alanska telah menduga hal ini akan terjadi. Penyakit wanita paruh baya itu bisa kambuh kapan saja sehingga Alanska tak mengingat tentang kesehatan sang ibunda. Alanska hanya berpikir dengan menyingkirkan Laura beban beban dihidupnya akan berkurang namun ternyata dirinya salah lagi.

Alanska hanya bisa berdiam, untuk saat ini ia tak ingin menyurutkan emosi bunda Aela karena rumah sakit bisa jadi tempat setelah ini.

"Dan kamu tau apa yang ngebuat bunda marah banget sama kamu Ska?" Jelas saja Alanska menggeleng lalu mendengar ujaran bunda Aela balik.

"Kamu lupa bahwa ada cucu mama didalam rahim Laura, Ska!"

Deg

"Bun, sebenernya itu-"

"Sekarang bunda tanya.. Laura dimana Ska? Dia udah makan belum? Ganti baju nggak? Tinggal dimana? Kalo dia tinggal diemperan toko atau pinggir jalanan gimana?" Lirih bunda Aela, "KAMU BODOH ALANSKA!"

"Bun, Laura aman sama bang Arkan-"

"Oh, jadi ini udah rencana kamu buat ngusir Laura ke rumah Arkan iya?"

Alanska menggeleng, "Sama sekali ngg-"

"PINTER BANGET KAMU NGELAK HAH!"

"Aa..arrghh.." Rintih bunda Aela membuat Alanska khawatir. Dengan sigap anak lelaki itu membantu ibunya duduk disofa ruang tengah lalu menyodorkan segelas air bening namun sama sekali tak dilirik oleh sang bunda.

"Bunda udah makan? Obatnya diminum kan? Nanti sabtu Ska temenin bunda terapi lagi ya," Kata Alanska penuh lembut.

"Jangankan terapi. Minum aja gak mau!"

ALANSKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang