16. DEVIL BROTHER

19.4K 835 235
                                    

Jessica menggeliat saat matahari mulai masuk melalui celah-celah gorden perih di selangkangan nya semakin terasa saat ia bergerak, gemercik air terdengar dari kamar mandi pria bajingan itu masih mandi.

Ia berusaha duduk bersandar di kepala ranjang mencoba mengabaikan rasa sakit di selangkangannya namun darah di sprai putih itu seakan menertawakannya lagi-lagi Jessica menangis betapa Malang nasibnya, kesucian yang ia jaga selama ini untuk suaminya kelak di hancurkan oleh kakaknya sendiri.

"Akhirnya kau bangun mandilah lalu sarapan dengan ku" ucap James santai saat keluar dari kamar mandi.

Jessica seketika meremas selimut yang menutupi tubuh polosnya, wajah James terlihat tenang bahkan setelah mengambil keperawanannya pria itu tidak merasa bersalah sama sekali.

Dengan susah payah ia melilit selimut di tubuhnya namun sialnya kaki pendeknya menginjak bagian depan selimut itu saat berjalan ke kamar mandi hingga ia terjatuh ia segera membenarkan posisi selimut takut jika James kembali melihat tubuhnya rasa sakit semakin ia rasakan di area kewanitaannya.

Dan benar James mendekatinya.
Ternyata pria itu masih memiliki sisi baik

Namun sedetik kemudian ia menyesali pikiran bodohnya yang menganggap James baik, pria itu berjalan melewatinya tanpa membantunya bahkan tidak bertanya apakah ia baik-baik saja.

Setelah berhasil berdiri dan masuk ke kamar mandi ia melempar selimut ke sembarang arah lalu menatap dirinya di pantulan cermin menatap setiap bagian tubuhnya yang disentuh James.

Jessica menatap tubuhnya dengan pandangan jijik, merasa wanita paling kotor di dunia ini bekas cupang berwarna merah yang di buat James di tubuhnya sebentar lagi akan berubah menjadi ungu.

Jessica mengguyur tubuhnya di bawah shower menumpahkan semua tangisnya membiarkan tubuhnya di guyur air agar bekas kebejatan James mengalir bersama air itu menangis sekencang mungkin berharap tangisnya akan mengalihkan rasa sakit yang saat ini ia alami tapi tidak, rasa sakit itu tetap ada dan mungkin akan selalu tertanam di hati gadis kecil itu.

"Di kantor dia demam tinggi jadi aku membiarkannya tidur di apartemen ku karna mansion kita jauh dari kantor" delih James.

Tieska terdengar mengehela napas dari balik telpon, semalaman ia khawatir kemana putrinya tidak biasanya Jessica pergi tanpa mengabarinya bahkan saat pagi pun anaknya tak kunjung pulang.

"Baiklah jaga baik-baik adik mu jangan meninggalkannya sebelum dia benar-benar sembuh"

James memijat pangkal hidung mancungnya selalu seperti itu, Mommy nya lebih mementingkan Jessica di banding dirinya.
"Baiklah Mom"

"Sampaikan salam ku pada Jessica saat dia bangun nanti maaf Mommy akan ke Canada menemani Daddy mu"

"See u Mom" ucapnya sebelum mematikan sambungan telepon mata James lurus ke depan menatap Jessica yang menatapnya tajam.

"Berdiri di sana dan menatap ku kagum apa kau berpikir ingin melakukannya sekali lagi?"

"Diam kau brengsek"

"Wah awalnya aku ingin menghormati keperawan mu yang ku rebut tapi sepertinya kau tidak menghargai usaha ku" desis James seraya mematikan rokoknya lalu berjalan mendekati Jessica menarik pinggang wanita itu dan membantingnya ke kasur.

"Jangan lakukan lagi bajingan" teriaknya berusaha menjauh dari James namun usahanya sia-sia, tubuh mungilnya telah di bawah kendali James pria setan itu kembali menorehkan luka di tubuh dan hati Jessica.

Devil BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang