20.DEVIL BROTHER

14K 500 220
                                    

Setelah memakai piyamanya Jessica mendekati jendela, acara pertunangannya hari ini lancar awalnya Jessica pikir James akan mengacaukannya tapi tidak, pria itu hanya berdiri bak patung di tengah tengah tamu dan terus memperhatikannya.

"Cantik" James berbisik di telinga kiri Jessica tangan kokohnya sudah melingkar di perut rata Jessica.

Jessica cukup terkejut akan keberadaan James di kamarnya, seingatnya ia telah mengunci kamarnya tapi entah mengapa pria itu dapat menerobos masuk.

"Lepaskan aku kak"

"Apa? Aku tidak mendengar mu" James semakin mengeratkan pelukannya.

"Pergi dari ku breng-" Jessica menelan kembali makiannya ketika James menarik wajahnya ke samping mencium bibir Jessica dari belakang.
Dengan tangan yang sudah mendarat mulus di payudara kanan jessica.

Jessica berusaha memberontak tapi James langsung mengunci pergerakan Jessica.

"Kau tau apa salah mu baby girl?" Bisik James dengan suara yang nyaris tidak terdengar setelah melepaskan ciumannya

Jessica hanya diam, dia tidak melakukan kesalahan apapun kalaupun dia melakukan kesalahan itu bukan urusan James.

"Kau akan membuat ku marah jika kau benar-benar tidak mengetahui apa kesalahan mu"

"Lepaskan aku sialan"
James kembali membungkam mulut Jessica, menggigit kecil bibir bawah wanita itu menikmati rasa bibir Jessica.

Jessica mendorong tubuh James, menatap nyalang pria gila di depannya.

"Kau melakukan dua kesalahan malam ini"

"Pertama kau memaki ku" James menghimpit tubuh Jessica di antara kedua pahanya.

"Dan yang kedua kau selalu melupakan bahwa aku melarang mu memakai gaun kurang bahan seperti tadi"

Mata James memerah, sebisa mungkin ia menahan gairahnya yang mendidih tapi Jessica dengan lancangnya selalu memancingnya bahkan saat ini wanita itu terus saja bergerak di bawah sana berusaha melepaskan diri dari James.
Tapi bukannya terlepas dari kukuhkan James, Jessica malah semakin membangkitkan gairah James.

"Tubuh mu tidak boleh di lihat orang lain, tubuh mu milik ku" bisiknya di akhiri dengan meniup pelan telinga Jessica menciptakan perasaan aneh pada wanita itu.

"Kau tidak punya hak melarang ku kak" Jessica menekankan kata kak, menyadarkan status keduanya.

"Aku punya hak atas dirimu"

"Kau bukan suami ku juga bukan pacar ku kau hanya kakak k-"

"Aku ayah dari anak yang ada di perut mu" potong James berhasil membulatkan mata Jessica, omong kosong apa yang pria itu katakan.

"Tutup mulut mu James, aku tidak hamil" Alis James terangkat meragukan jawaban Jessica.

"Dari mana kau tau? Bagaimana jika sebentar lagi jika dia menendang nendang perut mu dan mengatakan Mom aku ada di sini Mo-"

"Omong kosong, aku datang bulan mana mungkin aku hamil" benar, dua hari yang lalu Jessica kedatangan tamu bulanannya mana mungkin ia hamil.

"Oh benarkah? Boleh aku lihat?" Tangan James merambat ke paha Jessica namun dengan cepat Jessica menyingkirkannya.

"Jangan gila James"

"Aku bercanda Jessie hahahahaha kau begitu bodoh" James tertawa lepas menunjukkan deretan gigi rapinya yang putih mata yang menyipit karena tertawa, itu kejadian langka ini pertama kalinya James tertawa di depan Jessica biasanya pria itu hanya tertawa mengejek.

Mata keduanya bertemu, Jessica langsung menatap ke lain arah kedua pipinya memerah. Baru saja ia tertangkap basah diam diam mengagumi James yah ia membenci pria itu tapi tidak dapat ia pungkiri James sungguh tampan.

"Bagaimana jika aku membuat James junior lagi? Percobaan pertama kita gagal kan? Kau hanya perlu berbaring sisanya serahkan pada ku" James mengatakannya tanpa rasa canggung sedikit pun sedangkan Jessica melotot kaget dengan kedua pipi yang memanas.

"Jangan suka bercanda James"

"Pipi mu memerah apa kau pikir aku akan melakukannya dengan mu? jangan bodoh mana mungkin aku ingin menabur benih ku ke sembarang lubang" ucapnya lalu meninggalkan Jessica mencibir.

"Lalu apa yang kau lakukan padaku malam itu brengsek?" Gumam Jessica namun masih terdengar di telinga James.

***

Elizabeth berjalan sempoyongan ia terlalu banyak minum di pesta Jessica, melupakan bahwa ia akan pulang sendiri.

"Tidak bisakah kau menjaga diri mu?"

Elizabeth mendongak, pandangannya mengabur hingga tidak dapat melihat dengan jelas siapa pria di depannya namun dapat ia ketahui pria itu memiliki hidung yang mancung.

"Bukan urusan mu" jawabnya lalu melanjutkan jalannya namun karena tidak dapat melihat dengan jelas Elizabeth menginjak gaun bagian depannya hingga dia terjatuh.

"Bagaimana bisa Daddy menyuruh ku menikahi mu? Gadis ceroboh yang tidak dapat menjaga dirinya sendiri, ini hanya akan menyusahkan ku" gerutu pria itu.

"Oh kau tunangan ku bukan? Ya, kau Bian dokter sekaligus pemilik rumah sakit terbesar di kota ini wahh kau begitu kaya "

Bian hanya terdiam memperhatikan pergerakan Elizabeth.

"Tidak kah kau tertarik pada ku? Aku cukup cantik mengapa kau selalu menindas ku ha? Kau bahkan selingkuh di depan ku dan tidak merasa bersalah sedikitpun"

"Aku menyukai mu saat pandangan pertama bodoh, kenapa kau begitu kejam pada ku? Kau pria bajingan yang tidak tau caranya menghargai orang lain kau pria brengsek" Elizabeth terus saja meracau, Bian duduk di hadapan Elizabeth lalu menggendongnya ala bridal style membawanya ke mobil.

Tangan Elizabeth merambat di dada kanan Bian sedikit meremasnya lalu terkekeh.
"Wah ini sungguh keras"

"Jauhkan tangan mu dari dada ku jika kau tidak ingin aku memotong tangan mu" ancam Bian namun tidak di pedulikan oleh Elizabeth.

"Bian, sebenarnya aku" Bian menunduk memperhatikan Elizabeth yang bergerak tak nyaman.

" Ada apa?"

"Aku...hoekk"

Bian memejamkan mata ingin rasanya melempar Elizabeth ke selokan. Elizabeth memuntahkan isi perutnya di badan Bian.

Devil BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang