#1. Akibat Tragedi Warung

764 159 35
                                    

"Masalah kamu apa, sih?"

Dia kelihatan kaget, lalu bingung, lalu kayak mau marah.

"Masalah? Masalah apa, ya? Emang kita kenal?" terkekeh dia di akhir, lebih ke terkekeh karena bingung.

"Aku ada salah?" tanyaku.

"Kamu ngomong apa, sih?" tanyanya balik. "Saya gak ngerti."

"Kamu menghindar tiap ada aku."

Dia kelihatan mikir, "Hah? Menghindar? Pede pisan kamu jadi orang." katanya.

Loh?

"Kok pede? Emang kamu menghindar!" kataku.

"Menghindar kumaha?!" tanyanya kelihatan kesal.
gimana

"Sepulang dari warung minggu kemarin kamu jadi judes, kalau aku lewat kamu langsung masuk lagi kedalem rumah." jelasku.

Dua alisnya beradu kemudian bibirnya membulat, "Oooo itu emang saya suka lupa kalau mau keluar ada yang ketinggalan!"

"Enggak! Kamu juga suka buru-buru *ngabalieur kalau gak sengaja liat aku."

*buang muka

"Ya ngapain saya lama-lama liat kamu?!"

"Ya gak apa-apa dong 'kan gak ada yang larang?!"

"Nu gelo." katanya. "Dateng-dateng ngajak *pasea."
Orang gila.

*berantem

"Loh aku 'kan tadinya nanya?" kubilang. "Kamu judes banget sih jadi cewek!"

Dia malah melotot, jujur aku lumayan kaget karena matanya yang bulat kalau melotot kelihatan jadi lebih besar.

"Gak usah melotot!"

"Kamu yang di warung godain saya gak jelas. Duduk-duduk disana. Ikut nyorakin saya waktu pulang dari warung." katanya.

Saya diam dulu, mikir sedikit.

"Ya aku duduk disana 'kan sama *barudak aku. Kamu mau aku ikut pulang dari warung ke rumah kamu? Sama da apa aku mah nyorakinnya juga sedikit!"
*teman-teman

"Iya tapi kamu sama aja kayak temen-temen kamu." katanya.

"Enggak atuh!"

Setelah banyak percakapan akhirnya dia kelihatan pusing sambil berkata, "Gelo. Kita aja gak kenal, kamu bertingkah seolah-olah kita ini kenal."

"Ya udah makanya kenalan!"

Beberapa saat kami terlarut dalam diam, sebelum akhirnya kami sama-sama senyum-senyum lalu dia ketawa duluan.

"Bisaan." katanya.

"Iya atuh." balasku.

He he he, aku belajar dari Aril.

Lalu kuulurkan tangan kanan, butuh beberapa detik baginya menatapku dulu sebelum akhirnya dia jabat tanganku.

"Pradipta Mahali Erlangga." kataku.

"Saya tau nama kamu Deden."




















Perkenalan Tokoh

Pradipta Mahali Erlangga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pradipta Mahali Erlangga

ganteng dan baik. pokoknya ganteng dan laki-laki baik, rugi aja teh widi gak mau sama aku

.
.
.

Widya Gandara (Teh Widi)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Widya Gandara (Teh Widi)

ini adalah contoh orang yang merugi

.
.
.

Haeril Chandra (Aril)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haeril Chandra (Aril)

cees

.
.
.

Junisela Eksanty

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Junisela Eksanty

aku pernah mikir kalau nama kepanjangan juni aneh, tapi dia bilang "bukan aneh, ini unik. yang aneh mah deden!" ceunah. aku gak pandai mendeskripsikan orang tapi juni itu cantik, menyenangkan dan menyebalkan

PANASEA 1997Where stories live. Discover now