[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Selamat membaca kisah Alisya, Eldrine & Erlan❤
FYI lagi tahap revisi tiap part, biar tulisan aku pantes dibaca:) Jadi dimohon buat kalian, bisa baca ulang.
Kamu adalah bulanku, dan aku bintangmu. Dia hadir dan berperan sebag...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Now playing - Resah Jadi Luka ~ Daun Jatuh
*****
Io, adalah teman laki-lakiku, dan satu-satunya teman yang kupunya.
Io itu gak bisa didefinisikan. Hidupnya dikelilingi banyak orang yang sayang sama dia.
Aku juga sayang banget sama Io. Karena Io juga pernah bilang, dia sayang aku.
Io, si anak laki-laki penyuka senja. Dan aku, si anak perempuan cacat, yang bahkan berjalan saja pakai tongkat.
Io, sungguh sangat berbeda denganku.
Perbedaannya tuh udah kayak bumi dan planet pluto yang udah keluar, dan hilang dari garis edarnya. Ya, gitu deh.
Io itu anak laki-laki yang sangat manis. Tapi, malah gak mau diakuin manis.
Io, itu manisnya kayak es krim vanila kesukaanku.
Kalau sama Io, aku merasa nyaman, dan merasa aman. Ngerasa seneng terus. Dan ngerasa masih ada yang sayang sama aku.
Io, bahkan rela dijuluki pangeran kodok.
Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa julukannya harus pangeran kodok?
Huft! Sore itu, seperti biasa, aku sama Io main ayunan kayu, juga melihat pemandangan sawah, dan tumbuhan padi yang melambai karena semilir angin.
Io, masih sama. Perannya mengayunkan aku di ayunan kayu. Dan itu sudah menjadi rutinitas kami. Kala matahari berubah jingga, dan mulai kembali ke peraduannya.
Gerombolan anak laki-laki itu datang ke arah kami. Membawa petasan untuk menakuti dan mengerjai aku.
Dan kayak kata aku tadi, Io selalu sigap. Dan aku kini berada di balik punggungnya. Tanpa aku minta, Io mengambil tangan mungilku kembali. Seperti biasa, untuk dimasukkan ke saku hoodie maroon yang Io kenakan.
Supaya aku tetap aman dan nyaman.
Dan, karena di sana sawah yang agak berlumpur dan basah. Io, saking pintarnya, melempar kodok yang ada di sawah pak Joko ke arah para anak laki-laki nakal. Tapi untungnya pak Joko gak marahin aku sama Io. Malah, pak Joko marahin anak laki-laki yang gangguin kami.
Io, pernah bilang. Dia suka banget sama senja. Kenapa? Kata Io, suka senja gara-gara setiap senja itu terjadi, memandangnya dan melewatinya itu bersama aku.
