04 - Salah kaprah

161 57 73
                                    


Aku mungkin tidak terlalu mempercayai kata petuah dulu. Jika apa yang berawal dari benci akan berakhir cinta. Kau tidak membenci, hanya saja, kau belum mengenal orang itu. Jadi tidak boleh dikatakan, benci. Semua butuh proses, biar waktu yang menggiring dan mengarahkan. Cinta tumbuh karena saling mengenal dan nyaman, bukan?

- Alisya Ananda Keyira -

Now playing!Justin Bieber - Anyone

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Now playing!
Justin Bieber - Anyone.

Gimana pendapat kalean? Suka kaan sama lagu iniii! Eh btw aku baru nemu ni lagu. Emang lagunya Justin the best dah!

Cocok bet, judulnya aja anyone!

Yes, u. If its not u, its not anyone!

*****

Chapter : 04 - Salah Kaprah

Kerumuan siswa berbondong keluar kelas mereka masing-masing. Tak lupa dengan seruan dan teriakan mereka yang membuat SMA Cenderawasih riuh seketika. Lapangan telah dipenuhi para siswa yang berlari kecil saking banyaknya nampak seperti ribuan semut.

"Wooy nongkrong dulu di warung pak kumis!"

"Hwaa akhirnya, otak gue mau pecah mikir terus, lagian otak pas-pasan di suruh ngerjain kaya gituan."

"Tugas banyak banget nih segambreng, gue mau cepet nikah aja kalo kek ginii."

"Di kata gue robot apa, tugas kemaren aja masih numpuk."

"Gue jejerin aja kali ya, biar gak numpuk."

"Kelewat pinter lu! "

Dan masih banyak lagi seruan anak-anak SMA Cenderawasih lainnya.

Namun, berbeda dengan Alisya, gadis itu masih saja duduk di kursinya, tanpa berkutik sedikit pun.

Alisya mendengus pasrah, lalu mencangklong ransel dustie pink miliknya.

Tatapannya sendu melihat rombongan siswa yang ramai menuju pagar sekolah untuk pulang pastinya, merileksasikan otak dan bersantai di rumah masing-masing.

Sementara dirinya harus mengerjakan hukuman dari pak Darmana terlebih dahulu.

Wajahnya tampak lesu, belum lagi ia mengerjakan hukuman itu, tapi dirinya saja sudah seperti ini.

"Udah Al, itung-itung nambah pahala bersihin toilet sekolah." Ia bergumam pada dirinya sendiri.

Menyemangati padahal jelas dia tidak semangat, tugas yang diberikan pak Darmana menambah bebannya, walau otaknya terlalu encer bahkan sampai ecernya, bisa lumer. Tapi tetap saja, rasa malas ada dalam diri pelajar walau ia terlampau cerdas.

Puzzle of Between UsWhere stories live. Discover now