02 - Double plus-plus

226 63 123
                                    


Ujian hidup adalah tantangan. Di mana kita harus berjuang untuk menemukan solusi masalahnya.

- Between Us -

Hwaa! Gak tau kenapa lagunya nembus sampe ke hatii! And than, paraahh vidclipnyaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hwaa! Gak tau kenapa lagunya nembus sampe ke hatii! And than, paraahh vidclipnyaa.

Jadi keinget Erlan, yang selalu berusaha ada, tapi hadirnya tak di artikan apa-apa.

*****

Chapter : 02 - Double Plus Plus

"Mampus gue," ucap Alisya seraya menepuk keningnya.

Lantas Vara menengok pada Alisya yang masih mengekorinya dari belakang.

"Ra, matii gue!" Sambung Alisya menepuk pelan bahu kanan Vara.

Kening Vara berkerut, tak mengerti apa yang Alisya katakan.

"Paan siih Al, lo lagi ngomong ama siapa? Nyerocos mulu tuh mulut," sahut Vara yang masih melangkah lurus ke depan

"Ya ngomong ama lu lah, ngomong ama siapa lagi," geram Alisya yang masih mengimbangi langkah Vara.

"Kirain ngomong ama lantai," jawab Vara tanpa dosa.

"Gue serius Ra," geram Alisya.

"Gue duarius malah," jawab Vara tanpa beban.

"Gue lupa! Pelajaran pertama yang masuk pak Darmana. Bisa abis gue telat masuk kelas. Entar ujung- ujungnya di hukum. Gimana nih Ra!" Cerocos Alisya sambil mengacak-acak puncak kepalanya.

Vara hanya mengerdikan kedua bahunya, sambil mengulum bibirnya. Menahan tawa, melihat tingkah panik Alisya.

Tak lama Vara mengulurkan tangannya.

Alisya binggung, kerutan di keningnya terlihat.

"Paan sih lo, gak paham gue!" Ucap Alisya sambil menepis pelan tangan kanan Vara.

"Salaman dulu, lo kan banyak salah ama gue," ucap Vara santai, sambil meringis tak tahan ingin melepas tawanya.

"Parah lu Ra, becandanya kelewatan.
Lo kira gue pen mati!"

Vara tak kuat lagi menahan tawanya.
Ia tertawa lepas, tanpa dosa. Senang sekali menjahili Alisya, perbuatan yang telah masuk dalam rutinitas hariannya.

Sementara Alisya masih dengan rasa cemas yang menghantuinya.

*****

Kedua mata Alisya menatap tajam kelasnya dengan rasa cemas.
Kepalanya menenggok ke kanan kiri, matanya menyapu sekeliling.

Sekarang ia sendiri yang menentukan, ingin masuk tapi sudah tau apa resiko yang ia tanggung. Atau sekalian bolos sekolah.
Namun itu bukan lah dirinya. Alisya menggelengkan kepalanya segera menepis jauh-jauh pikiran buruk yang ada di benaknya.

Puzzle of Between UsWhere stories live. Discover now