16. Ditinggal

1.1K 163 81
                                    



Ada niat baik buat update 🙂
Komen sebanyak-banyak nya aja🙂

Happy reading.......

🌻🌻🌻

Yedam berjalan kearah parkiran sekolah sesuai perintah Haruto waktu di kantin. Awalnya Yedam ingin menolak ajakan Haruto lagi tapi melihat kejadian di lapangan tadi siang membuat Yedam mengurungkan niatnya untuk menolak.

Saat sudah sampai di area parkir Yedam bingung kenapa tidak ada satu pun sepeda motor di parkiran sosok Haruto pun tidak ada. Apalagi penampakan motor Haruto.

"Haruto kemana? Kok nggak ada, kata nya pulang bareng," Yedam mengeluarkan handphone nya dan mencari kontak Haruto. Yedam mengirim beberapa pesan ke Haruto.

Yedam celingak-celinguk di area parkiran siapa tau motor Haruto di sembunyikan untuk mengerjai dirinya. Tapi usahanya sia-sia karna parkiran benar-benar sepi dan sekarang Yedam berdiri sambil memandangi handphone nya.

Yedam menghentakkan kakinya kesal. Satu pun pesan darinya tidak ada yang di baca, "Dia kenapa sih? Mau ngerjain gue?"

Sudah setengah jam dia berdiri di parkiran hanya untuk nunggu Haruto. Kenapa Haruto suka banget nyari gara-gara? Rasanya tuh kesal campur emosi jadi apa namanya? Ya, gitu lah.

Yedam berjalan menuju halte, disana juga sepi. Yedam mendudukkan dirinya di kursi, menundukkan kepalanya dalam sambil menahan air matanya turun jika emosinya tidak bisa di tahan lagi.

"Sabar, sabar. Emang Haruto tuh suka nya balas dendam, kaya nya dia mau balas dendam soal pagi tadi," Yedam menutup matanya.

Yedam menghela nafas beberapa kali.
Dia membuka matanya menatap ke jalan dengan pandangan kosong.

"Dia kenapa sih kok gue nggak ngerti sama jalan pikirannya. Kadang baik kadang nyebelin, sifatnya suka berubah-ubah. Pesan gue aja nggak dilihat. Dia punya masalah apa sih?" gumam Yedam sambil memandangi jalan di depannya.

Tiba-tiba ada satu kendaraan bermotor yang membuat Yedam langsung melotot. Kenapa coba? Itu karna melihat sosok Haruto yang berboncengan dengan seorang perempuan dengan tampang tanpa dosanya.

Yedam mengelus dadanya, "Sabar, sabar. Itu muka kek nggak ada dosa."

Yedam masih menatap kepergian Haruto yang semakin jauh dari tempatnya dengan tangan yang mengelus dada.

"Argh.. malah pacaran sama perempuan lain lagi! Nggak usah ketemu gue! Awas lo!" Yedam menundukkan kepalanya air matanya benar-benar ingin keluar sekarang. Bukan karna cemburu, tapi karna dia kesal. Iya lah kesal, gimana nggak kesal kalau yang di tunggu-tunggu malah pergi sama perempuan lain.

"Benci!" Yedam menyeka air matanya yang keluar begitu saja. "Nggak boleh nangis Yedam. Mau dia ingkar janji atau punya banyak pacar pun bukan urusan kamu. Dia bukan siapa-siapa kamu jadi ngapain nangis."

"Ya, tapi kesal! Udah di tunggu malah kek gitu!" Yedam menghentakkan-hentakkan kakinya.

"Dia tuh benar-benar mau jadiin gue mainan? Nyuruh gue jadi pacar dia? Pacar yang ke berapa coba!" Yedam mengeluarkan handphone nya. Dia mau mengecek ada notif balasan dari Haruto atau tidak. Tapi tetap sama, tidak ada sama sekali. "Bahkan lo sama sekali tidak ada kejelasan."

Tidak lama kemudian bus datang. Yedam dengan semangat empat lima langsung naik ke bus. Dia mau melupakan kejadian tadi. Bodoamat dengan Haruto adalah jalan terbaik.

WHY - Harudam /END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang