32. Detakan

803 127 30
                                    

Dua Minggu ini Haruto selalu datang ke rumah Yedam untuk belajar bersama. Karna, dua Minggu itu juga waktu Haruto di skorsing. Jadi dengan alasan ini lah Haruto selalu datang ke rumah Yedam.

Hari-hari mereka lalui dengan pertengkaran dan kemanisan. Tapi, banyak debatnya sih. Karna sifat Haruto yang selalu mancing untuk di marahin dan Yedam yang meladeni setiap tingkah Haruto. Emang pasangan yang serasi.

Seperti hari ini juga, Haruto datang ke rumah Yedam sehabis pulang sekolahnya. Mereka tidak pulang bersama karna Haruto ada urusan dengan teman-temannya dulu. Jadi Yedam pulang duluan.

Haruto membuka-buka bukunya dan membaca setiap kata yang ada di dalam buku itu. Ingatannya untuk menghafal masih minim. Bahkan selama dua Minggu lebih ini Haruto banyak mengeluh tentang otaknya yang tidak pintar.

Yedam yang ada di sampingnya ikut mengeluh juga karna Haruto berisik banyak omongannya. Pada akhirnya Yedam mengambil buku yang Haruto baca dan membacakannya untuk Haruto. Dengan pelan dan jelas Yedam mengucapkan tiap kata untuk Haruto.

Sabar.

Kunci utama yang Yedam jadikan prinsip untuk membimbing Haruto saat ini. Karna bagaimana pun Yedam tidak tega jika melihat Haruto putus asa dengan tujuannya.

Setiap Yedam membacakan buku bahasa Inggris untuk Haruto, sikap Haruto tiba-tiba jadi diam yang tadinya banyak omong. Haruto memperhatikan setiap gerak-gerik Yedam yang membaca bukunya seperti dongeng.

Dan kebiasaan Haruto sekarang adalah mengucap ulang kata demi kata yang Yedam ucapkan agar dia bisa membacanya jika ada sesi tes ujian khusus yang Yedam buat untuk dirinya.

Selama dua Minggu di skorsing dari sekolah Haruto sangat bersyukur. Karna belajar bersama Yedam lebih bermanfaat untuknya, setiap Yedam menjelaskan Haruto langsung paham walaupun dengan sabar Yedam mengulang kata-kata itu berpuluh-puluh kali.

Beda dengan sekolah yang malah membuat otaknya jadi pusing karna mendengar penjelasan guru seperti sebuah ocehan kagak jelas di telinganya.

"Udah nulisnya?" Yedam mengecek tulisan bahasa Inggris yang sedang Haruto tulis sesuai perintah Yedam.

"Dikit lagi," Haruto masih fokus dengan pena nya yang menulis huruf demi huruf di buku tulis.

"Oh," Yedam melanjutkan mengisi PR nya yang sedikit lagi selesai.

5 menit kemudian Haruto menyerahkan bukunya di depan meja belajar Yedam. Yedam yang masih fokus dengan PR nya seketika menutup buku PR nya dan meladeni Haruto yang akan banyak bertanya habis ini.

"Rapih nggak?" tanya Haruto.

Yedam mengangguk dan mengecek tiap kata yang Haruto tulis di bukunya. Memastikan tulisan Haruto sudah benar atau belum.

"Hafalan kosa-kata yang kemarin gue minta udah di hafalin?"

"Baru setengah, gakpapa kan?"

"Hafalin setengahnya lagi sekarang. Gue mau masak makanan dulu buat makan malamnya. Mama nggak pulang malam ini katanya toko sedang ramai. Lo hafalin dulu ya." Yedam mengusap kepala Haruto sebelum beranjak pergi menuju dapur di bawah.

Haruto yang di perintahkan cuman bisa mengangguk patuh dengan perintah pacarnya yang sudah menjadi kebiasaan untuknya.

🌻🌻🌻

Pagi-pagi Yedam sudah berada di sekolah dengan Haruto yang sekarang sedang berjalan sambil membaca buku Inggris yang bergambar pemberian Yedam.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas Yedam yang masih jauh disana. Suasana di sekolah benar-benar sepi, mungkin bisa di pastikan cuman mereka berdua yang baru berangkat sekolah. Karna sepanjang koridor tadi tidak ada satu manusia pun yang lewat kecuali pak satpam yang ada di depan gerbang sana.

WHY - Harudam /END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang