29. Scene.

799 132 56
                                    


"Mana Yedam?" bisik Haruto setelah menyeret Jeongwoo menjauh dari anak-anak geng nya.

"Dia marah, nggak mau gue antar pulang." jawab Jeongwoo pelan.

"Bego. paksa dia."

"Gue takut bego, mode galaknya aktif."

"Cuman ocehannya aja yang galak, paksa dia."

"Kata Yedam kalau mau putus ya putus gitu." bisik Jeongwoo di telinga Haruto.

Haruto melotot sempurna mendengar ucapan Jeongwoo tadi. Kaget aja gitu. Walaupun, Yedam sudah sering ngomong kata putus tapi hubungan mereka tidak pernah putus. Biasa, cuman ancaman sepele buat Haruto. Tapi bisa bikin Haruto deg-degan kalau Yedam mengatakan kata itu.

"Cepat sana antar pulang, bilang sama dia nanti gue ke rumah." ucap Haruto selepas itu dia pergi ke tempat duduk.

"Kenapa gue sih? Tekanan batin sekali kalau kek gini." ucap Jeongwoo dengan nada putus asa.

🌻🌻🌻

"Dam, nanti Haruto kesini kata nya." Jeongwoo berada di depan rumah Yedam sehabis mengantarkan Yedam tadi. Itu juga penuh perjuangan dan debat ber-kepanjangan memaksa Yedam agar dia yang mengantar pulang. Sampai pada akhirnya, Jeongwoo memohon-mohon agar Yedam pulang bersamanya, dengan alasan dia nggak mau di pukul Haruto kalau tidak mengantarnya pulang.

"Nggak usah, gimana jawaban putusnya? Iya kah?"

"Haruto nggak jawab, dia bilang mau kesini aja." Jeongwoo merapikan rambutnya dan kembali memasang helm nya.

"Bilang sama dia, nggak usah kesini lagi. Makasih tumpangannya dan hati-hati di jalan." Yedam memutar tubuhnya membuka pintu gerbangnya.

"Terserah kalian aja pasangan galak." ucap Jeongwoo pelan takut kedengaran oleh Yedam.

🌻🌻🌻

Yedam berjalan ke kamarnya dengan tubuh lemas seperti tak bernyawa. Dia menaiki satu persatu tangga menuju kamar nya. Mood nya sudah hilang.

Dia marah sama Haruto karna seperti orang tak mengenalnya. Sikap dia dingin, arogan. Yedam hampir tidak mengenalnya tadi.

Yedam membuka pintu kamarnya, setelah itu meletakkan tas nya di meja belajar. Yedam mengambil handuknya dan pergi bersiap untuk mandi agar pikirannya jernih.

Pukul 20.21 Yedam masih berkutat dengan buku-buku pelajarannya. Pikirannya fokus karna terbantu dengan suara derasnya hujan di luar rumah.

Yedam melirik ke handphone nya yang ada di samping buku nya. Telfon dari Haruto yang sudah ke-20 panggilan tidak di jawab oleh Yedam. Karna Yedam masih marah dengan Haruto.

"Kata nya kesini! Mana! Omongannya doang! Dasar Playboy!" Yedam melempar handphone nya ke atas tempat tidur.

"YEDAM!" teriak seseorang dari luar sana.

"YEDAM! INI GUE HARUTO! DINGIN!"

Pletak!

Yedam terjingkat kaget dengan lemparan di jendela kamarnya.

Pletak!

"Siapa sih, jail banget. Nggak mungkin hantu ngelempar kan!" Yedam membuka gordennya. Melihat siapa oknum yang sudah melempar batu kecil ke jendela kamarnya.

"YEDAM! KALAU NGGAK BUKA SEKARANG GUE LEMPAR PAKE BATU BESAR!" teriak Haruto di depan gerbang rumah Yedam.

"Gila dia?" Yedam membuka jendela kamarnya. "LO MAU BIKIN RUMAH GUE HANCUR HAH!" teriak Yedam kencang karna bersaing dengan suara hujan.

WHY - Harudam /END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang