49

837 84 0
                                    

❤Happy Reading❤


"Jim, udah dong jangan sedih lagi. Jimmy yang gue kenal mana?" Zidan mencolek-colek pinggang lelaki yang kini tengah menyandarkan kepalanya di lekukan tangan.

"Apa sih colek-colek, lo kira gue sambel?"

"Ye ni anak, bisa-bisanya ngelawak."

"Gue ngantuk bego, diem deh."

"Jimmy kasar sekarang, aku nggak like."  Sempat hening sekejap, hingga suara khas orang tidur terdengar lumayan nyaring.

"Eh anjir, udah ngorok?! Waaah, gila gila, harus diabadikan ini."

Teman-teman sekelasnya hanya bisa menatap tingkah Zidan yang aneh itu. Sudah biasa juga sih, nggak heran.

Ponsel Jimmy bergetar. Zidan yang melihat bubble chat di ponsel Jimmy pun penasaran. Matanya membulat setelah membaca chat itu. 

Jujunjuna

Alana kejang. Tapi keadaannya udah membaik.

"He Jim, bangun Jim." Aldi yang sejak tadi hanya diam mendengar celoteh sahabatnya itu mulai kesal. 

"Heh bebek! Diem napa, diem?!" 

"Penting ini. He Jim, bangun bego. Ada kabar tentang Alana."

Mendengar itu, Jimmy pun bangun. Ia mengecek ponselnya, tubuhnya menegang. Ia pun mengabari kakak sepupunya. Dalam hati ia meminta maaf pada Juna karena telah mengkhianatinya. Ia sudah disuruh untuk tidak berkata apa-apa pada Raga, karena Arjuna tidak ingin Alana dijauhkan darinya.

"Halo bang. Assalamualaikum."

Ia mengacuhkan Zidan dan Aldi yang mendekat ke telinganya.

"Halo, waalaikumsalam, kenapa Jim?"

"Jimmy mau kasih kabar, kalau Alana ditusuk sama orang, dia koma bang."

"Sejak kapan?"

"Beberapa hari yang lalu. Abang jangan marah. Kita nggak ngasih tahu karena nggak mau abang cemas."

"Gue abangnya Jim, kalau kalian baru kasih tahu sekarang, bukannya itu bikin gue lebih cemas? Di rumah sakit mana? Kirim gue alamatnya."

"Abang mau pulang ke sini lagi? Tapi bang-"

"Nggak ada tapi-tapian, buruan kirim. Gue tutup."

Plak!

"Apaan sih? Main gaplok orang aja. Sakit bego!"

"Lo belajar jadi pengkhianat dari siapa sih Jim?" Tanya Zidan sembari menatap Jimmy kesal, hal itu diikuti anggukan oleh Aldi.

"Dari lo." Jawabnya sembari menunjuk hidung Zidan. Aldi tertawa melihat muka bego Zidan saat ini.

"Tapi Jimmy nggak salah Zid, Bang Raga kan kakaknya Alana. Kesannya tuh jahat banget kalau kita nyembunyiin keadaan Alana dari dia. Dengan adanya Bang Raga kan kita bisa kebantu buat cari si pelaku."

"Bener juga sih, tapi kasihan Juna. Gue udah bayangin muka Juna bonyok ditonjok Bang Raga."

"Masih ganteng kok pasti. Dah ah, gue mau bolos."

Zidan dan Aldi mengikuti Jimmy yang keluar kelas.

***

Arjuna terkejut melihat kehadiran Raga di ruang inap Alana. Degup jantungnya tak bisa ia kontrol lagi, ia yakin sebentar lagi wajahnya akan terluka parah. Ia berjalan perlahan mendekati sofa, tapi kerah bajunya sudah terlebih dahulu ditarik oleh lelaki yang lebih tua dibanding dirinya.

Amreta Tisna  [END]Where stories live. Discover now