58

573 82 0
                                    

HAPPY READING💜

Sudah dua hari ini Alana berada di Indonesia dan hingga hari ini ia belum mengunjungi rumah keluarga Arjuna. Niatnya nanti sore, setelah menjemput Arjuna di bandara sepulang lelaki itu dari jadwal terbang ke Makassar, menggantikan seniornya yang tengah izin. 

"Kamu wisuda kapan dek?" 

"Satu bulan lagi pa. Papa sama mama bisa dateng, kan?"

"Insya allah bisa. Oh iya, katanya mau ke rumah Arjuna?"

"Iya nanti sore, sekalian jemput Arjuna di bandara."

"Manja banget minta dijemput."

"Papa iri ya nggak pernah dijemput mama?"

"Enggaklah. Mana ada cewek jemput cowok?!"

"Ada, ini nanti Alana yang ngelakuin."

"Ya, ya, ya. Suka-suka kamu aja. Oh iya dek, kamu nggak ada kegiatan kan?"

"Enggak, kenapa?"

"Anterin adik kamu sekolah sana. Tungguin sekalian."

"Loh emang mama mau kemana?"

"Sesekali biar mamamu ikut papa ke kantor, mau ya dek?"

"Mas ih, kasihan Alana."

"Sesekali sayang. Mau ya dek?"

"Iya deh mau, Sekala sekolah di mana sih?"

"Di itu, deket sekolahnya Ale. Ada PAUD-nya juga disana."

"Alana nungguin apa cuma nganter?"

"Tungguin dong. Tenang aja, di sana banyak yang jual jajanan, nanti papa kasih uang buat  jajan."

"Oke siap pak bos."

***


"Dek, mbak nunggu di sana ya." Sekala mengangguk setelah melihat tempat yang ditunjuk kakaknya.

"Yang bener belajarnya, nanti kita jajan yang banyak."

"Siap bos. Sekala masuk dulu. Dadah."

Beberapa jam kemudian Sekala keluar dari kelasnya, menghampiri Alana yang telah menghabiskan berplastik-plastik jajanan yang terjual di depan sekolah adiknya. Tak lama setelah itu, sekolah dasar tempat Ale bersekolah ternyata pulang lebih awal. Ale yang melihat Alana dan Sekala tengah menghabiskan juga membeli jajanan lain pun menghampirinya.

"Loh, kamu kok udah pulang?"

"Guru-guru rapat, Ale mau jajan juga."

"Sana beli, nih uangnya."

Setelah itu mereka pun kembali duduk di tempat Alana tadi.  Ketiganya tidak menghiraukan tatapan aneh para orang tua murid akibat jajanan yang mereka beli sangatlah banyak.

"Mbak, itu anak-anaknya?"

"Buk-"

"Jangan kebanyakan dikasih makanan kaya gitu mbak, nggak baik buat masa pertumbuhan anak."

"Iya jeng, belum lagi itu mbaknya kan beli banyak banget. Emang bisa ngabisinnya?"

Ale dan Sekala tidak menghiraukan kehadiran ibu-ibu itu. Beda lagi dengan Alana. Gadis itu memikirkan ucapan ibu-ibu tadi. Ini kebanyakan ya makanannya? Apa itu kode kalau ibu-ibu itu pengen minta jajanan mereka?

Belum sempat Alana menyuarakan pemikirannya, dering telpon pun terdengar. Senyum Alana merekah kala melihat nama yang muncul.

"Halo, assalamualaikum."

Amreta Tisna  [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن