Chap 9

2.8K 412 12
                                    

Perasaanku campur aduk ketika...

Pasutri bermarga Akaashi itu berbaur di antara kerumunan sembari memakan camilan yang mereka ambil sebelumnya.

Hari ini, saudara sepupu (name) mengadakan acara pernikahan di salah satu gedung di Tokyo. Sebagai anggota keluarga yang baik, Akaashi dan (name) ikut menghadiri pesta pernikahan itu dan ikut meramaikan acara.

Selama acara berlangsung Akaashi selalu saja menempel dengan (name). Tangannya seolah tidak mau melepas pinggang sang istri bahkan hanya untuk satu detikpun.

Di tengah-tengah acara, pasangan itu memisahkan diri dari kerumunan dan duduk di salah kursi kosong yang tersedia disana. Ketika mereka sedang mengobrol, tiba-tiba ibu (name) datang menghampiri mereka berdua dan ikut duduk di sebelah mereka.

"Bagaimana acaranya?" tanya ibu (name).

(name) segera menyahut. "Acaranya sangat meriah. Lihat... Bahkan pengantin perempuannya sangat terlihat bahagia sekali," balasnya sembari menunjuk saudara sepupunya yang sedang bergandengan dengan suami barunya.

Sang ibu terkekeh diikuti dengan Akaashi. Setelah percakapan singkat itu, aura hening menyelimuti mereka bertiga. Tidak ada yang membuka obrolan sebelum ibu (name) bermonolog pada dirinya sendiri.

"Kira-kira kapan ya aku dapat cucu..."

Uhukkkk

Akaashi yang sedang minum itu sontak tersedak ketika mendengar ucapan sang ibu mertua, bahkan (name) yang asalnya sedang memperhatikan jalannya acara seketika menoleh dengan mata membulat sempurna.

"Keiji kau baik-baik saja?" tanya ibu (name) dengan tenang sembari memberikan tisu pada Akaashi. Akaashi menerima tisu itu dan mengangguk. "Terima kasih... Aku baik-baik saja Kaa-san."

(name) terdiam tidak mau menanggapi ucapan sang ibu. Begitu pula dengan Akaashi. Pria itu berpura-pura tidak mendengar ucapan ibu mertuanya dengan mengalihkan topik pembicaraan.

Mengerti akan hal itu, ibu (name) tersenyum kecil seraya menatap lembut menantu dan putri kesayangannya.

"Tidak apa-apa... Kaa-san mengerti. Bersabarlah, semoga Tuhan segera mengabulkan permintaan kalian. Kaa-san yakin bukan hanya Kaa-san saja yang menginginkan hal itu bukan?" tanyanya. Pasangan itu mengangguk mengiyakan.

Ibu (name) beranjak dari kursinya lalu mengusap surai (name) dan Akaashi bersamaan.

"Kaa-san mengharapkan yang terbaik dari kalian."

Setelah mengucapkan itu, ibu (name) pergi meninggalkan Akaashi dan (name) sekaligus meninggalkan beban berat untuk mereka berdua.

Akaashi terdiam dan berbisik dalam hatinya.

Aku harus lebih berusaha kalau Kaa-san sudah berbicara seperti itu pada kami.

Lain dengan (name), ia khawatir dalam hatinya.

Perasaanku mengatakan akan terjadi sesuatu dalam waktu dekat ini.

***

"(name), Keiji."

"Ya Kaa-san?"

"Kalau boleh Kaa-san minta anak perempuan ya..."

"A-ah ya... Semoga... Hehee..."

"..."

"(name)-"

"Diam!"

"Padahal aku belum mengatakan apapun..."

"Pokonya diam!"

...Kaa-san sudah memberikan kode ingin segera menimang cucu di pangkuannya.

TBC

My Husband {Akaashi Keiji}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang