01 • Cemburu

4.5K 307 111
                                    

Hai, hai, apa kabar semuanya? Kuharap keadaan kalian baik-baik saja ya, dan yang tengah mengalami hari bad harus tetap semangat.

Sesuai judul, kali ini aku mau bikin cerita-cerita pendek tentang Atlantas dan Abel. Jadi, ini tuh kek lapak khusus buat mereka gitu. Tiap part pasti beda-beda.

Istilah enaknya, nih lapak buat bucin Atlantas & Abel.

Anyway, Atlantas & Abel udah sampai Kota mana aja, nih? Kasih tau aku dong di kolom komentar.

Dan kangan lupa dukungannya berupa vote, kasih komentar, pun share cerita ini kepada teman-teman kalian.  Terimakasih ^_^

Happy reading guys

••• 🏍️🏍️🏍️ •••


Atlantas itu jarang marah kepada Abel. Sungguh. Setelah mereka pacaran, sesekali memang bisa saja. Tapi, dalam artian marah yang tidak lama. Marahnya Atlantas pun pasti beralasan. Walaupun kadang terselip gengsi di dalamnya. Tapi satu hal yang pasti, Atlantas itu sangat pencemburuan.

Seperti saat ini. Atlantas mendiami Abel yang asyik menonton kartun Upin dan Ipin.

Alasannya sangat mudah, tapi tidak masuk akal. Tapi, jangan kaget. Sebab ini adalah Atlantas.

“Kak Atlas masih nggak mau bicara sama Abel gara-gara welpeper ponsel Abel ganti jadi foto Mail?”

Nah, itu akar masalahnya. Atlantas cemburu dengan Mail yang nyatanya tidak bisa Abel ajak pacaran.

“Mail itu cuman kartun, Kak Atlas.”

“Hm.” Atlantas hanya bergumam. Mengotak-atik ponselnya tidak jelas.

“Sini, lihat Abel dulu.” Abel langsung mengambil ponsel Atlantas. Menyimpannya di belakang tubuh. Lalu memegang kedua tangan Atlantas lembut.

“Kak Atlas jangan marah lagi, dong. Abel minta maaf, ya. Lagian kan welpapernya udah Abel ganti.” Abel membuka layar ponselnya. Menampilkan foto dirinya dan Atlantas yang tengah memamerkan cincin tunangan ke arah kamera.

“Tuh, tuh, lihat deh. Udah Abel ganti tau. Jadi, jangan marah lagi, ya,” bujuk Abel dengan wajah memelas.

Atlantas membuang muka. Mana sanggup ia melihat wajah menggemaskan itu.

“Aku nggak marah.”

Akhirnya, Atlantas mau juga bicara. Abel jadi tersenyum lebar.

“Beneran nggak marah?”

“Iya.”

“Nggak marah tapi ngambek kan?”

“Nggak.”

“Terus apa?” pancing Abel sengaja. Tentu saja ia sudah tau jawabannya.

Atlantas membuang napas kasar. Ia jadi kesal. “Kamu tau sendiri kalau aku nggak pernah suka saat kamu menyukai seseorang selain aku. Sekalipun itu cuman kartun bocah kayak Mail itu.”

Atlantas & ArabellaМесто, где живут истории. Откройте их для себя