08 • Hilang

1.5K 167 160
                                    

Hai, hai, aku kembali-! Ada yang nungguin Atlantas & Arabella, update gak nih ><

Ada typo, kasih tau aku, ya.

Yuk, langsung aja ..., happy reading guys

🏍️🏍️🏍️

Hari ini Atlantas benar-benar sibuk, dari pagi setelah mengantar Abel ke kampus, ia langsung datang ke kantor dan berkutat dengan tumpukan dokumen yang tidak pernah akan habis, lalu di sambung lagi dengan rapat bersama beberapa Petinggi Jabatan sampai pukul sepuluh malam. Hari yang benar-benar sibuk untuk Atlantas. Namun, ia tidak mengeluh. Hanya saja waktunya dengan Abel jadi kian menipis.

"Langsung antarkan saya ke Apartemen. Ada beberapa barang yang ketinggalan di aan," ucap Atlantas kepada sopir pribadinya, Pak Amin. Lantas, mobil tersebut pun melaju di jalan raya bersama beberapa pengendara lainnya.

Di sepanjang jalan Atlantas terus berusaha untuk menelpon Abel. Entah apa yang dilakukan gadis kecilnya tersebut sehingga tidak mendengar telpon darinya sama sekali.

"Pak, tolong lebih cepat."

Pak Amin langsung mengangguk z menancap gas menuju Apartemen Atlantas, hunian orang kaya berkumpul.

Sesampainya di basemant, Atlantas langsung keluar dari mobil dan bergegas menuju kamar Apartemennya. Atlantas jadi sedikit cemas, tidak biasanya Abel mengabaikan telepon darinya seperti ini. Pikiran-pikiran buruk terus menghinggapi bayangan Atlantas hingga rasanya ia ingin menghancurkan apapun yang ia lewati.

Setelah sampai di depan pintu kamar Apartemen, Atlantas langsung menekan beberapa angka pin hingga pintu bercat putih tersebut terbuka.

"Bella! Are you here? Answer me, Bella?!" teriak Atlantas menggelegar. Ia membuka pintu kamar dengan kasar. Nihil, tidak ada gadis tersebut. Perasaan Atlantas kian berkecamuk.

"Jangan bercanda, Bella!"

Atlantas membuka semua ruangan yang ada di Apartemennya, dan hasilnya sama, tidak ada Abel sama sekali.

Atlantas langsung membuka ponselnya, melacak keberadaan Abel melalui GPS yang ia pasang secara diam-diam di ponsel gadis tersebut. Namun, hasil yang ia dapatkan sama sekali tidak memuaskan. Ponsel Abel ternyata berada di Apartemennya, lebih tepatnya di meja makan dapur.

"Sial, dia ke mana?!" desis Atlantas menggenggam erat ponsel Abel sebelum akhirnya melempar benda digital tersebut ke dinding hingga rusak berkeping-keping.

🏍️🏍️🏍️

Di sisi lain lagi, Abel menggeliat pelan. Hawa dingin yang menusuk-nusuk kulit membuat acara tidurnya jadi terganggu. Namun, saat Abel merubah posisi jadi berbaring, menatap langit-langit, ia jadi tersenyum. Malam ini langit sedang di hiasi dengan banyak bintang. Benar-benar sangat cantik.

"Kapan-kapan Abel harus ajak Kak Atlas tidur di luar kayak gini," gumamnya.

Lalu Abel memilih untuk duduk. Merenggangkan otot-ototnya sebelum akhirnya membuka laptop untuk memeriksa jam.

"Sudah jam sepuluh ternyata. Kak Atlas sudah pulang belum ya?"

Sebenernya dari sore Abel susah sangat gabut, Atlantas melarangnya untuk keluar dari Apartemen tanpa seizin cowok tersebut dan pada akhirnya Abel memutuskan untuk menonton film di balkon. Bermodalkan laptop, selimut, serta bantal, membuat ia lupa waktu dan ujung-ujungnya jadi ketiduran sampai larut malam.

Atlantas & ArabellaWhere stories live. Discover now