5| Terjebak

97 13 0
                                    

Suara mesin blender menjadi pusat kebisingan utama di rumah kediaman Namoru. Saat seharusnya waktu digunakan untuk Natasha mandi, justru dia masih terjebak di dapur. Berkutat dengan buah melon dan susu putih kaleng.

Dapur sudah seperti kapal pecah, tapi kegiatan Natasha dari pukul setengah enam tadi tidak membuahkan hasil. Percobaan pertama teksturnya sangat cair, Natasha kebanyakan memberi air. Percobaan kedua jus terasa asin, Natasha salah memberi gula jadi garam. Percobaan ketiga, Natasha lupa memberi tambahan susu. Lalu percobaan keempat yang sudah sempurna justru tersenggol tangan Natasha ketika hendak membersihkan meja. Tumpah membanjir lantai.

Natasha memejamkan matanya, menahan rasa marah dalam dirinya. Hampir dia akan menyerah, tapi mengingat apa yang akan dia dapatkan nanti Natasha kembali bersemangat. Mengupas satu lagi buah melon utuh. Membuang bijinya, lalu memotongnya kecil-kecil agar mudah hancur.

Dia menyiapkan air matang, kali ini lebih berhati-hati dalam menakar— mempelajari kesalahan sebelumnya. Selesai, Natasha beralih mengambil susu kaleng menakarnya dengan timbangan bersekala kecil dalam bentuk gram.

20 gram.

21,1 gram.

Tes!

Sial itu tetesan terkahir. Natasha menarik nafasnya dalam-dalam. Tanpa sadar dia meremas kaleng kosong bekas susu dengan perasaan campur aduk. Ingin rasanya Natasha mengumpat keras, tapi dia tahan akibat banyak orang dirumahnya.

"Bi, masih ada susu cair gak!?" teriak Natasha memanggil pembantunya.

Seorang wanita paru baya tergopong-gopong berlari ke arah dapur. Menghampiri putri majikannya.

"Lho, Mbak Nata ngapain didapur? Bukannya harus sekolah?" tanyanya heran, dia sekaligus kaget saat dapur yang beberapa jam lalu rapi kini kacau balau.

"Iya, aku nyari susu cari. Masih ada gak? Di kaleng habis."

Wanita itu berjalan menuju lemari. Mengecek persediaan mereka, tapi nihil tidak ada susu cair pagi ini.

"Gak ada, Non. Adanya susu bubuk mau?" Satu kardus susu bubuk putih dengan gambar balita terlihat di tangan wanita itu.

Natasha meringis, dia menggeleng. Akan seperti apa jadinya jus melon dicampur susu bayi?

"Papa, pinjem mobilnya dong! Soalnya mobil aku dipake Rendy!" Suara menggelegar dari arah ruang tamu terdengar hingga dapur.

Perhatian Natasha teralihkan, dia melihat ke arah ruang tamu. Tak lama kemudian penampakan kakaknya yang selalu sempurna terlihat di kedua pupil matanya.

"Eh, mak Lampir lo ngapain di dapur? Mau jadi pembantu? Bagus— bagus sekalian tuh cuci baju gue," ujarnya memandang mengejek ke arah Natasha.

Natasha memutar bola matanya malas, sedang tidak ingin berdebat.

"Diem lu, ganggu hidup gue doang bisanya," jawab Natasha pedas.

Anna hanya tersenyum miring, mengambil satu roti di atas meja makan lalu duduk menikmati sarapannya.

Natasha mendekati kakaknya, duduk disebelah Anna ikut mencomot roti sobek.

"Oy, kak," panggilnya.

"Hm," Anna berdehem tanpa menoleh.

"Lu ada susu gak?" ambigu Natasha.

"Ha?"

Anna menoleh tak paham, matanya seketika menunduk melihat kedua belah dadanya. Apa susu ini yang dimaksud adiknya? Jelas dia punya!

"Bukan susu itu tolol! Tapi, susu cair lu punya kagak?" jelas Natasha, buru-buru memperbaiki kalimatnya.

SWEET SEVENTEEN; Devano DanendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang