PAGE 2 : Motel room

76 25 13
                                    

Arsenio merebahkan badan nya di atas kasur yang minimalis. Tak terlalu besar dan tak terlalu kecil juga. Dapat ia lihat kalau langit-langit kamar yang ia tempati masih dalam kondisi bagus walau ada beberapa sarang laba-laba.

Arsenio menempati kamar nomor 19. Nama nya juga motel , tak sebagus hotel ataupun hostel , villa dan tempat penginapan lain nya yang memiliki gelar 'bintang lima'.

Fasilitas nya memang sedikit banget. Di dalam kamar Arsenio hanya ada kasur berukuran sedang , kipas angin , satu laci kecil , dan juga meja bundar.

Sebelum nya Hugo sudah memberi tahu pada Arsenio juga , kalau di motel ini tak ada pelayan yang menyediakan makanan. Jadi harus dari diri kita sendiri yang mau bela-belain keluar buat cari makan.

Arsenio mengambil ponsel nya dari saku jaket. Ia membuka aplikasi hijau dengan ikon telephone untuk membalas pesan sang adik.

Toothless putih🔨
| Kak , lo masih di kampus apa gimana?
| Tadi kata nya mau pulang cepet

Gue gak pulang ya , Rum |

Hujan nya gak berhenti dari tadi. Tolong bilang ke mama |

Setelah membalas pesan sang adik , Arsenio kembali meletakkan ponsel nya di atas nakas atau laci meja kayu yang letak nya berada di sebelah kasur nya.

Perlahan-lahan mata Arsenio mulai terpejam untuk meng-istirahatkan mata dan juga badan nya yang terlalu lelah. Tapi tiba-tiba diri nya kembali terjaga ketika mendengar sesuatu yang menimbulkan suara berisik dari kamar di lantai atas.

"ck , bangsat! Gak bisa banget apa bikin gue tidur nyenyak?" Omel Arsenio.

Suara itu terus-terusan terdengar hingga membuat Arsenio kesulitan untuk tidur. Hingga akhirnya Arsenio terpaksa untuk keluar dari dalam kamar nyaㅡuntuk pergi ke lantai atas.

Tapi ketika Arsenio sudah membuka pintu kamar nya , yang ia rasakan hanya lah keheningan di tengah malam. Suara itu pun sudah terhenti dan Arsenio tidak mendengar nya lagi.

Arsenio lega. Ia akan kembali melangkah masuk dan pergi tidur , tapi ia di kejutkan dengan seseorang yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu.

"Kenapa keluar dari kamar?"

Berbeda dari Hugo yang selalu mengajak nya berbicara , kali ini Arsenio bertemu dengan orang baru lagi yang seperti nya juga menyewa motel ini , dengan nada nya yang ketus dan tampang wajah dingin.

"Enggak. Tadi gue denger ada suara berisik dari lantai atas. Pengen di samper malah ilang bunyi nya" jawab Arsenio.

"Gak perlu perduliin suara itu. Di motel ini , orang yang nempatin kamar di lantai atas emang suka berisik" ujar nya.

Lalu setelah nya , orang itu pun kembali masuk ke dalam kamar dan tak dapat lagi Arsenio lihat.

Arsenio juga ikut masuk ke dalam kamar dan segera merebahkan kembali badan nya di atas kasur.

"Udah lah gue gak peduli kalo ada suara lagi. Yang penting gue tidur terus langsung capcus ke kampus pagi-pagi"

Kata Arsenio yang kemudian menutup mata nya. Ia tertidur dengan sangat lelap. Mungkin karena saking capek nya , Arsenio sampai tidak mendengar kalau suara berisik di lantai atas itu kembali terdengar.

 [ ✓ ] THE MOTELWhere stories live. Discover now