PAGE 5 : Masih penasaran

42 22 5
                                    

Sepeda motor milik Arsenio sudah terparkir di depan cafe yang Calvin minta untuk diri nya datang menemui nya di sana. Arsenio memasukkan kunci motor nya ke dalam saku , lalu kemudian masum ke dalam cafe.

Arsenio mengedarkan pandangan nya untuk mencari Calvin. Arsenio lupa , dia tidak tahu Calvin mengenakan baju apa.

"Sen!"

Teriak seseorang yang memanggil nya. Arsenio menoleh ke arah kanan dan mendapati Calvin yang tengah menyuruh nya ke sana. Pantas saja Arsenio tidak menemukan Calvin dengan cepat. Rupanya dia duduk membelakangi pintu masuk.

"Jadi , kenapa lo ngajak gue ke sini?" tanya Arsenio to the point yang kemudian duduk di bangku kosong yang sudhh tersedia.

Calvin mengarahkan rokok batangan ke lilin yang berada di sebelah kanan nya dan di hisap setelah nya. "Sebelum itu , kenapa sama muka lo? Kok kayak waspada gitu?" Tanya Calvin.

Arsenio yang semula memasang wajah waspada kini berubah menjadi wajah biasa-biasa saja.

"Mana ada sih. Ngarang banget lo , emang tampang gue gini kali" kata Arsenio.

"Haha , panik ternyata" cibir Calvin.

"Gue ajak lo ke sini karena mau kasih tau soal sesuatu" kata Calvin sambil meniup asap rokok yang habis di hisap.

"Tentang?"

"Sesuatu yang selalu lo denger tiap malem di lantai atas. Gue mau bilang itu sekarang , karena nanti gue gak bakalan bisa bilang apa-apa lagi ke lo" ucap Calvin.

Arsenio mengangguk dan menatap Calvin dengan tatapan serius.

"Lo jangan sampe ketemu samaㅡ"

Tringg~

"Sebentar.." potong Arsenio yang kemudian mengangkat telpon nya.

Sembari menunggu Arsenio selesai terima telpon , Calvin terus meng-hisap rokok nya dan meminum se-gelas blue sunrise soda yang ia pesan.

Tidak kurang dari 2 menit , Arsenio sudah selesai menerima telpon. Tapi belum juga Calvin akan melanjut kan kalimat nya , Arsenio sudah berdiri dari posisi nya duduk.

"Sorry , Cal. I have to go now. Gue di suruh ambil beberapa kertas tugas di kampus" kata Arsenio dengan terburu-buru. "Next time ya..." lalu Arsenio keluar dari cafe meninggalkan Calvin seorang diri.

Arsenio membawa sepeda motor nya itu dengan kecepatan tinggi. Dosen yang menghubungi nya itu membuat pikiran Arsenio di penuhi dengan rasa penasaran tentang sesuatu yang mau Calvin ceritakan.

Tapi dia lebih mementingkan untuk mengambil kertas tugas nya. Karena kan bisa kapan-kapan lagi ngajak ketemuan nya dan melanjutkan kalimat yang sempat terpotong.

"Ishh demi apapun anjrit gue masih penasaran sama si Calvin" kata Arsenio seraya mengacak rambut nya. Kaki nya terus melangkah melalui setiap koridor untuk menuju ruang dosen.

"Tapi kata Chester si Calvin pembunuh? Apa sebener nya dia ngajak ketemuan terus mau kasih tau kalo dia mau bunuh gue? dan ngasih tau tentanv keberisikan di lantai atas tuh cuma semata aja?" Arsenio bergidik , "Kampret juga tuh orang..."

Lalu setelah nya Arsenio berbelok ke arah kanan dan masuk ke dalam sebuah ruangan.






















 [ ✓ ] THE MOTELWhere stories live. Discover now