VIII. Tetap Bertahan

3.4K 412 99
                                    

Sudah 3 hari berlalu, semenjak mereka berdua melakukan malam panas. Kini Zishu sudah bisa beraktivitas kembali seperti biasa.

Karena sudah sembuh, ia kembali mengajari anak - anak muridnya. Saat ini Zishu sedang memperhatikan mereka berlatih. Terlihat bersemangat walaupun panas siang membuat mereka pusing.

Sore ini, Zishu berniat menulis surat untuk Hantu Duka. Ia ingin memberitahukan perihal obat ramuan yang dibuat oleh Ny. Luo.
1 botol ramuan telah di minum olehnya. Masih banyak lagi botol ramuan yang mengantri untuk ia minum nantinya. Zishu berniat menyerah pada 'Rencana Rahasia' mereka.

Dengan hati yang gundah, Zishu berbicara dalam hati.
Haruskah aku meminum ramuan itu lagi. Dan kembali melakukan malam panas dengan Wen Kexing ? Mengingat Lao Wen yang selalu membara di ranjang. Jika tak puas maka takkan berhenti. Ingin rasanya aku mati sekarang. Aku ingin menyerah, ya Dewa !

Murid - murid memperhatikan ekspresi Zishu saat berlatih. Mereka menjadi penasaran dan bingung. Mengapa guru mereka terlihat gelisah saat ini ? Tetapi sepertinya jawaban mereka tidak terjawab. Mereka semua takut untuk bertanya.

Tidak termasuk Chengling tentunya.
Chengling menyakini kalau ekspresi gurunya itu karena panasnya matahari. Jadi gurunya terlihat sangat gelisah.

Chengling sangatlah polos...

~~~wuhu~~~

Setelah siap melatih murid - muridnya. Zishu beranjak ke kamar.
Ia bersiap menulis surat.

Di dalam surat tertulis :
Nyonya, ini aku Zhou Zishu. Aku sudah meminum 1 botol ramuan itu.
Tetapi saat aku kembali ke Desa Empat Musim.
Kau menaruh banyak sekali botol ramuan di kantong ku.
Apa itu artinya aku dan Wen Kexing harus melakukannya terus - menerus ? Sampai pada akhirnya botol - botol ramuan tersebut telah habis ku minum ?
Tidak bisakah sekali minum saja ? Apakah nantinya ramuan ini benar - benar manjur ??
Bagaimana jika tidak !
Sia - sia luka ku ini.
Nyonya, tolong secepatnya balas surat ku ini.
Aku sudah sekarat sekarang !

Tertanda
Zhou Zishu

Tanpa sepengetahuan Wen Kexing.
Zishu diam - diam menitipkan surat itu pada salah satu muridnya. Murid tersebut pun pergi mengantar surat itu.

~~~wuhu~~~

Sudah genap 2 hari berlalu. Belum ada balasan surat dari Lembah Hantu. Zishu terlihat gelisah menunggu. Wen Kexing yang melihatnya sedikit menaruh curiga pada Zishu.

Mengapa wajah A-xu selalu gelisah ? Sebenarnya, apa yang terjadi padanya !

Wen Kexing memanggil Chengling yang masih berlatih. Chengling pun berlari keluar dari barisan menuju tempat duduk Pamannya.
"Ada apa paman Wen ?"

"Lihat, mengapa wajah guru mu itu selalu gelisah ? Tidak bisakah kau tanyakan padanya. Mengapa ia selalu begitu ? Paman mu ini sudah sering sekali bertanya. Tetapi guru mu selalu berkata, 'Lao Wen... Aku tidak apa - apa'. Paman mana bisa percaya dengan perkataannya itu".

Wen Kexing berkata sangat pelan pada Chengling. Ia takut kedengaran oleh Zishu.

"Baik Paman, akan ku coba bertanya pada guru" jawab Chengling.

Kemudian Chengling menghampiri gurunya yang berdiri di depan murid - murid yang sedang berlatih. Sesekali Zishu menghela napasnya. Lalu serius kembali memperhatikan ke depan.

"Guru"
Chengling memanggil Zishu yang tepat di sampingnya sekarang.

"Ada apa"

"Apakah guru sedang tidak sehat sekarang ? Sebaiknya, guru beristirahat saja"
Chengling yang polos mengira wajah gelisah Zishu karena ia kurang sehat.

Wuhu Family (After Word of Honor) | END Where stories live. Discover now