Roh Jahat (1)

1.9K 484 185
                                    

Untuk sampai di Udgar, mereka harus melewati perbukitan di dekat bekas Kota Chroma. Mumpung lewat, Sunoo meminta untuk mampir ke tempat dimana ibu dan pamannya –Daniel dimakamkan. Dia meletakkan sebuket bunga dan mendoakan mereka di sana.

Setelah dari Chroma, mereka harus mengunjungi Ashton terlebih dahulu karena tidak ada jalan yang lebih aman daripada itu.

Udgar berada di atas tanah yang tandus dengan padang pasir luas di sebelah utara. Bila jalan-jalan Ashton dipenuhi dengan mobil dan sepeda motor serta benda-benda canggih lainnya, maka Udgar punya pemandangan yang lebih megah.

Mereka tidak mendirikan gedung-gedung tinggi, tapi mereka punya bangunan seukuran kamar yang melayang di udara. Orang-orang sudah tidak lagi berjalan di atas tanah, mereka terbang bebas di langit biru.

Tak pernah ada yang tahu bahwa Udgar yang katanya miskin itu ternyata punya semua hal ini.

"Sudah merasa kecil setelah melihat kotaku?" ledek Taehyun pada Heeseung. Heeseung tak menanggapinya dan hanya menghembuskan napas tenang.

"Bagaimana kalian melakukannya?" Jungwon berbinar.

"Tentu saja dengan sihir," Taehyun memutar tangannya dan muncul seberkas api.

"Kau juga bisa membuat api?"

Taehyun mengangguk, "Walaupun tidak sebesar punya Klan Penjaga Kuil."

"Apa kalian semua juga bisa terbang seperti itu?" Sunoo menunjuk ke langit tak kalah antusias.

"Seperti tidak semua orang bisa menggunakan pedang, tidak semua penyihir bisa menggunakan sihir terbang. Terbang termasuk teknik sihir tingkat tinggi. Tidak sembarang orang bisa melakukannya."

Ini menjawab pertanyaan Heeseung tentang kemana perginya Taehyun setelah melompat dari lantai lima belas Kuil Utama di awal pertemuan mereka. Rupanya dia terbang.

"Kalau kalian bisa membuat api, bisa terbang juga, bukankah keistimewaan klan lain jadi terlihat tidak istimewa? Itu, kalian kan bisa melakukan semuanya," kata Jake.

"Api yang kami buat bila dibandingkan punya Klan Penjaga Kuil sama seperti membandingkan korek dengan tungku. Kami bisa terbang tapi hanya sebentar saja. Penyihir punya kapasitas energi. Kami tidak bisa menggunakan sihir sebebas yang kami mau, ada batas maksimal energi yang bisa kami pakai dalam sehari," jelas Taehyun, "Lebih dari itu, kami hanya manusia biasa."

Taehyun membawa mereka ke depan sebuah gedung berlantai lima. Gedung itu berada tepat di depan rumah makan, benar-benar ada di pinggir jalan. Berbeda dengan area masuk yang cerah, wilayah ini tampak sedikit suram.

"Ini rumahmu?"

"Bukan, ini penginapan. Aku tidak punya rumah, aku tinggal di sini. Tenang saja, aku sudah menyewa cukup kamar untuk kalian."

Heeseung mengamati Taehyun dari belakang. Taehyun bilang dia tidak punya rumah makanya dia menyewakan mereka penginapan. Melihat penginapan ini tidak terawat dengan baik, pasti Taehyun punya kendala dengan biaya. Tahu begitu seharusnya dia melarang Jungwon ikut tadi.

Menambah satu orang saja pasti akan memberikan perubahan yang cukup berpengaruh pada anggaran.

"Uangku tidak akan habis hanya untuk memberikan akomodasi pada kalian," Taehyun menatap sinis seolah mengerti isi pikiran Heeseung, "Aku tidak semiskin itu."

"Katamu kau adalah pusat klan, kenapa hidupmu susah begini? Sejauh yang ku tahu, pusat klan selalu hidup enak," kalau bisa, Sunoo ingin melakban mulut Jake biar dia tidak sembarangan melontarkan komentar tidak tahu malu.

"Mereka hidup enak karena diagungkan oleh klannya," jawab Taehyun, "Klan An berbeda, hanya kalau kau berbakat dan bermanfaat maka kau akan dipuja. Sebaliknya, kau akan dibuang bila kau bukan apa-apa kecuali sampah."

CLANS: The Revenge| ENHYPENTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon