Merah (2)

1.7K 472 179
                                    

Ada sebuah ruangan khusus yang digunakan Miko untuk melakukan semua urusannya. Mulai dari membuat obat, jimat, ataupun mempelajari teknik ritual baru. Ruangan itu tidak boleh dikunjungi oleh orang lain kecuali Miko. Bahkan hanya orang yang benar-benar suci seperti pelayan yang masih perjaka atau perawan yang diijinkan untuk membersihkannya.

Dalam hal ini, Beomgyu diberi tugas untuk membersihkan ruangan itu. Meskipun Beomgyu selalu menyebut dirinya adalah pelayan tuannya, Beomgyu bukan pelayan di rumah ini.

Beomgyu adalah makhluk ciptaan langit yang bahkan lebih terberkahi oleh Miko itu sendiri dan dia dengan sukarela menerima tugas itu sebagai bayaran karena pemilik rumah telah mempersilahkan Beomgyu tinggal di sana.

"Ku kira kau sedang melakukan pekerjaanmu, Heeseung," Beomgyu berdiri di belakang Heeseung sambil membawa sapu.

"Aku sedang bosan."

"Apa kau sedang bermeditasi? Oh ya, kalau tidak keberatan, bisa kau keluar sebentar? Aku mau membersihkan tempat ini."

"Beomgyu, duduklah. Rasanya tidak terlalu menyenangkan untuk berkunjung ke ingatan orang lain sendirian," Heeseung menarik tangan Beomgyu dan menyuruhnya duduk.

Beomgyu mengangkat alisnya, "Mengunjungi ingatan? Apa kau tidak tahu kalau itu sangat tidak sopan?"

"Sssttt.. akan ku tunjukkan masa lalu Jake, bagaimana?"

Beomgyu mengangguk mantap.

Setelah melakukan kunjungan ingatan selama beberapa saat, Beomgyu membuka mata dengan wajah sumringah, "Lagi! Aku tidak banyak tahu tentang tuanku, tapi melihat Jake kecil rasanya seperti melihat tuanku dalam wujud anak-anak."

Tapi, Heeseung menggeleng, "Aku mau lihat punya Jungwon."

"Jungwon?" Beomgyu mengingat-ingat, "Ah, anak Klan Elve itu? Boleh saja, ada yang membuatku penasaran tentangnya."

"Aku pernah mengunjungi ingatannya sekali, itu hanya sekitar setahun sebelum aku bertemu dengannya, jadi wajah maupun tinggi badannya tidak banyak berubah. Makanya hari ini aku mau coba jalan lebih jauh kira-kira berapa tahun ke belakang, ya?"

"Coba saja tujuh atau enam tahun lalu saat ia masih sekitar delapan tahun."

Heeseung menggenggam tangan Beomgyu lalu mereka sama-sama memejamkan mata. Menanti-nanti seperti apa Jungwon kecil di masa lalu. Tapi,

"Eh?" Heeseung mengerjap lalu menggeleng, "Maaf, aku ulangi."

Menutup mata lagi, Heeseung mengernyitkan dahinya, "Kenapa, ya? Apa aku tidak berhasil? Apa kau juga melihat hal yang sama denganku?"

Yang Heeseung lihat pada ingatan Jungwon di tujuh tahun yang lalu hanyalah gambaran buram. Heeseung merasa ada hijau menghalangi pandangannya lalu sedikit cahaya matahari yang berpendar di kegelapan. Saat Heeseung mencoba lagi, dia hanya mendapati pemandangan yang sama.

Beomgyu menatap Heeseung polos. Dia lalu menarik lengan Heeseung ke luar ruangan. Beomgyu bergerak menuju salah satu pohon kesemek di dekat kolam dan memetik beberapa helai daunnya.

Kemudian, dia kembali pada Heeseung hanya untuk menutupi matanya dengan dedaunan itu, sedikit memaksa Heeseung untuk mendongak menatap matahari terik.

"Sama, kan?"

.

.

"Aku tidak percaya mereka masih bisa mengadakan festival di situasi seperti ini," Jake mengulum lolipopnya sambil duduk di pinggiran air mancur.

Demi festival musim gugur yang diadakan setahun sekali, Jake meminta ijin untuk pergi ke Central selama beberapa hari. Pastinya bersama satu rombongan seperti biasanya ditambah seorang bocah dari Klan Es kenalan mereka, Kangmin.

CLANS: The Revenge| ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang