Roh Jahat (5)

1.9K 485 209
                                    

Sunghoon menatap ke luar jendela, duduk bersandar pada kepala ranjang. Mangkuk buburnya sudah kosong, tandas tak bersisa. Sunghoon merasa dia harus cepat sembuh untuk menebus semua kekacauan yang telah dia perbuat.

"Sunoo, aku minta maaf," kata Sunghoon. Dia menggenggam mangkoknya erat sambil masih menatap jendela.

"Minta maaf itu lihat orangnya, dong,"

Mau tak mau, Sunghoon menoleh pada Sunoo yang duduk di kursi di samping ranjangnya, "Aku minta maaf."

"Semua luka dan memar yang memenuhi tubuhmu itu adalah tanda bahwa aku sudah memaafkanmu."

Sunghoon terpaksa tersenyum. Luka yang Sunoo maksud adalah luka yang diakibatkan oleh serangan Jake yang membabi buta tempo hari. Untung saja ketika kerasukan Sunghoon tidak sadar, jadi dia tidak mengingat bagaimana sakitnya sampai tubuhnya serasa hancur begini.

Setelah Sunoo, Sunghoon mencoba untuk membuat kontak mata dengan Jake.

"Apa? Aku gak bakal minta maaf, ya. Aku tidak melakukan kesalahan."

Baiklah, terserah Jake saja.

Ketika itu, Jungwon muncul dari balik pintu dengan satu vas bunga. Bunga yang sama seperti yang dilihat Sunghoon ketika dia mengunjungi sebuah tempat yang katanya adalah ruang jiwanya dan bertemu orang itu.

Sampai saat ini, Sunghoon tidak tahu siapa namanya, apa tujuannya berada di sana. Orang itu mengatakan bahwa Sunghoon dan dirinya adalah orang yang sama. Bila 'Sunghoon yang nampak dewasa' itu bukan dari masa depan, lantas dia dari mana?

Terlebih lagi siapa identitasnya yang sebenarnya? Kalau Sunghoon tidak salah menduga, orang itu juga yang membuatnya hidup kembali karena Sunghoon yakin seratus persen bahwa dirinya sudah mati saat Heeseung menusuknya waktu itu.

"Aku bersyukur karena kamu sepertinya sudah baikan setelah tertidur selama tiga hari," ujar Jungwon, dia cemberut, "Meskipun sangat menyebalkan karena harus terus berada di tempat ini tanpa keluar sama sekali. Dasar Heeseung itu."

"Ada apa?" tanya Sunghoon tak mengerti.

"Heeseung melarang kami untuk berkeliaran. Sekarang mereka sedang pergi untuk menyelidiki sesuatu," jawab Jake.

"Menyelidiki?"

"Setelah dari aula kristal kemarin, Heeseung menemukan bahwa kristal mereka bukanlah sumber masalahnya. Roh jahat yang bertebaran di seluruh kota bahkan sampai ke tempat Klan Penjaga Kuil rupanya sengaja dipanggil oleh seseorang," jelas Sunoo, "Itu hanya dugaan awal kami. Namun, Taehyun ternyata juga satu pikiran."

"Itu benar," Taehyun tiba-tiba muncul bersama Heeseung, "Ada yang sengaja membuat kekacauan di sini."

"Yakin ini tempatnya?"tanya Taehyun memastikan pada Heeseung. Mereka sampai di sebuah pub yang sudah ditinggalkan atas arahan Heeseung. Heeseung bilang dia melihat ada aura tidak menyenangkan dan sisa-sisa energi hitam tak wajar dari tempat ini.

Maka dari itu, meski dengan sedikit gerutuan dan omongan tak menyenangkan, Taehyun mengikuti saja kemana Heeseung membawanya. Begitu-begitu Taehyun tidak pernah meragukan kemampuan seorang Miko.

Pintunya berderit saat dibuka, sedikit tak mengenakkan untuk didengar telinga. Menambah kesan angker dari tempat ini. Apa pernah ada tragedi di sini dan membuatnya jadi berhantu?

"Bukan hantu, penyihir kok percaya sama yang begituan," sindir Heeseung.

Mata Taehyun melebar, "Sudah ku bilang, jangan membaca pikiran orang sembarangan! Dasar tidak sopan!"

CLANS: The Revenge| ENHYPENWhere stories live. Discover now