Raiden-chapter 8

136K 13.8K 449
                                    

Wajib follow sebelum baca.

•••

Jam menunjuk 'kan pukul 09.00 artinya jam istirahat telah tiba. Masih didalam uks alena menatap langit-langit bercat putih. Merasa sangat bosan sekali.

Mau turun juga kaki nya masih terasa sakit untuk berdiri. "Raiden mana sih, bosen banget disini kaya gak ada kehidupan," ucap alena cemberut sekaligus kesal.

"Aish, mana perut aku udah bunyi-bunyi pasti cacing cacing aku kelaperan." Lagi-lagi gadis itu berbicara sendiri.

"Gila lo?"

Alena tersentak karena kehadiran raiden yang sudah berdiri disamping nya. Kapan lelaki itu masuk?!

Mungkin terlalu banyak menghalu soal makanan alena jadi tidak tersadar.

"Nih makan." Raiden menyerahkan satu bungkus plastik berisi styrofoam.

"Itu apa?" Mata alena berbinar.

"Buka sendiri lah." Raiden membaring kan diri disebelah alena sedangkan gadis itu sedang terduduk memangku makanan.

Membuka ponsel dan bermain game. Sambil menunggu gadis itu selesai mengisi perut.

"Kok bubur? aku kan enggak sakit," ucap alena memandang raiden yang asik bermain game.

"Emang bubur buat orang sakit aja?" Jawab raiden tanpa mengalih pandangan dari ponsel.

"Ya tapi kan--"

"Makan aja." Potong raiden cepat dengan wajar datar.

Alena mengganguk pelan dan mulai memakan dengan menggunyah lemah.

"Ngunyah yang bener!"

"Bersyukur masih bisa makan lo, banyak orang diluar sana enggak makan berhari-hari."

Alena diam menunduk dengan mata berkaca-kaca. Tenggorokan nya terasa tercekat. Perkataan raiden sedikit menyentuh hati alena ia merasa menjadi orang yang tidak bersyukur. Bukan tidak bersyukur alena suka bubur, tapi saat ini gadis itu sedang menginginkan yang lain.

"Gue suruh makan bukan nangis." Lelaki itu bangun dari posisi baring. Mendudukkan diri disamping alena.

"Mau apa?" Tanya raiden kepada alena yang masih menunduk.

Alena menggeleng kecil dan menyuapkan satu sendok bubur kedalam mulut.

"Es krim mau?" Kali ini raiden terpaksa berucap seperti itu agar mood alena tidak memburuk.

Alena mendogak dan menatap raiden menahan bibir yang berkedut tersenyum.

"Mau gak?"

Alena mengganguk cepat dengan senyum manis yang terpancar dibibir.

"Gitu aja cepet lo!" Ketus nya.

Raiden berdiri didepan alena merentangkan kedua tangan. "Mau ngapain?" Tanya alena bingung.

"Gendong sini," ucap nya santai.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang