Raiden-chapter 18

98.3K 10K 831
                                    

•••

Alena melangkah kaki hendak menuju kelas, ia baru saja membeli pulpen dikoperasi sekolah. Namun langkah nya terhenti ketika mendegar suara bising ditangga menuju kelasnya.

Alena berbelok dan terlihatlah 5 cowok sedang nongkrong ditangga. Siapa lagi kalau bukan raiden and geng. Mereka pasti membolos.

"Wih mampus lo rai," gumam doy pelan.

Raiden memasang wajah datar. Ia tahu alena pasti sedang kesal dengannya.

"Ngapain diluar?" Tanya raiden.

Alena mengeryit binggung tidak salahkan pertanyaan lelaki itu. Yang seharusnya yang bertanya seperti itu kan alena.

"Aku habis beli pulpen, kamu ngapain disini? Bolos?" Tanya alena galak.

"Keliatannya," jawab raiden mengangkat bahu acuh.

"Bolos aja terus, katanya pinter!" Cibir alena.

"Terusss al, emang ni si raiden juga yang ngajak kita. Sesat nih anak," kompor doy.

Raiden menatap doy tajam. Yang ditatap hanya menyegir tidak jelas.

"Masuk sana," suruh raiden.

"Kamu masuk sana! malah suruh aku lagi!" Alena melipat tangan didepan dada.

"Ngapain kalian disini?" Tanya bu ninu tepat dibelakang alena.

"Yang ibu liat." Jawab raiden santai.

"Raiden!" Tegur alena melototkan mata.

"Membolos lagi? KALIAN SAYA HUKUM BERDIRI DILAPANGAN SAMPAI JAM ISTIRAHAT!" Teriak bu ninu menggelegar.

"Telinga gue," lirih achan mengusap telinganya.

"Kamu juga kenapa disini sendiri alena?" Tanya bu ninu datar.

"Saya habis beli pulpen bu!" Jawab alena menunjuk pulpen berjambul awal yang baru ia beli.

"Saya beri kamu tugas, awasi mereka jangan sampai kabur!" Ujar bu ninu pada alena.

"Kamu ada guru dikelas?"

Alena menggeleng. "Enggak, cuma disuruh catat aja bu."

"Yaudah kamu awasi mereka sampai jam istirahat berbunyi!"

Alena mengganguk cepat sungguh jantung nya berdebar jika sudah berdekatan dengan bu ninu. Sangat menyeramkan.

Bu ninu berjalan melewati mereka. Lalu menatap sinis pada kelima cowok itu.

"Awas copot tu mata." Celetuk achan.

"Dihukum lagi? Skuy lah!" Ucap althar berjalan duluan menuju lapangan.

"Gila!" Saut bintang menyusul althar.

"Skuy lah kita juga diawasin sama dede gemes." Ucap doy merangkul achan memberi kedipan maut pada alena.

"Ada ada aja ih!" Tawa alena.

Raiden meraup wajah alena. "Gak usah ketawa lo." Datarnya.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang