NATHAN || 36

45.3K 3.1K 186
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

--------

Sesampainya dirumah sakit Cempaka langganan anak Archimosh jika sedang sekarat. Nathan turun dari mobil, menutup pintunya lalu berjalan cepat kearah Anin dan membantu wanita itu turun. Terakhir datang kerumah sakit ini, itu beberapa bulan yang lalu. Tidak ada serangan mendadak dari Scoliov membuat mereka tidak pernah datang kesini. Dan kabar dari Satria yang menyuruhnya datang kemari jelas membuat Nathan terkejut.

Keduanya masuk kedalam rumah sakit yang terlihat ramai, padahal waktu sudah dini hari. Dari wajah Nathan, dia terlihat heran melihat beberapa bapak-bapak sedang berbincang sambil berdiri. Bukan itu penyebabnya, tapi darah kental yang ada dibaju mereka.

Nathan bingung dan penasaran. "Ada apa?"

Saat hendak berjalan, Nathan merasakan ponsel dalam saku celananya berdering. Ia menahan istrinya hingga Anin berhenti melangkah sebelum mengambil hapenya dan membaca pesan dari Satria.

Bang Satria : Dtg keruang inap nomor 103 lantai dua.

Seperti tau, Satria langsung menyebut nomor ruang inap sebelum Nathan mendatangi resepsionis. Cowok bertato elang itu menyimpan ponselnya, menarik tangan istrinya menuju lift dan menekan nomor dua.

Anin diam tidak bicara, melihat wajah suaminya Anin tak berani bertanya apa yang terjadi. Ia hanya diam sampai akhirnya pintu lift terbuka dan keduanya keluar dari sana dan berjalan mencari kamar nomor 103.

Saat berbelok kekanan, langkah keduanya spontan berhenti. Anin sangat terkejut melihat semua anak Archimosh ada disini hingga memenuhi lorong. Bukan hanya itu, alumni Archimosh juga ada disini. Tatapan Anin mengarah pada Erik yang menangis dalam dekapan Theo. Lalu pada Gabriel, Rad, dan Bernard yang berpelukan sambil menangis.

Ada Damian yang sedang ditenangkan oleh Nanda. Para cowok-cowok berusia 20-an tampak terdiam menatap kosong kedepan, muka mereka datar tapi Anin bisa melihat ada kesedihan disana. Apa yang sebenarnya terjadi? Batin Anin bertanya.

Sama halnya dengan Nathan, ia pun kaget melihat semua anggotanya ada disini. Cowok itu melepas rangkulannya pada bahu istrinya lalu berlari kearah mereka. Suara derap langkah kaki membuat semua orang menatap kearah Nathan.

"Apa yang terjadi?! Kenapa kalian pada disini?! Siapa yang sakit?!" Nathan bertanya beruntun, mukanya panik dan pucat. Tangannya bergetar dan badannya keringat dingin ketika ia melihat ada darah dibaju Erik.

Hening. Tidak ada yang menjawab, tapi tangisan Erik makin mengencang.

"TULI LO SEMUA?!" Nathan berteriak. Tidak ada jawaban membuat Nathan berjalan menghampiri Satria. "Ini ada apa, kasih tau gue! Kenapa semuanya pada nangis?" Nathan menyapu pandangannya pada teman-temannya yang terlihat memprihatinkan.

Sebelum menatap Nathan, Satria menghembus kasar napasnya. Ia berkata datar tapi wajahnya tersirat kesedihan. "Dimas meninggal."

"H-hah?" otak Nathan blank, tangannya menyentuh pundak lebar Satria kontan terlepas. Karena terkejut Nathan tidak menangis. Ia tidak percaya salah satu anggotanya meninggal diwaktu yang tidak terduga. Siang tadi Nathan menatap Dimas yang baik-baik saja, dia aktif seperti biasanya. Lalu bagaimana bisa ia mendapat kabar bahwa Dimas meninggal.

NATHAN [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang