Start.

2.2K 238 23
                                    



˛˚⚘ 、M E M O R I A
﹠﹠.  ─┄ genshin impact school!au。
    
Sesungguhnya, aku menyukai waktu yang kita habiskan b e r s a m a.

Pair : Xiao ╱ Reader ╱ Albedo
Genre : Romance, fluff, comedy, slice of life.
Rating : 13+

It was H E R, the PHANTOM of delight

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

It was H E R, the PHANTOM of delight.

─────┈

"Kau telah gagal dalam kelas remedial keduamu,"

Waktu seolah berhenti berputar. Suara dingin pria itu menguasai ruangan sepi yang hanya dihuni dia dan seorang gadis. Dalam genggamannya terdapat selembar kertas, diduga merupakan hasil ujian si gadis.

Sepasang manik yang terbingkai kacamata mengalihkan atensi pada yang diajak bicara, membuatnya mematung kehabisan kata-kata. Wow, jika tatapan bisa membunuh maka gadis itu mungkin sudah terbaring tidak bernyawa.

"[Full Name]-san, dengan ini kau akan dikeluarkan dari sekolah."

Hening.

"Huh?" Senyum tidak percaya dia cipta pada iras. Apa pendengaran [Name] tidak salah? "Anda tidak bercanda, 'kan, Sensei...?"

"Tidak."

Singkat, jelas, padat. Kalimatnya absolut tidak ada bantahan. Lagipula apa guna dia bergurau? Hanya saja, satu kata itu cukup menusuk tepat di dada [Name].

"T-tapi, saya sudah mengikuti kegiatan ekskul dengan baik!"

"[Surname]-san, syarat kelulusan yang paling utama adalah mendapatkan nilai akademik yang cukup, minimal B." Jelasnya tidak mau kalah. "Nilai akademikmu nyaris di semua mata pelajaran adalah D. Apa nilai kegiatan ekstrakulikuler-mu bisa membantu? Sama sekali tidak."

[Name] terbungkam. Ah, sial, pandangannya mulai memburam. Seharusnya dia tidak menangis di sini.

"Sayang sekali sekolah ini tidak akan mendidik murid yang tidak naik kelas, jadi terpaksa kami akan mengeluarkanmu."

Dan kenapa sang guru malah kembali melemparkan kalimat pedih lainnya!? Si gadis menarik napas, kemudian menghembuskannya perlahan, berusaha mengendalikan emosinya. Satu anggukan dia beri sebagai respon, sebelum akhirnya berpamitan meninggalkan ruang guru.

Dalam kondisi setengah melamun, punggungnya mulai menjauh. Dia sampai tidak menyadari ada yang memanggilnya berkali-kali, membuat si pemanggil mau tak mau berlari kecil menghampiri figurnya.

"[Name]!"

Suasana hatinya saat ini membuat tepukan yang dia terima di kedua sisi bahu sukses memancing emosi. Gadis itu menepis kedua tangan kawannya, sebelum berbalik melempar wajah garang.

"BERISIK!"

Ups, dia sudah kelewatan. Lihat, sepasang insan bersurai pirang di hadapannya sampai terlonjak.

Sadar akan sikapnya, [Name] yang sempat membeku beberapa saat langsung menghela napas. "M-maaf," gumamnya.

"Tidak, itu salah kami. Maaf." Yang wira menyahuti, sementara dara di sebelahnya hanya diam dengan raut merasa bersalah. "B-bagaimana hasilnya?"

"Apa kau harus remedial lagi?"

Jawaban yang diterima keduanya hanyalah sebuah gelengan, membuat baik Aether maupun Lumine mengerjap kebingungan.

"Jadi... nilaimu sudah cukup?"

Sementara itu [Name] hanya diam, seolah sengaja membuat kedua kawannya penasaran. Baru saja Lumine hendak angkat suara, gadis di hadapannya malah mengeluarkan air mata. Terkejut? Oh, jelas.

Yang paling membuat terkejut adalah ketika [Name] langsung jatuh terduduk dengan kedua tangan menutupi wajahnya.

"[NAME]!?"

( cont. )

мємσяια ╱ Genshin Impact School!auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang