Sugar Boy 6 - Hanya Sekedar Harapan

1.4K 182 191
                                    

****Apakah kemarin dan hari ini berbeda? Karena aku mendapati sikapmu yang berbeda lagi padaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****
Apakah kemarin dan hari ini berbeda? Karena aku mendapati sikapmu yang berbeda lagi padaku.

****

Wendy melirik jam wekernya yang berada di sudut kamar. Pukul setengah 7 pagi. Sudah sangat pas baginya untuk berangkat ke sekolah. Wendy tidak memakai riasan ataupun Make up seperti teman-temannya yang lain. Soalnya, kata Wendy, dia tuh ke sekolah buat belajar, bukan buat gaya-gayaan. Dia juga tahu,bahwa make up yang ia pakai pada akhirnya akan luntur juga saat pulang sekolah.

Natural memang lebih baik. Tentu saja, wajah cantik alaminya ini sangat membantu. Meski tanpa riasan, Wendy tetap cantik dengan kulit putih, hidung mancung, dengan bibir yang merah alami.

Wendy menuruni tangga. Bersiap menuju dapur untuk mencari apa saja yang bisa ia makan. Namun, ia dikejutkan dengan kehadiran seseorang disana. Ibunya.

"Mama?" Wendy mengernyit bingung. Melihat ibunya yang kini sedang memasak. Bukan apa-apa, hanya saja, Wendy heran sendiri. Kok, ibunya mau repot-repot masak? Ini ... tidak biasanya.

"Eh? Kamu udah siap? Sini, makan dulu." Sahut Weni, sang ibu yang kini sedang meletakkan dua piring nasi goreng di atas meja.

"Mama masak?" Wendy cengo. Seolah apa yang ibunya lakukan adalah hal yang benar-benar langka. Serius. Sudah lama sekali sejak ibunya masak sarapan untuk Wendy. Selama ini, Wendy selalu berangkat sekolah disaat ibunya masih tertidur.

"Kenapa kaget gitu? Salah ya kalo Mama masak?" Weni tersenyum tipis. "Duduk dulu."

Wendy menurut. Namun, tatapannya tak pernah lepas sosok sang ibu sekarang. Sosok ibunya itu, bahkan masih sangat cantik di Mata Wendy. Mungkin, orang lain yang melihatnya akan mengira bahwa ia dan ibunya adalah adik kakak.

"Kemarin Mama lupa, kalau ternyata makanan udah habis." Weni menghidangkan dua piring nasi goreng di meja makan. "Jadi Mama pikir, Mama setidaknya harus masakin kamu sebagai permintaan maaf."

Wendy gak tahu harus bicara apa sekarang. Apakah ibunya itu benar meminta maaf? Tapi mengapa hanya ada raut wajah datar disana? Hanya saja, tatapan mata ibunya tidak bisa berbohong. Meski terkesan dingin, sorot mata ibunya itu ... memancarkan rasa bersalah.

"Makasih, Ma. Tapi, Wendy gak kenapa-kenapa kok. Wendy seneng di masakin Mama." Wendy duduk di meja makan. Menatap lapar pada nasi goreng yang tampak sangat enak itu. Wendy sangat lapar sekarang. Maklum, semalam ia bahkan gak sempat makan malam karena nonton balapan.

Weni ikut duduk disana. Memperhatikan Wendy yang mulai makan. Ada lengkungan tipis yang muncul dari bibirnya. Melihat betapa lahapnya putri semata wayangnya itu memakan masakannya.

"Gimana sekolah kamu?" Tanya Weni. Memasukkan satu suapan nasi ke dalam mulutnya.

Wendy mendongak, menelan kunyahannya. "Baik, Ma."

My Sugar Boy [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now