[Finish | 15+][TERBIT][REVISI DALAM VERSI CETAK] [Sebagian besar part belum dihapus]
BUKU MY SUGAR BOY DAPAT DI PESAN MELALUI SHOPEE ATAU NOMOR WA-KU! INFO PEMESANAN ADA DI CHAPTER TERAKHIR YA!
*****
Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comed...
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
****
Perasaanku saja, atau memang kamu sedang cemburu?
****
Di pukul lima sore ini, anak-anak Avigator plus cewek-cewek mereka kecuali Wendy sedang berkumpul di ruang tengah Mansion keluarga Abimana. Mereka duduk mengelilingi sebuah meja panjang. Dimana, Jay-Shella, Airin-Vian, Yuri-Kevin, Yola-Heri, Natan-Ajin-Saga duduk bersampingan. Sesuai janji, mereka akan nginep bareng dengan alasan belajar. Yaah ... meski kegiatan belajar itu sepertinya akan segera berakhir melihat suasana diantara mereka mulai rusuh lagi.
"Busett, kenapa gue harus jadi anak IPA sih?! Kurang kerjaan amat gue harus tahu macam-macam gelombang!?" Jay sejak tadi sibuk menggerutu. Setiap satu soal Fisika yang ia baca, pasti ada saja yang membuatnya kesal. Seperti sekarang. Yang ada difikirannya ngapain dia harus tahu tentang gelombang?
"Lo berisik banget, Jay. Ganggu konsen gue aja!" Sahut Vian. Masih berusaha memasukkan penjelasan-penjelasan dari buku paketnya ke dalam otaknya yang entah kenapa sangat sulit masuk.
Bukan tanpa alasan, disamping Vian, ada Airin yang akan melotot padanya jika cowok itu berhenti belajar. Tipikal suami takut istri ya begini.
"Coba kasih tahu gue, Vi! Faedahnya kita belajar Fisika tuh apa?! Kenapa gue harus paham?!" Jay menunjuk-nunjuk bukunya pake drama.
"Biar lu pinter!" Ketus Vian. Meletakkan kedua tangannya di kepala. Mulai pusing.
"Capek ah, pusing. Belajar emang nambah beban hidup." Jay menutup buku paketnya. Bersandar pada kaki sofa di belakangnya.
"Jay, kalo kamu bego, aku gak mau nikah sama kamu." Sahut Shella tanpa menatap Jay. Dia sibuk membaca buku sembari meminum jus.
"Kok gitu, yang?!" Jay melotot.
"Emang. Apa kata nyokap bokap kalo aku nikahnya sama orang bego?"
"Tapi aku ganteng, kan? Setidaknya, anak kita punya visual diatas rata-rata" Jay menaik turunkan alisnya.
"Makan itu Visual! Good looking tapi bego, buat apa?" Sahut Ajin terkekeh remeh.
"Jin. Elo kalo jomblo diem aja. Lo gak ngerti." Jay balas tersenyum mengejek.
Ajin melotot. "Mulut lo bau, Jay."
"Eh tapi jaman sekarang itu, Good Looking yang perlu gak sih? Apa-apa orangnya liat muka dulu." Timpal Yuri. Menyendokkan satu suapan puding pada kekasihnya Kevin yang sedang berjuang memahami rumus fisika.
Kevin menoleh dengan mulut penuh. "Iya. Ganteng kayak aku kan, sayang?"
"Anjing. Inget tujuan awal kita! Belajar, bukan bacot apalagi pacaran!" Seru Ajin menggebu-gebu. Padahal, dia juga hanya sibuk membalik-balikkan halaman buku.