Sugar Boy 48 - Udang lagi?

1.2K 148 123
                                    

****Semua yang terjadi adalah takdir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****
Semua yang terjadi adalah takdir. Siapa yang bisa melawannya?

****

Sherin masih tampak shock ketika dirinya memutuskan duduk di salah satu sofa ruang tamu Wendy. Perempuan itu tak henti-hentinya mengerjapkan mata bingung. Sembari menatap sekelilingnya. Ia tidak percaya bahwa ia berada di rumah Wendy sekarang karena ... mencari sahabatnya yang hilang.

Mungkinkah ....

"Bun?" Panggil Saga pelan,ang saat ini sedang duduk di depan Bundanya. "Ngelamun aja."

"Gak ngelamun, tapi lagi mikir. Sok tahu kamu," ketus Bunda Sherin. Meletakkan tasnya di atas meja. Sherin sedang banyak fikiran, jangan salahkan dirinya jika ia menjadi lebih sensitif pada Saga. Beda lagi kalau dengan Wendy. Hmm.

"Bun. Kok gak bilang mau mampir kesini?" Tanya Wendy tiba-tiba. Begitu dirinya datang membawa minuman dingin untuk Saga dan Bundanya. Ia kemudian memutuskan duduk di samping Sherin.

"Anu ... Wen." Sherin mengusap sedikit keringat pelipisnya. Ia bahkan kesulitan menjelaskan bagaimana ia bisa sampai nyasar ke rumah Wendy. Hal yang tak terduga sekali bagi Sherin.

"Kenapa, Bun? Ada masalah?" Tanya Wendy lagi dengan sedikit cemas.

"Enggak .. itu ..."

"Bunda gak lagi mata-mata in Saga kan?" Kali ini, Saga yang bertanya dengan sorot serius pada Bundanya. Ya, tak ada angin tak ada hujan, apalagi petir, Bundanya tiba-tiba saja datang. Bukankah itu mencurigakan?

"GR KAMU! Enggaklah!" Sherin tiba-tiba ngegas, menatap tajam pada putranya. Sebelum akhirnya tersenyum penuh arti. "Ngapain Bunda mata-mata in kamu, Ga? Emang kamu habis ngapain?"

Jleb. Pertanyaan Bundanya selalu saja menjebak Saga. Saga menghela nafas kesal. "Enggak ada, Bun."

"Masa sih? Nginep semalaman kok gak terjadi apa-apa? Bohong yaaaa? Hayoooo!!" Seru Sherin semakin bersemangat. Untuk sejenak, ia melupakan kebingungannya.

"Bun!" Saga melotot.

"E-emang apa, Bun?" Tanya Wendy dengan setengah polos. Wendy sudah menduga apa yang difikirkan Bunda Sherin itu, membuatnya memerah seketika. Namun, karena takut salah paham, Wendy memilih bertanya.

"Eeeeh? Wendy masih polos ya, Ga? Jangan di kotorin fikirannya!" Sherin tergelak.

"Saga enggak gitu!" Sewot Saga, yang justru terdengar menggemaskan bagi Wendy dan Sherin. Mereka tertawa.

"Ah, tahu gini .... harusnya Bunda sekalian aja bawa seserahan ya kan, Ga? Biar kita langsung lamar si Wendy buat kamu." Sahut Sherin lagi dengan senyum jahil. Membuat Saga dan Wendy semakin salah tingkah.

"Udah, Bun. Sekarang kasih tahu kenapa Bunda kesini?" Tanya Saga, mengalihkan pembahasan Bundanya yang terus saja menggoda dirinya dan Wendy.

"Halah, kayak kamu aja yang punya rumah. Makanya, nikahin dulu Wendy!! Heran kok di tunda-tunda mulu. Udah nginep segala lagi, halalin secepatnya, Ga!" Seru Sherin menggebu-gebu.

My Sugar Boy [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now