BAB 1

700 236 376
                                    

Hai, ini first story aku, ini murni hasil pemikiran aku....

Semoga menghibur, kalo nggak suka kalian bisa skip cerita ini, trmksh.

***

Matahari mulai memancarkan sinar nya dari celah-celah gorden kamar seorang gadis yang masih tertidur pulas.

Jam weker berwarna hitam putih sudah mengeluarkan suara dari pagi-pagi buta. Tetapi tetap tidak bisa membangunkannya.

Namanya Adheeva afsheen myesa. Ia biasa di panggil Acha dari kecil.

Tiba-tiba saja gadis itu terbangun dengan keringat yang membanjiri wajahnya.

"ANJ-" umpat nya kasar.

Dengan nafas masih memburu ia beringsut untuk duduk mencari pasokan oksigen yang ia butuhkan karena mimpi sialan tersebut. Ia meraih minum di atas nakas dan mulai meminumnya dengan rakus.

"Mimpi sialan. Mimpi nya jangan jatoh, ga enak banget anjir, seakan-akan kaya gue jatoh beneran." gerutu nya.

Di rasa sudah membaik Acha bangun untuk melihat jam dan....


Shit!

Jam sudah menunjukan pukul 06.45.

"Kenapa si? nasib gue gini banget anjir, udah suka sama orang dua tahun bertepuk sebelah kaki. Sekarang kesiangan lagi. Tuh dua curut kemana si? biasa nya juga nyamper dih." omel nya dengan wajah di tekuk dan kaki di hentak-hentakan kelantai seperti anak kecil.



15 menit kemudian....

Ia telah selesai dengan ritual pagi nya. Menuruni tangga dengan terburu-buru, sambil sesekali melirik jam tangan berwarna hitam pekat bermerk GUESS W0958L3.

Sampai di tangga akhir ia melihat wanita berkepala tiga sedang memperhatikan nya dengan dengusan kecil.

"Kamu tuh-" belum sempat Arina, bunda nya berbicara. Acha sudah terlebih dahulu menyela.

"Duhh ... udah ya bun ini udah telat nanti aja ceramahin Acha nya, Assalamu'alaikum." gadis itu nyengir tak berdosa menyalami punggung tangan sang bunda dan berlarian keluar menuju garasi tempat dimana mobil nya di parkir.

Butuh waktu 10 menit agar sampai di sekolah bagi Acha bukan karena jarak yang dekat tetapi karena ahli nya dalam mengendarai mobil.

Acha berdecak sebal mengetahui gerbang sudah di tutup. Ia melirik jam nya yang sekarang sudah menunjukan pukul 07.32 yang arti nya jam pelajaran sudah di mulai sejak dua menit yang lalu. Ia keluar dari mobil berniat mencari satpam sekolah yang sudah berkepala empat itu, pak Jono nama nya.

Acha nyengir polos melihat pak Jono sedang duduk di pos sambil menyeruput kopi hitam.

"Pak Jono!" panggilnya. "Bukain dong .... "

Pak Jono yang sedang menyeruput kopi hitam panas, kaget karena kehadiran Acha yang tiba-tiba seperti itu. Bapak paruhbaya itu menaruh gelas kopi di meja, lalu keluar menemui gadis yang tadi mengajak nya bicara.

"Aduh neng, kenapa atuh bisa kesiangan?"

Bukan Acha nama nya kalo tidak mendrama. "Biasa ih pak, bukain ya ... kan baru sekali. Lagian belajar baru di mulai lima menit yang lalu," alibi nya.

"Heleh si neng, kumaha atuh ieu teh." ucap pak Jono dengan logat bahasa daerah nya. Ia menggaruk tengkuk lehernya bingung.

Sebelum pak Jono berbicara seorang lelaki tampan dengan baju di keluarkan dan rambut acak-acakan, baju seragam kancing atas yang sengaja di buka sehingga terlihat lah kaos hitam polos, sedang berjalan dengan raut wajah datar, datang menghampiri Acha dan pak Jono.

Three Slave Girls Love [On Going] Where stories live. Discover now