BAB 21

29 15 0
                                    

"Lama amat ngapain aja lo?" tanya Acha memicing kepada Putri yang baru saja datang dengan senyum lebarnya.

"Kepo lo!"

Aluna jadi mendelik. "Lo ngapain Put senyum-senyum sendiri? nemu duit?"

Gadis itu melengos malas. "Gue ketemu degem di parkiran."

Wajah Acha seketika berbinar. "Siapa? kenalin dong."

"Jangan gatel lu!" ketus Putri.

"Dih makan tuh Nathan!" gumam Acha yang masih bisa di dengar kedua sahabatnya.

"Sumpah mukanya tuh lucu banget, apalagi bibir nya huaaaa!!" ucapnya tersenyum genit.

"Anak mana?" tanya Aluna penasaran.

"Nggak tau."

Acha jadi menatap sahabatnya itu dengan datar. "Efek ghosting!"


Putri mendelik lalu pergi untuk memesan makanan.





"Permisi?"

Acha dan Aluna refleks menoleh, keduanya saling pandang. "Cari siapa?" tanya Aluna. Karena Acha masih diam mematung menatap lelaki yang ada di hadapannya ini dengan senyum terpana.

"Ada kak Putri?" tanyanya melirik tak enak ke arah Acha yang menatap nya intens.


"Lagi pesen makanan tuh," tunjuk Aluna. "Kenapa?"

"Mau ngembaliin kunci mobil."

"Yaudah duduk dulu sini, ngantin bareng." sela Acha genit.

Lelaki tadi tersenyum canggung. "Hehe iya kak." Ia menggeser kursi lalu duduk di hadapan Acha dan Aluna.


"ANNYEONG" teriak Putri tersenyum kearah sahabatnya tak menyadari jika ada orang lain di sana.


Putri mendekat dengan tangan membawa jus mangga dan semangkuk salad buah. Sebelum menggeser bangku ia mengerjap merasa ada yang memperhatikannya dari tadi. Ia menoleh ke samping, dan betapa terkejutnya ia melihat lelaki tadi yang memarkirkan mobilnya di parkiran?

Mau ngapain? fikirnya.

"Ehhh, ada orang ..." cengirnya tak berdosa.

Lelaki tadi tersenyum tipis. "Ini kak, kunci mobilnya."


Putri menerimanya dengan sopan. "Ahh iya ... makasih yaa," ia tersenyum manis.

Lelaki tadi menggeser bangkunya, tak menjawab ucapan terimakasih dari Putri. Ia berdiri dan menatap ketiga gadis yang ada di hadapannya dengan senyum andalannya. "Saya duluan kak, terimakasih."

Putri masih menatap kepergian lelaki itu dengan senyum tertahan. Kok bisa sih mukanya gemesin banget?

Acha memutar bola matanya malas. "Heh, biasa aja buset!"

Three Slave Girls Love [On Going] Where stories live. Discover now