ABARA 15

141 18 0
                                    

Hallo-hallo  ... Aku come back nih!
Udah siap baca ABARA? Sebelum baca di harapkan untuk vote terlebih dahulu biar enggak kelupaan🐣. Udah?

Selamat membaca cerita ABARA💛

🐣
🐣
🐣
🐣
🐣

Semua sudah kehendak takdir, percuma saja jika kita mengelak tetapi takdir kita tetap harus bersatu dengannya kita bisa apa?

Abara Achilo Manata

______________________________

Bara sedikit bingung dengan perilaku Ara yang nampak berubah seminggu ini. Tak bisanya adiknya itu mendiamkannya seperti ini. Pasti ada udang di balik bakwan.

Oh, jangan lupakan juga jika Ara tidak mau bertemu dengan Bara. Makan saja Ara harus menunggu Bara selesai baru ia akan makan.

Seperti pagi yang lalu, Bara berangkat dengan Raina. Hubungan Bara dan Raina sudah cukup membaik. Sejak kejadian tempo hari yang lalu, Raina sedikit bisa merubah sikapnya.

"Maaf ya, Bar. Kamu pasti udah lama banget nunggu aku, " ucap Raina yang baru saja keluar dari rumah.

Bara tersenyum, "enggak kok, yaudah yuk berangkat, nanti kita telat, " ucap Bara.

Bara menyerahkan helm ke Raina lalu memakai helmnya sendiri. Bara mengode Raina untuk naik ke atas motor.

"Pegangan, Rain! Nanti kalau jatoh aku enggak mau tanggung jawab, " ucap Bara.

"Udah, yuk berangkat sekarang! " ucap Raina.

Raina memeluk Bara dari belakang dengan erat dan menyenderkan kepalanya di bahu Bara. Bara melirik Raina dari kaca spion dengan senyum tipis yang hanya bisa ia lihat.

🐣🐣🐣🐣🐣

Bian menatap Ara yang sedari tadi melamun. Oh iya, mereka berdua sudah pacaran lo ya, tepatnya setelah Raina membully habis-habisan Ara dan Ica tempo hari yang lalu.

Dan, waktu itu juga Bian mengungkapkan perasaannya kepada Ara. Bian mengenggam  tangan Ara, Ara tersentak kecil saat Bian menggenggam tangan mungilnya itu. Huh, Bian selalu membuat jantungnya tidak aman.

"Ada apa, hm? " tanya Bian.

Ara menggeleng lemah, "aku enggak papa, " jawab Ara.

Kebiasaan cewek klo ditanya jawabnya selalu gapapa. Padahal mah lagi banyak masalah.

"Jangan boong, Ra. Kalau kamu ada masalah lebih baik kamu cerita sama aku dari pada kamu pendem sendiri terus kamu malah sedih kayak gini, " tutur Bian penuh pengertian.

Ara mengerjapkan matanya, baru kali ini ia mendengar Bian berbicara panjang lebar kepadanya. Ara tersenyum untuk menutupi keterjutanya. Gak boleh lebay, batin Ara.

"Aku belum bisa cerita sama kamu, maaf ya? " ucap Ara.

Bian melirik Ara sekilas lalu mengela napas, "serah kamu, " ucap Bian acuh tak acuh.

Yahh ngambek, batin Ara tertawa.

Ara menghela napas lelah, melepaskan tangannya dari genggaman Bian, "aku lagi berantem sama, Bang Bara," ucap Ara.

Ara memilih mengalah saja dari pada ia bertengkar juga dengan Bian. Kan gak lucu baru pacaran terus berantem gara-gara masalah sepele terus putus. Amit-amit dah.

ABARAWhere stories live. Discover now