ABARA 37

89 10 3
                                    


Udah siap baca ABARA? Sebelum baca di harapkan untuk vote terlebih dahulu biar enggak kelupaan🐣. Udah?

Selamat membaca cerita ABARA💛

🐣
🐣
🐣
🐣
🐣

Sebelum kita sejauh matahari, kita juga enggak pernah sedekat nadi.

-Stevanno Moka Gutama.
_________________________________

Pagi ini Ica disambut dengan berbagai tatapan. Yang lebih mendominasi adalah tatapan jijik menurutnya. Ia mencengram tali ranselnya serta berjalan dengan menunduk karena ia tidak memiliki nyali untuk membalas tatapan mereka.

Polos-polos ternyata anak pelacur ya?

Deg

Ica langsung berhenti. Ia tidak salah dengarkan? Kenapa mereka menyebut dirinya anak pelacur? Atau mungkin bukan dirinya?

Ica mengabaikan ucapan tadi. Ia melanjutkan langkah nya. Tapi, baru beberapa langkah ia terhenti lagi saat Raina dan kedua sahabat cewek itu menghadang jalannya.

"Gak nyangka ya gue kalo lo anak pelacur ternyata, " ucap Raina.

Kerutan di dahi Ica pun terlihat jelas, "maksud kakak apa ya?" tanya Ica bingung.

Sungguh Ica sama sekali tidak paham akan keadaan sekarang yang seolah menyudutkannya.

"Halah, gak usah sok polos lo, " ucap Wanda.

"Polos-polos bangsat, hahah, " timpal Alena.

"Maksud kalian apa sih? Ica gak paham, " tanya Ica yang mulai kesal.

"Nyokap lo pelacurkan? " tanya Raina.

Ica diam beberapa saat. Ingin menjawab tidak tapi ia tidak tau kebenarannya. Ya kalian tau sendirilah jika ia belum pernah bertemu dengan Mamahnya.

"Ica gak tau, Ica aja gak tau Mamah sekarang, " jawab Ica yang kelewatan jujur.

"Masih bisa ngeles lagi, jujur apa susahnya sih? " kesal Wanda.

"Ica udah jujur, dari kecil Ica gak tau Mamah Ica siapa, " ucap Ica.

"Iyalah gak tau, orang nyokap lo asik cari kebahagiaan di luar sana, " ucap Raina.

"Atau jangan-jangan lo itu anak haram? "tanya Alena yang begitu menyakitkan untuk didengar.

"Hahah, anak dari hasil hubungan gelapnya. Gak main aman sih,"ucap Wanda.

"STOP! Ica bukan anak haram! Dan Mamah, Ica. Bukan pelacur! "

🐣🐣🐣🐣🐣

Istirahat pertama Bara langsung mencari Ica. Ia tadi terlambat masuk jadi ia tidak sempat untuk mencari gadis itu. Bara juga sudah mengetahui akan berita tentang mamah Ica itu.

Tentu saja Bara tidak percaya dengan berita yang belum jelas kebenarannya itu. Ia tahu jika Ica sama sekali belum tau rupa atau pun sifat mamahnya itu. Jadi ia tidak berhak untuk percaya akan gak itu.

"Elah, Bar. Lo buru-buru banget dah, " ucap Vanno.

Vanno sedaritadi mengikuti langkah cepat Bara lama-lama capek juga dan akhirnya protes, "gue takut kalo, Ica, diapa-apain sama temen sekelasnya, " ucap Bara khawatir.

"Bukannya udah dari pagi ya tuh anak jadi bahan olok-olokkan temen sekelasnya? " tanya Adit.

"Nah itu, gue takut mentak dia down, " ucap Bara.

"Yailah, Bar. Ica gak mungkin kayak gitu, kan dia strong woman, " ucap Delva berusaha menghibur.

"Kata siapa dia kuat? Lo belum tau aja. Malam-malam panjang yang ia lewati dengan tangisan, tapi gue bersyukur banget kalo dia gak kepikiran buat bunuh diri, " ucap Bara.

"Amit-amit dah, jangan sampai, ngeri gue dengernya, " ucap Vanno.

"Hm, lo beneran gak percaya kan sama berita itu? " tanya Bian.

"Ya gak lah, gue aja belum tau itu bener apa enggak, " jawab Bara.

"Baguslah, "

Sesampainya di depan kelas Ica, Bara langsung masuk begitu saja diikuti oleh keempat sahabatnya. Dapat Bara lihat Ica yang sedang menelungsupkan wajahnya pada lipatan tangan. Mungkin dia tidur, pikir Bara.

Dengan hati-hati Bara berjalan menuju bangku Ica. Bara dan sahabatnya sedikit terkejut saat melihat beberapa coretan di meja Ica. Bukan itu yang membuat mereka terkejut, tapi kata-kata pedas hina yang pasti menyakiti hati Ica lah yang membuat mereka terkejut.

"Ca, " panggil Bara pelan.

Merasa terusik, Ica mengangkat kepalanya, "eh, Bara, "kejut Ica.

Bara tersenyum singkat, " Aku percaya kalo berita itu gak bener, Ca, "ucap Bara.

"Ica juga berharap gitu, tapi kalo emang itu bener dan Ica ternyata anak haram, apa Bara masih mau sama Ica? "tanya Ica lirih.

"Anak haram? "beo Vanno.

Percayalah, mereka hanya tau tentang mamah Ica yang katanya seorang pelacur, tapi tentang Ica adalah anak haram mereka belum tau.

"Kamu ngomong apa sih, Ca, "ucap Bara.

"Ica tanya, pasti Bara bakal ninggalin Ica kan? "tebak Ica.

"Gak ada cinta yang sempurna di dunia ini, Ca, meski apa yang kamu bilang tadi bener, aku gak akan ninggalin kamu, karena kamu adalah seseorang yang bisa buat aku bahagia, "

🐣🐣🐣🐣🐣

Pulang sekolah ini Ara mengajak Ica menuju suatu tempat yang mungkin bisa membuat suasa hati Ica sedikit  membaik.

"Ica gak mau, Ra, Ica hari kerja abis ini, " tolak Ica yang entah sudah keberapa kalinya.

"Ck, nanti gue ijinin sama, Bang Bara, deh. " ucap Ara.

"Ica gak enak sama, Bara. Masa Ica akhir-akhir ini izin terus, " ucap Ica.

"Sans aja kali, Ca. Lagian, Bang Bara, kan juga pacar lo, " ucap Ara enteng.

"Yaudah deh, " pasrah Ica.

"Yes! Gitu dong dari tadi," ucap Ara.

Setelah selesai beberes, mereka berdua berjalan beriringan menuju gerbang karena supir Ara sudah menunggu di sana.

Saat lewat di parkiran, langkah mereka berdua terhenti saat Bara dan Bian memanggil nama mereka, "heh, lo mau bawa pacar gue kemana? " tanya Bara.

"Mau gua culik terus gue jual, kenapa? " tanya Ara.

"Mulut lo, Ra, " ucap Bian.

"Hehe, enggak kok, gue mau ajak Ica ke pantai, " jawab Ara.

"Gue ikut dong, " ucap Vanno.

"No, kita cuma berdua ke sana, kalian  gak boleh ada yang ikuti" tolak Ara.

"Yah, tapi—"

"Gak ada tapi-tapian ya, Kak Vanno. Gue mau temenin Ica ngedinginin kepala sama hati Ica yang lagi gundah, "jelas Ara.

"Oke, besok gue kesana sendiri, lo gak gue ajak, "

"Dih, siapa juga yang mau ikut, wle, " ejek Ara.

"Kita berangkat sekarang aja yuk, Ca? Gak guna ladenin para buaya ini, " ucap Ara.

Bian berdeham, "oh, buaya ya? " tanya Bian.

Ara menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "hhehe, maksudnya Kak Vanno, yang buaya. Kalo kamu mah pangeran aku, " ucap Ara.

_________________________________

Wkwkwkw, Ara mah gitu. Untung Bian kagak ngambek 😌😢holla guys😅gimana sama part 37 nya? Kurang apa? Kasih tau ya! Jangan lupa vote dan komen nya ya ☺percaya deh vote dan komen kalian yang buat aku semangat nulis☺babay!

See you next part 💛

ABARAWhere stories live. Discover now