EKSTRA PART

168 6 9
                                    

Beberapa tahun kemudian ....

Sepasang suami istri itu sedang duduk dengan posisi menyender di kepala kasur. Tangan kekar sang suami tak henti-hentinya mengelus perut buncit istrinya. Senyum di bibir mungil itu juga tak luntur sedari tadi. Tangan munggilnya itu juga ikut mengelus perutnya yang kini sudah mengandung selama sembilan bulan.

Kata Dokter tinggal mununggu hari saja untuk buah hati mereka lahir ke dunia yang fana ini. Karena hal itu juga sang suami meliburkan diri dari berpacaran dengan komputer dan setumpuk dokumen yang membuat kepala pening.

Fokusnya saat ini hanyalah istri dan calon buah hatinya yang sebentar lagi akan keluar.

"Kira-kira anak kita nanti cowok apa cewek ya, Ca?"

"Emm ... Ica juga gak tau, Bara. Kan kita gak pernah tanya ke dokter waktu USG,"

Yap! Sepasang pasutri itu adalah Ica dan Bara. Mereka ternyata benar-benar jodoh yang dipisahkan sementara oleh Tuhan. Pertemuan mereka juga tergolong unik. Saat itu Ica yang akan menjemput Papahnya di bandara, ketika melihat seseorang yang sangat mirip dengan papahnya Ica merasa sangat senang dan tanpa pikir panjang langsung berlari dan memeluk orang itu dari belakang.

Bertepatan itu juga Bara dan juga keluarganya baru saja pulang dari Kanada setelah enam tahun lamanya. Bara yang saat itu sedang bertelponan dengan Delva kaget saat ada yang memeluknya tiba-tiba dari belakang.

Dan betapa terkejutnya lagi ternyata yang memeluknya adalah gadis yang selama ini ia rindukan. Bermulai dari situ kisah mereka kembali tersambung lagi. Setelah pacaran kurang lebih seminggu, Bara langsung melamar Ica dan menikahinya.

Dan saat ini Ica tenggah mengandung anak pertama mereka.

"Hehehe ... kan biar suprise nantinya,"ucap Bara.

Ica mendengkus kesal. Suprise pala Bara! Padahal setiap dirinya periksa kandungan ia selalu kepo dengan jenis kelamin anaknya itu. Tapi, Bara selalu melarang dokter untuk menyebutkannya. Kan kalau begini ia jadi bingung mau menyiapkan nama yang cantik dan tentu saja keren untuk anaknya.

Dan untuk keperluan bayi, mereka membeli dengan warna-warna yang bisa dipakai oleh laki-laki dan perempuan. Contohnya saja putih.

"Coba kamu tebak nanti cewek atau cowok?"suruh Bara

Ica nampak berpikir dengan mengetuk jari telunjuk pada dagunya,"emm ... pastinya cewek dong! Kalau nanti dia cewek pasti bakal mirip banget sama Ica!"seru Ica dengan semangat.

Bara yang gemas dengan istri kecilnya pun mencubit pipi chubby itu,"kalo aku sih nebak pasti cowok, secarakan waktu kamu hamil gak terlalu minta yang aneh-aneh atau ribet,"ucap Bara.

"Iya juga ya,"gumam Ica.

Memang selama ia mengandung tidak pernah minta yang aneh-aneh. Ngidam pun jarang. Ica menatap Bara.

"Nama anak kita nanti apa? Ini tinggal beberapa hari loh, masa kita belum nentuin nama sih?!"sungut Ica.

"Apa ya? Gak tau lah!"ucap Bara acuh tak acuh.

Ica membrengut sebal,"nanti kalo dia cewek aku mau kasih nama Raihana Miki, terus kalo cowok Rehan Aditama,"ucap Ica.

"Bagus juga,"gumam Bara."terserah kamu aja sih, aku mah ngikut ibu negara aja,"gurau Bara.

Ica mengabaikan ucapan Bara. Mendadak perutnya terasa sangat mulas. Reflek Ica mencengkram tangan Bara yang ada di atas perutnya.

"Aghh ... pe—perut aku sakit ... hiks ...,"

Baea tersentak saat Ica mencengkram tangannya dan juga terisak,"Ca, kamu kenapa? Kamu mau lahiran?"tanya Bara panik.

"Gak tau hiks ...,"

ABARAWhere stories live. Discover now