ABARA 34

108 11 8
                                    

Hallo-hallo  ... Aku come back nih! Kemarin mau up tapi paket abis.
Udah siap baca ABARA? Sebelum baca di harapkan untuk vote terlebih dahulu biar enggak kelupaan🐣. Udah?

Selamat membaca cerita ABARA💛

🐣
🐣
🐣
🐣
🐣

Memiliki kamu adalah satu hal yang sangat menyenangkan

—Angelica Rahasia Aracelly

_________________________________

Seorang gadis perlahan membuka matanya lalu menutupnya kembali kala cahaya sang surya masuk ke dalam rentina matanya.

"Enghh, " lengkuh gadis itu.

Seseorang yang tidur sedang mengenggam tangannya pun jadi terbangun karena lungkuhanya. Bara mengerjapkan matanya, lalu menatap Ica yang sudah kembali sadar.

Bara menegakkan tubuhnya. Dengan cepat Bara menekan tombol yang berada di sebelah brangkar Ica. Tak lama kemudian, seorang dokter dan suster masuk kedalam ruangan Ica.

Wajah dokter tersebut nampak sangat bahagia kala Ica sudah sadar kembali. Dokter tersebut mulai memeriksa keadaan Ica dibantu suster yang ikut bersamanya tadi.

Akhirnya  kamu sadar juga, Nak, batin dokter tersebut.

"Gimana, Dok? " tanya Bara.

Dokter tersebut mengerutkan dahinya bingung,"kamu siapanya dia? "tanya dokter tersebut.

"Saya  ... saya pacar nya, Dok, heheh, "kekeh Bara.

Dokter tersebut akhirnya tersenyum mendengar itu, "Pacar kamu tidak apa-apa, jika nanti kondisinya sudah pulih boleh pulang,"jelasnya.

Bara menganggukkan kepalanya dua kali, "oh, Terima kasi, Dok, " ucap Bara.

"Sama-sama, jaga dia baik-baik ya? Jangan buat dia kayak gini lagi, " pesan Dokter tersebut.

Bara sebenarnya sedikit heran dengan dokter di depannya ini. Tapi, segera ia tepis segal pikiran negatif yang mendadak bersarang di otak gantengnya. Wajar bukan jika dokter khawatir dengan pasiennya?

"Siap, Dok, "

"Kalo gitu saya keluar dulu, "ucap Dokter tersebut yang di balas anggukan oleh Bara.

"Setidaknya masih ada orang yang sayang sama kamu, Ca, "gumam dokter tersebut.

"Tunggu, Papah jemput kamu, "lanjutnya.

Bara duduk di tempatnya tadi. Mengamati Ica yang menatap langit-langit ruangan ini dengan pandangan kosong.

"Ca, " panggil Bara.

Ica tak bergeming. Gadis itu masih saja diam membisu. Bara menghela napas lelah, "aku keluar dulu, kalo ada apa-apa teriak aja, " ucap Bara.

Mungkin  Ica masih mau menyesuaikan diri dulu setelah sadar dari pingsannya.

🐣🐣🐣🐣🐣

"Kalo kamu ada masalah cerita, Ca! Jangan kamu pendem sendiri, liat?! Kamu jadi masuk rumah sakitkan? " tanya Bara yang sudah keberapa kali.

"Hiks  ... maafin, Ica, hiks, " ucap Ica.

Gadis itu sudah menangis sedari tadi. Bara pun tadi tidak jadi keluar karena Ica berteriak histeris. Jadilah dirinya kembali dan memenangkan gadis itu. Tapi, bukannya diam Ica justru tambah keras menangis saat Bara memarahinya.

ABARAWhere stories live. Discover now