ABARA 33

105 14 3
                                    

Hallo-hallo  ... Aku come back nih!
Udah siap baca ABARA? Sebelum baca di harapkan untuk vote terlebih dahulu biar enggak kelupaan🐣. Udah?

Selamat membaca cerita ABARA💛

🐣
🐣
🐣
🐣
🐣

Udah tau beda masih aja ngeyel buat bersatu, sakit kan?

—Stevanno Moka Gutama

________________________________

Malam yang bertabur bintang serta cahaya bulan menambah kesan indah untuk langit malam ini. Ica duduk di atas rerumputan depan rumahnya bersama Bara.

Bara mendekap tubuh mungil Ica supaya gadis itu tidak kedinginan. Dasar modus! Ica mengeratkan jaket yang ia kenakan. Malam ini cuaca memang sedikit dingin dari biasanya.

"Masuk aja ya? Kamu dari tadi kedinginan gini, " ajak Bara yang ditolak oleh Ica.

Gadis itu masih mau melihat bintang. Bara mengehela napas kasar. Dasar keras kepala, pikir Bara.

"Makin kesini masih sadar ya kalau dewasa bukan tentang usia, " ucap Ica.

"Iya, dewasa itu tentang gimana cara kita berpendapat tapi gak ngebuat orang lain minder atau kita ngehargai orang itu. Sederhana memang, banyak yang kita gak tau dari orang lain. So, jangan pernah ngejudge hanya karena tau satu keburukannya, kita gak ada yang tau bisa aja dia malah yang lebih dari kita, " jelas Bara.

Ica manatap Bara lama, "Bara tau? " tanya Ica.

"Tau,"

Ica tersenyum lalu memeluk Bara, "cara lupain masa lalu gimana ya , Ca?" tanya Bara.

Ica diam sejenak. Apa selama ini Bara belum mengikhlaskan Raina?

"Bara belum bisa lupain, Kak Raina? " tanya Ica lirih.

Bara memandang Ica lekat. Jujur saja ia merasa bersalah telah menanyakan hal ini. Sekarang dirinya sangat ketara jika belum bisa melupakan Raina.

"Belum, Ca. Sorry, " ucap Bara.

Ica menghela napas kecewa, "semakin kamu berusaha untuk melupakan masa lalu kamu, percaya gak percaya kamu malah semakin ingat sama dia, lagian ngapain Bara harus lupain, Kak Raina? " Ica menjeda ucapannya.

"Ya biar aku  gak terbebani sama perasaan aku, Ca, " ucap Bara.

Ica mengangguk dua kali, "lagian kan itu perjalanan hidup kamu, itu juga bisa buat jadi pengalaman dan pelajaran untuk ke depan nya. Kalo masa lalu, Bara, banyak salah ya, Bara, juga harus bisa maafin, walaupun itu sulit—"

"Buktiin ke, Kak Raina, kalo kamu bisa ngelewatin semua sendiri sampai di titik ini. Aku percaya kalo semua orang bisa ngelawan kalo dia mau berusaha, Ica, tau kalo ngomong doang emang gampang, yang ngelakuinnya yang susah, "

"Ica cuma bisa bilang gini biar, Bara, semangat," ucap Ica.

Bara tersenyum, "makasih, Ca, lo emang terbaik, " ucap Bara tulus.

🐣🐣🐣🐣🐣

Setelah seminggu bisa bebas kini Ica malah terbaring lemah di rumah sakit. Karena ia telat makan dan jarang minum air putih, penyakit tipesnya kumat lagi.

Entah kenapa ia bisa ceroboh seperti ini. Semalam ia di antar oleh tetangganya dulu yang mengantarkan nya ke rumah sakit juga.

Gadis mungkin itu masih saja menutup matanya dari semalam. Tetangga Ica menemukan Ica dalam keadaan yang sudah tidak sadarkan diri.

Karena panik, tetangganya itu langsung membawanya ke rumah sakit ini. Untung tetangganya baik gak kayak tetangga author:(

"Permisi, ibu ini siapanya adek ini ya? " tanya Suster.

"Saya tetangganya, Sus, "

"Bisa ikut saya ke ruangan Dokter? "

"Boleh-boleh, Sus, "

Wanita yang berusia setengah abad itu akhirnya mengikuti suster dari belakang. Sesampainya di depan pintu bercat putih. Suster tersebut langsung menyuruhnya untuk masuk.

"Permisi, dokter kenapa panggil saya? " tanya nya.

Dokter itu memandang wanita paruh baya itu dengan teliti.

"Tolong jaga anak saya, " ucap dokter laki-laki itu.

"M—maksudnya? "

Dokter itu menghela napas lelah, "jadi, Ica itu adalah anak saya. Karena kebodohan saya dulu Ica dibuang oleh ibunya tanpa sepengetahuan saya, saya sudah mencari Ica kemana saja waktu itu tapi tidak ketemu—"

"Saya sempat menyerah, tapi saat teman saya memberi kabar jika Ica diasuh oleh orang lain atau Nenek Ijah, saya sedikit lega, "

"Tapi setelah mengetahui kabar kau Nenek Ijah sudah meninggal dua tahun yang kalau saya berencana untuk merawat, Ica, tapi gagal karena istri saya tidak setuju, " jelas Dokter itu.

"Saya mohon kepada Anda untuk mengurus, Ica, sebentar saja, sampai proses perceraian saya selesai, " ucap nya lagi.

"Jadi maksud, Dokter. Ica itu anak di luar nikah? " tanya Wanita itu hati-hati.

"Iya, Ica adalah buah kesalahan saya dulu bersama pacar saya. Tapi sekarang saya mau menebus semua nya dengan merawat Ica lagi, "

"Saya mohon, " ucap nya.

"Baik, Dok. Saya akan menjaga Ica semampu saya, "

"Terimakasih banyak, dan jangan bilang soal itu kepada siapa pun! Termasuk, Ica, saya tidak mau sampai kesehatan anak saya terganggu karena ini, biar saya sendiri nanti yang memberitahu nya, "

"Baik, Dok. Saya permisi kalo gitu, mari, "

🐣🐣🐣🐣🐣

Bara dan para sahabatnya tak lupa juga Ara sore ini sudah berada di rumah sakit tempat Ica dirawat. Mereka tadi kaget saat tetangga Ica menelpon Bara dan memberi tahu jika Ica masuk ruang sakit karena  penyakit tipes gadis itu kambuh.

Sahabat Bara sebenarnya sedikit curiga terhadap kedua manusia itu. Kenapa Bara dikabari jika Ica masuk rumah sakit? Kenapa tidak Ara yang notabenenya sahabatnya.

Hmm, sepertinya ada udah di balik kecebong.

"Ca, bangun! " ucap Bara yang duduk di sebelah bangkar Ica.

Ara yang berada di sebelah Bara lun mengusir Bara supaya gabung dengan sahabatnya di sofa.

"Minggir sono lo, Bang! Gue mau duduk! " ketus Ara.

Karena tidak mau berdebat. Bara memilih mengalah. Ica berjalan menuju sofa, bergabung dengan para sahabatnya yang sibuk dengan makanan.

"Ca, lo kenapa tidur mulu sih? Kata tetangga lo, tipes kambuh? Lo mikirin apa, Ca? " tanya Ara yang tentu saja tidak mendapat respon apa pun dari Ica.

"Permisi, saya titip, Ica ya? Saya mau pulang dulu, nanti saya balik lagi kok, " ucap tetangga Ica.

"Eh, iya tente. Terima kasih udah bawa Ica ke sini dan kabarin saya tadi, " ucap Bara.

"Sama-sama, saya pulang dulu ya, assalamu'alaikum, "

"Waalaikumsalam, "

________________________________

Maafin kelo jelek😭aku lagi mager, heheh. Jadi klo agak gak nyambung maapin ya😁😁😁 Jangan lupa vote dan komen nya ya ☺percaya deh vote dan komen kalian yang buat aku semangat nulis☺babay!

See you next part 💛



ABARADonde viven las historias. Descúbrelo ahora