Dix-sept - Memorable Night

75 24 7
                                    

Vote dulu pokoknya:)

[Chapter 17]

-o0o-

Suasana arena balap sangat ramai. Ketika turun dari motor dan bergabung dengan kerumunan, beberapa orang menyapa Sak dan Aeera. Ini bukan pertama kalinya dua cewek itu datang ke arena balap. Dulu ketika masih kelas sepuluh mereka sering sekali ke tempat ini. Jangan heran, Sak bisa kabur sesuka hati karena tidak ada yang akan melarang di rumah. Bang Davis tidak begitu peduli, malah akibat mengikuti Davis dia jadi mengenal dunia balap liar.

"Widih lo bawa siapa nih, Ae? Lah ... Sak? Ini lo? Astaga itu rambut lo apain, elah."

Sak hanya tertawa mendengar ucapan salah satu temannya itu. Benar kan, dia bukan orang baru di sana. Hampir seluruh manusia di arena balap adalah lelaki, hanya ada beberapa cewek berpenampilan tomboi dan sisanya cewek dengan pakaian minim yang entah sedang apa. Sak pernah ikut balapan sekali waktu itu, tapi tanpa taruhan. Sementara Aeera beberapa kali menjadi joki balap.

"Gimana si penantang? Udah sampe dia?" tanya Aeera pada laki-laki yang tadi menyapa dirinya dan Sak.

"Sebenernya ada sedikit masalah, dia maunya lo yang balap. Tapi lo ngotot mau si Sak. Dia sempet batalin tapi nggak jadi."

"Kenapa?" Sak penasaran, dia menoleh pada Aeera yang celingukan seperti menghindari percakapan. Mata Sak menyipit curiga.

"Nggak tau tuh. Udah, lo siap-siap aja, bentar lagi mulai." Laki-laki itu melengos meninggalkan Sak dan Aeera.

"Kaki lo gimana? Aman?"

Sak menggerak-gerakkan kakinya yang sempat sakit. Hasilnya masih ngilu tapi dia mengangguk dengan senyum lebar pada Aeera. Sak baru tahu, hanya karena jatuh terpeleset dengan pososi yang mengenaskan akibatnya bisa sesakit ini.

"Kalau tangan?"

Ah, tentang luka karena pecahan beling itu, Sak mati-matian menyembunyikannya dari Aeera. Tapi tetap ketahuan juga. Meski sudah dibalut plester, tapi jika dipakai untuk memutar gas dan mengendalikan motor rasanya cukup perih.

"Aman, kok."

"Gue tau jawaban lo bohong dua-duanya. Lo ... beneran yakin?"

"Ae please ... percaya sama gue." Sak menatap Aeera dengan sorot penuh keyakinan. "You know me so well, when I have a big goals, I will work hard to achieve it. No matter how big the hitch are. I won't give up so easily."

Untuk sejenak keduanya hanya berbagi tatap, saling menyelami iris mata masing-masing. Lalu mereka menemukan sebuah tekad yang amat besar. Di mata Sak. Dan di mata Aeera. Keduanya tahu, mereka harus menjadi gadis kuat karena berjalan tanpa tumpuan keluarga tidaklah mudah. Jika boleh mengaku, keberadaan sahabat adalah sebuah anugerah hebat dari kacaunya keadaan.

Aeera mendengkus geli. "I trust you. So yeah, be a winner?"

"Of course!"

Sak mengangkat kepalan tangannya, begitupun Aeera. Lalu dua kepalan tangan itu saling menyatu diikuti kekehan geli dari dua gadis itu.

"Yok, siap-siap." Aeera merangkul Sak mendekati motornya. Dia menemani Sak yang sedang bersiap mulai dari mengenakan sarung tangan sampai memakai helm fullface. Sak menggulung rambut hingga tertutup helm seluruhnya.

Beberapa menit kemudian, Sak sudah siap di garis start. Gadis itu menoleh ke samping, menatap seorang lelaki dengan helm fullface yang juga tengah menoleh padanya. Sak belum tahu siapa penantangnya itu, tidak sempat menyapa. Dia juga tidak tahu ekspresi apa yang sekarang ditampilkan laki-laki itu. Sak tidak peduli, dia hanya perlu menang dan mendapatkan motor ninja 250SL di sebelahnya.

You Are Strong [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora