Trente et un - Theatrical

63 14 4
                                    

[Chapter 31]


Pekan ulangan tengah semester akhirnya dimulai. Hari itu, Sak tidak jadi menyusul Aeera ke perpustakaan daerah. Dia lebih memilih pulang bersama Davis. Sak tidak menganggap serius ulangan tengah semester ini, katanya nanti saja seriusnya kalau ulangan akhir semester.

Gagasan itu langsung dipatahkan oleh perkataan nyelekit Rere. Dia berkata, "Lo berdua kalau nggak serius sekolah sana pergi aja ke kolong jembatan, gantian sama anak-anak yang kurang beruntung itu. Biar mereka yang belajar dan lo berdua yang mulung."

Seperti biasa, Rere sekalinya bicara langsung menusuk hati. Tapi memang dasarnya bebal, Sak dan Aeera masih belum kapok juga membuat keributan, mereka selalu kabur jika dipaksa belajar, sekalinya berhasil masuk ke perpustakaan, mereka hanya numpang wifi saja, mendownload drama Korea lalu menonton bersama. Rere dan Naswa tentu tidak akan diam, mereka terus menguber-uber Sak dan Aeera, juga mengomel panjang lebar sampai telinga mereka panas.

Pagi ini, Sak diantar sekolah oleh Davis. Setelah mereka berbaikan, sikap Davis berubah seratus delapan puluh derajat. Ah, sebenarnya bukan berubah, hanya kembali bersikap seperti dulu sebelum dia mengetahui fakta itu. Tidak ada lagi Davis yang bermuka datar, arogan dan cuek, hanya ada Davis yang hangat, baik dan penyayang.

"Semangat ulangannya, ya," pesan Davis ketika Sak turun dari motor.

"Okeeeh, dadah Abang." Sak melambaikan tangan kanannya, sementara tangan kiri digunakan untuk memeluk buku catatan.

"Dadah, nanti abang jemput, ya." Setelah itu Davis berlalu pergi, menjalankan motornya menuju kampus.

Sak berjalan pelan dikoridor, bola matanya menelusuri kalimat-kalimat di buku catatan. Semalam dia tidak belajar, makanya sekarang dia membaca buku sambil berjalan. Karena terlalu fokus, Sak sampai tidak sadar telah berjalan ke arah lapangan bukannya ke kelas. Dan tiba-tiba ....

Dug!

"Anjirrr, siapa yang nyimpen tiang di siniii!!!" Syakira menjerit kesal, mengusap-usap jidatnya yang menghantam telak tiang bendera.

Dia menoleh ke kanan dan kiri, melihat beberapa orang yang cekikikan ke arahnya. Sak melotot untuk menyuruh mereka diam. Gadis Itu berdehem, mengangkat sedikit dagu dan kembali berjalan ke arah yang benar dengan percaya diri. Paling tidak, jangan terlihat salah tingkah atau itu akan sangat memalukan.

Perjalanan ke kelas masih cukup jauh, Sak menaiki anak tangga lagi-lagi sambil membaca materi di buku.

Tepat lima langkah di belakangnya, Kris melipat tangan di dada sambil menggeleng-gelengkan kepala. Dia tidak habis pikir dengan Sak, bisa-bisanya cewek itu berjalan sambil membaca buku. Apa dia tidak kapok sudah menabrak tiang bendera tadi? Ya, Kris memperhatikan Sak sejak gadis itu turun dari motor Davis.

Syakira tidak menyadarinya, boro-boro merasakan kehadiran Kris di belakang, dia berjalan oleng saja tidak sadar. Lihatlah, Sak bukannya berjalan lurus malah melangkah zig-zag. Kris membulatkan mata melihatnya, dia segera menarik lengan Sak sebelum cewek itu menabrak tong sampah.

"Apa, sih?" Sak bersiap menabok siapapun itu yang telah menariknya. Namun ketika netranya menangkap wajah Kris dengan jarak yang cukup dekat, Sak membatalkan niatnya. Gadis itu menatap Kris dengan sinis. "Lepasin tangan gue!"

Jidat Kris bergelombang, dia bingung mendengar nada ketus dari Sak. Heran saja, kenapa cewek itu mendadak sensi? Memang dia dan Sak selalu berantem, tapi akhir-akhir ini mereka berinteraksi dengan baik. Lalu, apa yang salah?

"Lo kenapa? Harusnya lo bilang makasih, kalau nggak gue tarik, lo pasti nabrak tuh tong sampah." Kris menunjuk tong sampah dengan dagunya.

"Nggak perlu sok peduli sama gue! Berhenti, Le! Lo nggak perlu berbohong lagi."

You Are Strong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang