Bagian Dua Puluh Empat

2.9K 366 68
                                    

Holaaa, aku update bawa Mas Adipati sama Mbak Adinda. Jangan lupa Vote dan komen yaaa. Pastinya jadi penyemangat banget buat mbak nagapirang!!! 😁

Selamat malam minggu!!








📝




Leia mengetuk pintu secara brutal. Ia tau Hyunjin ada didalam.  Andai saja kekasihnya itu tidak mengganti password dan mengambil kartu akses masuk ke dalam apartemen ini, pasti Leia dapat masuk dengan sangat mudah.

"Hwang Hyunjin, denger! Kamu tau aku bisa lebih gila daripada siapapun! Kalo kamu masih nggak mau buka  pintu dan ketemu aku, siap-siap aja! KAMU BAKALAN LIAT MAYAT AKU DISUNGAI!!!" diakhir katanya Leia berteriak kencang. Benar-benar habis kesabarannya terhadap kekasihnya sendiri.

Dengan napas yang naik turun, Leia setia menunggu walau hatinya sangat tidak sabar. Sampai pintu terbuka dimenit kelima, wajah Hyunjin yang menirus akhirnya bisa ia lihat.

Hyunjin berjalan masuk lebih dulu, sementara Leia mengikuti dari belakang. Hidung Leia mengernyit mencium bau yang amat menyebalkan untuk dihirup dan matanya melebar melihat kondisi apartemen yang ditinggali Hyunjin ini melebih hancurnya kapal pecah.

"Kamu minum sama ngerokok lagi?! Tau kan itu bakalan memperlambat..."

"Penyembuhan kaki sialan ini?" Hyunjin menyela dan memukul kakinya sendiri, Leia meringis karenanya. "Udahlah. Emang kaki pincang ini nggak akan bisa sembuh!"

"Apasih? Kamu kenapa?" Leia menghampiri Hyunjin dan mengubah nada suaranya menjadi lebih lembut. Harus ada yang membawa ketenangan disini, jangan sampai keduanya kompak bersitegang dan semuanya malah semakin hancur. Leia meraih tangan Hyunjin yang sedang terduduk disofa dan mulai mengelusnya lembut. Biasanya Hyunjin akan bersikap lebih baik.

"Kamu pergi aja deh, biarin aku yang cacat ini sendirian!" Hyunjin menepis kasar tangan itu sampai Leia terhuyung.

Leia menatap Hyunjin tak percaya. "Kamu masih marah karena aku magang?! Kamu masih marah karena aku setim lagi sama Jeno? Iya?" Lia menatap Hyunjin nyalang. "Udah cukup yaa, Hwang! Kamu kekanakan!"

Leia betul-betul marah. Meskipun sudah ingin menahannya, tapi akhirnya meledak juga emosi yang ditahannya hampir seminggu ini karena mendadak Hyunjin mendiami dan menjauhinya. Tidak mau bertemu atau sekalinya bertemu maka Hyunjin akan diam. Leia tidak pernah habis pikir dengan apa yang Hyunjin lakukan padanya kali ini. Jika saja nih yaa, kalau dirinya tidak nekat untuk menemui Hyunjin dengan menerobos apartemennya malam ini, mungkin kekasihnya itu masih bersikeras tidak akan menemuinya juga.

Penawaran magang itu akan dilakukan di semester 7, dan itu masih ada beberapa bulan lagi. Dan meskipun tetap satu tim dengan Jeno, Dejun dan Seungmin, tapi mereka akan beda divisi. Sudah jelas akan beda ruangan dan segalanya. Lagipula kenapa? Kenapa Hyunjin jadi begini sensitifnya sih?! Jika dulu mungkin dirinya akan senang ketika Hyunjin merasa cemburu, maka kali ini Leia merasa Hyunjin sudah berubah. Tidak ada lagi perasaan senang, tapi Leia sudah terjerat. Merasa terkekang. Dan kalau tidak diluruskan sekarang, perasaan takutnya akan kehilangan Hyunjin akan semakin besar.

"AKU TUH CACAT! NGERTI NGGAK SIH KAMU?!"

"NGGAK, KAMU BISA SEMBUH!!"

"Kata siapa?! Kata dokter? Kata kamu?! Dokter itu bohong! Kaki aku tetep nggak bisa jalan normal!"

"Hwang... Aku mohon..." suara Leia terdengar amat putus asa. "Jangan kehilangan harapan..." walau sebenarnya harapan Leia pun kini terkikis sedikit demi sedikit. Harapan kalau ia bisa membuat Hyunjin merasa lebih baik.

Tie To The Knot (Jeno)Where stories live. Discover now