Bagian 26

2.3K 455 18
                                    

[Name] bersama ketiga temannya menuruni tangga ke ruang bawah tanah menuju kelas Ramuan. Mereka menuju ke meja di belakang seperti biasanya. Snape memunggungi mereka untuk menuliskan bahan-bahan ramuan hari ini di papan tulis.

Beberapa anak Slytherin menatapnya, tapi [Name] hanya datar dan dia mulai membuka bungkus bahan-bahan yang akan mereka perlukan untuk Ramuan Penajam Otak.

"Tapi ada yang aneh," celetuk Hermione sepuluh menit kemudian, memegangi alat penumbuknya di atas semangkuk scarab, sejenis kumbang yang dianggap keramat pada zaman Mesir kuno. "Bagaimana Rita Skeeter bisa tahu?"

"Tahu apa?" sambar Ron. "Kau tidak membuat Ramuan Cinta, kan?"

"Jangan ngaco!" bentak Hermione, mulai menumbuk kumbangnya lagi. "Tidak, hanya saja... bagaimana dia tahu bahwa Viktor mengundangku mengunjunginya liburan musim panas nanti?"

Wajah Hermione merona merah saat mengatakan ini dan dengan sengaja dia menghindari tatapan Ron.

"Bukan itu yang seharusnya kalian bicarakan," kata Harry. "Bagaimana Rita Skeeter tahu tentang [Name],"

"Tentu saja dari Parkinson," sambar Ron. "Lihat lah perempuan berwajah anjing itu," Ron menunjuk Pansy yang sedang melihat ke arah mereka sembari memelototkan matanya.

"Sudah lah jangan di bahas lagi," kata [Name] malas. Dia memungut pisaunya dan mulai mengiris akar jahenya lagi. Dia menuang akar jahenya ke dalam kuali luga, dan membatin bagaimana reaksi Jacob mengetahui hubungan nya dengan Cedric.

Tidak lama terdengar ketukan di pintu kelas.

"Masuk," kata Snape dengan suaranya yang biasa. Anak-anak menoleh ketika pintu terbuka. Profesor Karkaroff masuk. Semua memandang nya ketika dia mendekati meja Snape. Dia mengelus jenggot kambingnya dan tampak gelisah.

"Kita perlu bicara," kata Karkaroff begitu tiba di meja Snape. Rupanya dia bertekad orang lain tak boleh mendengar apa yang dikatakannya, sehingga nyaris tak membuka bibir nya. Jadinya dia seperti ventriloquist -ahli bicara perut yang parah. [Name] memandang akar jahenya, mendengarkan dengan cermat.

"Aku akan bicara denganmu setelah pelajaran ini, Karkaroff," Snape bergumam, tetapi Karkaroff menyelanya.

"Aku mau bicara sekarang, selagi kau tak bisa menghindar, Severus. Selama ini kau menghindariku."

"Sesudah pelajaran," tukas Snape galak. Berpura-pura mengangkat cangkir pengukur untuk memeriksa apakah dia sudah menuang cukup empedu armadillo, [Name] melirik keduanya. Karkaroff tampak cemas sekali, dan Snape tampak marah.

Karkaroff mondar-mandir di belakang meja Snape selama sisa jam pelajaran. Dia tampaknya bertekad mencegah Snape kabur pada akhir pelajaran. Ingin mendengar apa yang mau dikatakan Karkaroff, [Name] sengaja menjatuhkan botol empedu armadillo-nya dua menit sebelum bel berdering, sehingga dia punya alasan untuk berjongkok di belakang kualinya sementara teman-temannya bergerak bising ke pintu.

"Apa yang begitu penting?" didengarnya Snape mendesis kepada Karkaroff.

"Ini," kata Karkaroff, dan [Name], mengintip dari balik kuali, melihat Karkaroff menarik ke atas lengan kiri jubahnya dan menunjukkan sesuatu pada sebelah dalam lengannya
kepada Snape.

"Nah?" kata Karkaroff, masih berusaha keras tidak menggerakkan bibirnya. "Kau lihat? Tidak pernah sejelas ini, tak pernah sejak..."

"Tutup lagi!" gertak Snape, mata hitamnya menyapu kelas.

"Tapi kau pasti sudah melihatnya." Karkaroff berkata dengan suara cemas.

"Kita bicara nanti, Karkaroff!" bentak Snape. "Cullen! Sedang apa kau?"

A Silent Girl [X Hogwarts Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang