Bagian 30

1.8K 431 7
                                    

[Name] memasuki asramanya dengan langkah perlahan dan menutup pintu pelan agar tak mengeluarkan suara yang berisik. Hermione dan Parvati sudah tertidur membuat dia tersenyum. Gadis itu melirik ke arah kasurnya sebentar sebelum membuka sebuah lemari berisi pakaian-pakaian nya yang seperti tak tersentuh. Tetap sama saat terakhir kali dia melihat nya.

Dia mengambil sebuah tas yang di beri mantra perluasan di laci bawah lalu memasukkan semua baju-baju serta jubahnya ke dalam tas itu dengan rapih. Setelah memastikan tak ada yang tertinggal [Name] menutup pintu lemari dan membawa tas nya ke atas kasur. Melihat dua miniatur naga yang sedang tertidur bersampingan diatas sebuah nakas. Gadis itu memasukan keduanya dan menutup tas hingga rapat.

[Name] keluar, memilih duduk di dekat perapian ruang rekreasi Gryffindor. Dia menyimpan tasnya dibawah kasur agar Hermione tak tahu gadis itu berniat kabur dari sekolah ini besok. [Name] tak bisa dan tak ingin mengecewakan teman-temannya yang berpikir dia benar-benar kembali.

[Name] memeluk kedua lututnya, dia rasa ini sudah hampir menjelang pagi karena suara kicauan burung terdengar di telinganya dan langit diluar sudah mulai terlihat terang.

Suara langkah kaki seseorang membuat dia menoleh. [Name] tersenyum melihat George sudah rapih mengenakan jubahnya.

"Ingin kemana sepagi ini?" tanya [Name]. Dia menggeser duduknya sedikit agar George bisa duduk disampingnya di depan perapian.

George tak menjawab dan memilih menarik kepala [Name] agar bersandar di bahunya.

"Ada apa George?" tanyanya lagi.

"Tak ada, hanya rindu seperti ini..." George menatap perapian.

[Name] hanya mengangguk membiarkan tangan George mengelus-elus rambutnya. "Kau masih menyimpan boneka yang ku beri tahun lalu?"

"Tentu saja aku—"

"Dia selalu menangis setiap malam. Memeluk boneka yang kau berikan dan menggumamkan nama mu berkali-kali..." [Name] kembali menoleh. Menatap seseorang yang menyahuti perkataan George.

"Apa-apaan kau Fred," George melemparkan jari tengahnya.

"Apakah itu benar?" [Name] menatap George yang memalingkan wajahnya.

"T-tidak,"

"Ternyata benar," [Name] tertawa melihat kenangan-kenangan yang berada dikepala George. Dia melihat George menangis dan memanggil namanya.

"Kau memasuki pikiran ku!" sungut George tak terima.

"Tak sengaja," [Name] memeletkan lidahnya dan bangkit berjalan menuju Fred yang sedang duduk di sofa. Dia duduk di samping Fred dan menidurkan kepalanya di paha pria itu.

Fred sempat tersentak kaget dan ingin menarik kakinya tapi kemudian tersenyum. "Tumben sekali kau seperti ini,"

"Memang tak boleh?" [Name] menatap Fred yang berada di atasnya.

"Tentu saja, kalau bisa setiap saat..." Fred mengelus surai gadis itu. "Kau itu seperti Ginny, tapi sayangnya Ginny tak pernah bersikap manja pada kami,"

"Karena kalian selalu menjahilinya," gumam [Name] pelan. Matanya lama-lama mengantuk dan terpejam. Gadis itu tertidur setelah sekian lama.

"Aku akan membunuhmu sebelum kau yang membunuh ku!" [Name] memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing. Dia terjatuh dari atas sofa dan berguling-guling diatas karpet membuat teman-teman nya yang sudah turun langsung panik.

"[Name]! Hei ada apa dengan mu!"

"Sialan! Aku tak akan bergabung menjadi pengikutmu! Tak akan pernah!" nafas [Name] memburu, matanya bergerak gelisah menatap sekeliling ketika seseorang mengguncang-guncang tubuhnya dengan kasar.

A Silent Girl [X Hogwarts Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang