4. Serba salah

2K 241 17
                                    


Mobil taksi baru saja berhenti di sebuah rumah bernuansa cream putih yang nampak sepi. Sang supir menoleh jok belakang. Memastikan pada penumpang bahwa alamat yang dituju sudah benar.

"Di sini neng?" tanyanya membuat penumpang yang tak lain Natasya itu mengangguk dan merogoh saku berniat membayar.

"Tadi sudah di bayar neng. Malah kelebihan ini."

"Sama orang tadi?" tanya Natasya membuat sang supir mengangguk.
Gadis itu turun dari mobil dengan perasaan bingung.

Baru saja hendak melangkahkan kaki, ia tiba-tiba teringat sesuatu.

"Loh, motor saya di mana pak?" tanya Natasya refleks dengan panik.
Sang supir hanya menggeleng karena tidak tahu.

"Oh iya deng, kan nggak tau ya. hehe makasih pak udah nganterin," ucap Natasya menggaruk kepala kemudian melambai pada sang supir. Sangkin betahnya menjomblo jadi berasa habis ngedate terus di anterin pulang sama pacar wkwk. Mobil taksi itu melaju meninggalkan rumah Natasya dengan kondisi sang supir yang sedikit bingung dengan tingkah penumpangnya itu.

Dengan langkah sedikit sempoyongan karena kepalanya juga masih agak pusing, Natasya berjalan menucak mata sembari mengingat-ingat keberadaan motonya sekarang.

"NATA," teriak Kesya berlari dari dalam rumah dan langsung berhambur memeluk anaknya itu dengan erat di ambang pintu.

Natasya hanya celingak-celinguk seperti monyet yang habis tertangkap.

"Kamu baik-baik aja sayang?" tanya Kesya dengan sangat khawatir memastikan kondisi anaknya. Memeriksa wajah dan juga segala sisi.

"Baik-baik aja kok ma," jawabnya sembari melepas pelukan sepihak dengan kondisi nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya.

"Kenapa nomor kamu nggak aktif? Mama tuh khawatir sayang," ucap Kesya membuat Natasnya merogoh saku hoodie. Sial, selain motor ternyata ia juga kehilangan ponselnya. Natasya baru teringat kalau motornya pasti masih tertinggal di pinggir jalan.

Entahlah, ia harus mengatakan apa setelah ini. Haruskan berkata jujur tentang yang terjadi? Tapi kalau harus jujur, mungkin saja orang tuanya tidak terima dan akan memperpanjang masalah bertambah rumit lagi. Sedangkan Natasya pasti bisa mengatasi ini sendiri.

"Emm itu tadi anu ma, Nata di rampok," kata Natasya berbohong.

"Di rampok? terus kamu pulang naik apa sayang?" tanya Kesya mendongak panik.

"Ceritanya panjang ma, Nata capek mau minum," ujarnya mendudukkan dirinya di atas sofa.

"Sebentar, mama ambil minum dulu." Kesya melangkahkan kaki menuju dapur.

"Kok rumah sepi, pada kemana ma?" tanya Natasya mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

"Aduh iya mama lupa belum kabarin mereka. Raka, Pak Bagas, om Digo, tante Nana sama papa masih nyari kamu," ucap Kesya memberikan air putih itu pada Natasya.

"Loh kok kenapa mereka nyari Nata?" tanya Natasya lalu menenggak air putih itu sampai habis.

"Soalnya yang chat kamu tuh bukan Raka, Raka kehilangan hapenya sejak pulang dari mini market tadi pagi," jelas Kesya sembari mengambil ponsel berniat mengabari suami dan teman-temannya kalau Natasya sudah pulang.

"Kalo tante Amanda kemana?" tanya Natasya kembali.

"Tante Amanda lagi beliin Rachel sosis, nangis terus dari tadi."

Natasya hanya ber-oh ria lalu menyendarkan kepalanya di badan sofa.

Belum sampai Kesya menempelkan ponselnya ke telinga, tiba-tiba Darel terlihat masuk ke dalam rumah dengan raut wajah menyeramkan. Kesya membatalkan panggilan suaranya lalu berdiri menghampiri suaminya itu.

prickly flower (Tamat)Where stories live. Discover now