24. Tidak mengerti

770 138 20
                                    


S A B T U

Natasya baru saja keluar dari tempat bimbel. Hari ini ia memaksa untuk tidak di jemput karena mau mampir dulu ke swalayan. Untung saja kali ini Darel mengalah. Ia membiarkan anak semata wayangnya itu untuk pulang sendiri naik taksi maupun grab, tentunya dibantu dengan bujukan Kesya.

Ting!

Bunyi notif WhatsApp terdengar. Natasya mengambil ponsel dari saku. Menampakkan pesan masuk dari nomor yang tidak tertera dalam kontaknya.

08xx
|Di mana?

 | Siapa?

|Lo dimana?
Gw galang

|Bimbel
Dpt nmr dr siapa lo?

|Raka

|Oh

|Jadi praktek?
Gw jemput kesitu

|Ntar sore aja.
Bokap gw masih dirumah
Ntar gw kabarin lg

"Lah kok mati? Tadi udah terkirim belum?"gumam Natasya bertanya pada diri sendiri sembari menggaruk kepala. "Ah paling udah," lanjutnya saat melihat ponselnya tiba-tiba mati karena batlow. Natasya memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Padahal pesan itu belum terkirim ke Galang.

Gadis itu melangkahkan kaki menuju swalayan yang kebetulan tidak terlalu jauh dari tempat bimbel.

Natasya mulai mencari jajanan kesukaannyaa, ia juga berkeliling menuju rak yang berisi bahan-bahan membuat kue. Natasya berpikir mungkin kalau bikin kue untuk tugas prakarya tidak ribet. Namun pada kenyataannya baru memilih bahan saja ia bingung.

"Nata," suara seseorang yang cukup familiar tiba-tiba terdengar memanggil. Gadis itu menoleh. Mendapati Vano berdiri tidak jauh darinya.

"Vano. Ngapain di sini?"

"Di suruh ibu beli bahan buat bikin kue," jawab Vano membuat Natasya mengangguk.

"Lo ngapain di sini?" tanya Vano balik.

"Niatnya sih mau bikin olahan kue juga buat tugas prakarya, tapi gue bingung mau bikin apa soalnya katanya harus ada modifikasi."

Vano terdiam sejenak kemudian membuka suara. "Gimana kalo diajarin sama ibu? Gue juga ada tugas bikin makanan olahan."

"Ibu lo?"

Vano mengangguk.

"Nggak ah. Ntar nyari di google aja."

"Gapapa. Ibu punya banyak resep modifikasi kue," jelas Vano lagi.

"Masa minta resep ke penjual, ya nggak etis lah."

"Ibu punya banyak resep dan nggak semuanya masuk ke daftar penjualan."

Natasya berpikir sejenak. Benar juga kata Vano, mungkin ada semacam trik khusus dalam pembuatan yang Natasya tidak tau.

"Hm beneran gapapa Van?"

Vano mengangguk.

"Berarti gue ke rumah lo?" tanya Natasya ragu.

prickly flower (Tamat)Where stories live. Discover now