63. Kecewa

89 8 2
                                    


Semua bisa aku terima, kecuali kebohongan. -Altair Maxmilan

***

2 Hari  berlalu, dan Naura masih bersikap aneh. Naura yang biasa nya selalu tersenyum, menjadi datar. Naura yang biasa nya ramah, menjadi jutek. Naura yang biasa nya selalu ceria, menjadi lebih pendiam dari biasa nya.

Kepala Altair rasa nya hampir pecah, memikirkan itu semua. Ia tidak ingin bertengkar dengan Naura, tapi jika Altair diam saja maka masalah nya tidak akan pernah selesai.

Altair yang ingin menyelesaikan masalah itu secepat nya, mendatangi rumah Naura malam-malam. Ia tidak ingin berbicara disekolah, karena nanti akan mengundang banyak pertanyaan dari teman-teman nya. Sebab mereka juga belum tahu mengenai masalah nya dengan Naura. kecuali Lintang.

Altair mengetuk pintu rumah Naura beberapa kali, sampai akhir nya pintu dibuka oleh Naura.

"Kamu ngapain?" Tanya Naura melihat Altair yang berada didepan rumah nya

"Aku mau ngomong sama kamu" Jawab Altair

"Ini udah malem Al, ga bisa besok aja" Ujar Naura

Altair menggeleng "Engga bisa Ra, harus sekarang."

"Yaudah kamu mau ngomong apa, Aku ga bisa lama-lama."

"Aku ada salah apa sama kamu?" Tanya Altair to the point

"Ga ada"

"Tapi kenapa kamu beda, kamu cuek. Kamu lebih banyak diem, kamu jutek banget sama aku, bahkan kamu ga pernah senyum lagi sama aku. Ada apa sama kamu?" Tanya Altair, meminta penjelasan Naura.

"Jadi kamu kesini cuma buat ngomong itu?" Tanya Naura, seperti tak habis pikir "Aku kan udah bilang aku ga papa. Kamu kenapa si Al?" Naura justru balik bertanya, merasa bingung dengan Altair.

"Kamu bohong. Kenapa kamu masih sungkan aja sama aku si Ra, Harus berapa kali aku bikin kamu yakin, supaya kamu mau terbuka sama aku."

Naura tersenyum lebar pada Altair "Liat aku senyum kan, itu kan yang kamu mau"

Altair menggeleng pelan, bukan itu yang ia mau. "Kamu bukan Naura yang aku kenal"

Naura menghela nafas nya "Mau kamu itu apa si Al? Aku bener-bener ga ngerti, aku bilang aku baik-baik aja. Bisa ga kamu ngerti."

"Sikap sama mulut kamu itu beda Ra. Di mulut kamu bilang ga papa, Tapi sikap kamu nunjukin kalo seolah-olah kamu males sama aku. Apa kamu bosen sama aku, iya?" Tanya Altair dengan sorot mata yang tidak lepas dari mata Naura

"Omongan kamu makin ga jelas Al, aku ga mau ribut sama kamu" Naura memalingkan wajah nya tidak berani menatap mata Altair

"Tatap mata aku Ra" Pinta Altair

Naura menatap mata Altair yang juga sedang menatap nya. Tidak ada yang berubah, tatapan Altair masih sama. Ketulusan dan cinta nya masih untuk Naura, dan mungkin selama nya akan tetap seperti itu.

"Kalo aku ada salah, kamu bilang aja, kita bicarain. Jangan kaya gini, Kamu tau kan, kehilangan kamu adalah salah satu ketakutan terbesar aku." Ucap Altair sendu

Naura memutuskan kontak mata nya dengan Altair, ia tidak bisa menatap mata Altair terlalu lama.

"Intinya aku baik-baik aja Al, kamu ga usah takut. Lebih baik sekarang kamu pulang, ini udah malem." Naura mengalihkan pembicaraan, ia tidak ingin melanjutkan perdebatan nya dengan Altair, yang nantinya berujung pertengkaran.

"Kamu ngusir aku Ra?"

Naura menggeleng "Ini udah malem, ga enak kalo ada tetangga yang liat. Lebih baik kamu pulang"

NaurAltair (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon