Warung Koprol

2.3K 376 14
                                    

Ini malam minggu dan haram hukumnya Mas Gyu dirumah aja. Selesai makan malam tadi Mas Gyu izin pulang agak maleman ke Ayah karena rumah ciwai yang diapelin kali ini cukup jauh.

Jadi, sekarang dirumah cuman ada Koh Hao, Ayah sama Bang Dika. Ketiganya lagi ngumpul di ruang tengah. Posisinya begini, Ayah lagi mainin iPadnya di sofa dan dibawah ada Koh Hao sama Bang Dika yang lagi main ludo.

Dideket Bang Dika sama Koh Hao duduk udah ada dua lembar uang lima puluh ribu. Jadi mereka taruhan, yang pionnya duluan masuk ke rumah yang menang 100 ribu.

Giliran Bang Dika yang ngocok dadu, "Tiga tiga tiga" hoki seminggu ini kayaknya udah kepake semua sama Bang Dika. Soalnya dadu yang dikocok tadi beneran nunjukin 3 titik yang berarti pionnya Bang Dika udha masuk semua ke rumah

"Yess!" Bang Dika nyabet uang tadi langsung

"Yahh!" Ayah nurunin iPadnya dan ngeliat Koh Hao, "Bukan Ayah, Hao kesel. Mendesah, mengeluh dan berkelu kesah" ujar Koh Hao lebay

"Utuk utuk utuuk adek gue, yok Abang bayarin es kopi Mang Bulan" Bang Dika nguyel-nguyel pipi Koh Hao

"Gopud dong, Bang"

Bang Dika ngangguk, "Yah, mau apa?"

"Mau cewe"

Koh Hao mendelik ke Ayah, "Atuh yang tua kaya Pak Johan ini sadar diri dong. Yang muda aja gak punya cewe apalagi yang kayak Ayah"

"Kamu bilangin Ayah tua?"

Koh Hao menggeleng, "Bicara fakta"

"Keluar aja yuk"

Setelah mengiyakan ajakan Ayah Han, mereka bertiga sekarang udah didalem mobil yang disupiri oleh Bang Dika.

"Mau kemana, Yah?"

"Arah stadion kalo malam minggu gini rame gak, Bang?"

"Ayah mau kesana?" tanya Koh Hao dari belakang

Ayah ngangguk ragu, "Malem gini bahaya ya? Waktu kalian piyik-piyik, Ayah sama bunda sering ngajak makan diwarung koprol yang dibelakang stadion. Masih jualan gak ya si Mbahnya?"

"Warna warungnya ijo tua, Yah?" Ayah ngangguk, "Masih, Yah. Yaudah kita kesana aja"

"Gak bahaya, Koh? Malem loh ini"

Koh Hao sama Bang Dika liat-liatan, "... si Mingyu ketua geng daerah situ, Yah"

"Ketua... geng?"

Bang Dika ngangguk

"Tapi itu kan daerah elit. Komplek pejabat disitu loh"

"Sebelum masuk ke kompleknya, ada perkampungan yang ga jauh dari TPA. Dulu orang yang dikampung sama di anak-anak pejabat itu sering banget ribut, tiap ketemu dijalan pasti semua mode 'senggol bacok'" Ayah menegakkann duduknya dan naro hpnya di dashboard, "Sekarang masih sering gak sih? Ayah gak update kabarnya"

Koh Hao menggeleng, "Tebak siapa yang buat mereka damai?"

"Pemerintah lah"

"No, si Mingyu, Yah. Mingyu kalo pacaran gak pernah pandang bulu, asal yang cantik disikat sama dia. Jadi dulu cewe yang dikampung sama yang anak-anak pejabat diajak ketemu sama dia di satu tempat"

Ayah yang mendengar cerita Bang Dika serius rada gak percaya, "Terus? Di suruh maaf-maafan?"

Koh Hao mengibas tangannya, "Akhlak Mas Gyu gak sebagus itu, Yah. Itu cewe-cewe kompak nyerang dia sampe jadiin nama Mingyu Haidar trending topic di daerah mereka. Pokoknya kalo udah ngebahas Mas Gyu mereka jadi kompak gitu"

Ayah Han geleng-geleng kepala. Gatau harus bangga atau malu sama sifat anaknya itu.

"Trus gimana ceritanya Mas mu jadi ketua geng disitu, Koh?"

"Kayak yang Bang Dika bilang tadi, si Mas Gyu kalo pacaran gak pernah pandang bulu. Boleh ayah survey, ibu-ibu mana yang gak kenal Mas Gyu didaerah sana. Temen-temennya dia juga banyak anak sana"

"Ini beneran?"

Koh Hao natap keluar kaca mobil, "Yang dua orang disana, itu tukang palak daerah sini. Ayah percaya gak? Di jok keretanya udah ada gir motor"

Ayah membulatkan matanya, "Putar balik, Bang!"

Bukannya berhenti, Bang Dika terus melajukan mobil sampai didekat dua orang tadi baru berhenti

Ayah Han udah ketar-ketir aja begitu Koh Hao nurunin kaca mobilnya

"Ngab" sapa Koh Hao kepada dua orang yang dibilang tukang palak tadi

"Lah, elu Ngo?" 'Ngo' berasal dari kata Mingo atau pelesetan dari Mingho/Minghao

"Hooh, Abang gue mane? Disini kagak"

Salah satu dari dua orang tadi menggeleng, "Ga ada liat sih gue. Bareng siapa lu?"

"Oh, ini bokap sama Bang Dika" Koh Hao nepuk pelan pundak Ayah, "Yah, mereka mau salim"

Walaupun agak kaget, Ayah Han nurunin kaca mobil disebelahnya dan senyum canggung ke dua orang tadi sementara Bang Dika hanya melempar senyum

"Duluan Ngab!"

Setelah mobil berjalan, Bang Dika dan Koh Hao sama-sama ngeatawain ayahnya yang terlihat ketakutan tadi

"Asem kalian"

Sampe ditempat yang dituju tadi, mereka langsung memesan 3 porsi mi rebus dan 3 gelas es teh panas. Di warung ini cuman ada 2 meja panjang yang masing-masing meja terdapat dua kursi yang sama panjang.

Ayah, Bang Dika sana Koh Hao ngambil tempat diarah luar warung ini. Sejak mereka duduk, Ayah keliatan bengong. Tiati kesambet Pak Han

"Bunda dulu kalo kesini senengnya pas sepi. Bahkan sebelum kesini bunda doain biar warungnya sepi" anak-anak Ayah selalu tertarik setiap cerita tentang Bunda

"Loh? Kenapa gitu, Yah?"

"Kalo rame, disini banyak asap rokok dan bunda gak mau kalian yang masih bocil ngehirup asap rokok. Ayah sendiri bingung, doanya baik atau jahat sih? Haha"

"Mingo, Dika! Dari mana?" suara perempuan yang lewat dari depan warung menyapa Bang Dika dan Koh Hao

Bang Dika berdiri dari duduknya ketika perempuan tadi mendekati mereka, "Dari rumah, Teh"

"Haduuh makin cakep aja mantan calon ipar"

"Eh iya, Teh, ini ayah"

Perempuan tadi sontak langsung menyalimi Ayah Han, "Zizi, Om"

Ayah ngerasa tua :') "Johan" Ayah Han bales senyum ke Teh Zizi, "Udah makan? Yuk sini bareng"

"Eh gausah, Om. Aku masih ada urusan lain. Duluan ya, Om. Ngo, Dik, Teteh duluan ya?"

Setelah kepergian Teh Zizi, Ayah Han nyikut Bang Dika, "Siapa?"

"Korban modus Mingyu"

"Dia cantik, kenapa gak dipepet sama Mingyu?"

Koh Hao ngalihin pandangannya, dari hp ke Ayah yang duduk didepannya, "Ayah mau ngelanjutin perjuangan Mas Gyu?"

"Boleh?"

Bang Dika ketawa, "Sok atuh, Pak Johan. Ayah kayaknya bener-bener butuh cewe ini. Butuh dirawat"

"Boleh, Dek?"

Koh Hao ngangguk, "Boleh lah. Tapi saran aja sih, jangan sama Teh Zizi"

Ayah Han natap Koh Hao heran. Sementara yanh di tatap anteng makan kacang rebus, "Kenapa? Padahal Ayah baru mau nanya kontaknya ke kalian"

Koh Hao ngelempar kulit kacangnya ke arah luar, "Lakinya galak"

-------

Terimakasih telah membaca cerita ini 💎

Yourbae159

3D(uda)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora