2. Ingin Menghancurkan

62 40 133
                                    

.

.
.

"Cowo, namanya Justin," ucap Kanzia.

"Demi apa cowo? Ganteng gak Zia?" kaget Fayola lalu bertanya kepada Kanzia.

"Ya kalau cowo pasti ganteng gak mungkin cantik Yola," jawab Kanzia.

"Maksudnya ganteng banget apa biasa aja gitu, btw namanya keren juga. Sabilah Zia sama dia pdkt yuk bisa biar Yola yang ajarin," jelas Fayola.

"Mau ngajarin sendirinya gak pernah pdkt gimana coba?" sindir Kanzia.

"Siapa bilang?" tanya Fayola.

"Gak ada yang bilang cuma tau sendiri. Dan bener kan," jawab Kanzia.

"Ada kok seminggu yang lalu dia nyatain perasaannya ke Yola. Cuma Yola senyum aja liat keberanian dia," ujar Fayola dengan santai.

"What? Seriously Yola? Kok kamu gak cerita terus sekarang pajak nya mana?" tanya Kanzia bertubi-tubi.

"Iya serius, Yola gak cerita karena sibuk sama organisasi PMR di sekolah selama seminggu kemarin. Dan pajak ya gak ada kan gak jadian," jawab Fayola.

"Kenapa gak jadian?" tanya Kanzia lagi.

"Dia gak nembak masa iya Yola yang nembak duluan," balas Fayola.

"Oalah gitu ternyata tapi Yola sendiri gimana ke dia?" tanya Kanzia.

"Ya gimana ya gak tau bingung udah lah skip Yola mau ambil kebutuhan tugas kelompok kita aja," jawab Fayola kemudian pergi ke kamarnya.

≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡

Justin sudah memarkirkan motornya, sekarang ia beranjak ke dalam Cafe BEDA dan langsung melihat salah satu temannya melambaikan tangan sebagai tanda mereka ada disana.

"Pesenan gue udah dipesenin?" tanya Justin kepada teman-temannya.

"Belom dong kalau dipesenin dari tadi pasti dingin kan kurang enak jadinya," jawab Lio.

"Hm oke gue pesen dulu," ucap Justin lalu berjalan ke bar untuk memesan makanan dan minuman.

Sampai di bar Justin diberi buku menu oleh waiters. Sambil melihat-lihat buku menu, Justin bertanya kepada waiters itu.

"Bang Jo udah dateng?" tanya Justin.

"Belom bang, katanya mau datang malam saja," jawab waiters yang ber name tag Shilla.

Justin mengangguk lalu mengatakan pesanan yang akan ia pesan.

"Gue pesen udang goreng sambal manis 1 sama air mineral nya 2," ucap Justin.

"Baik bang mau nambah hidangan lain lagi?" tanya waiters itu kepada Justin.

"Gak. Oh iya pesanan temen-temen gue tadi berapa totalnya gabung aja sama punya gue," ucap Justin.

Waiters itu mengangguk lalu mengambil bil pesenan Justin friend's.

"Pesenan mereka semua total nya 427.000 ditambah sama punya abang jadi 490.000 bang," ujar waiters itu.

"Oke nih uangnya kek biasa kalau ada kembalian buat bonus lo," jawab Justin menyerahkan uang bernilai seratus ribu rupiah sebanyak 5 lembar kepada waiters.

"Thankyou,"

Justin mengangguk lalu kembali ke meja dimana teman-temannya berada.

Cafe BEDA ini bisa terbilang sederhana tapi berkualitas cafe ini sendiri didirikan oleh Jojo Galvano Alfred dengan hasil tabungan nya. Cukup dengan modal itu saja sekarang cafe ini banyak dikunjungi oleh para remaja hingga lansia, nuansa cafe yang nyaman membuat orang sering kesini. Ciri khas disini bisa dilihat dari namanya yaitu BEDA perbedaan ini bisa dilihat pada menu-menu yang tersedia disini seperti teh hangat maka yang dipesan bukanlah itu melainkan teh es.

Usia Justin dan Jojo tidak berselisih jauh hanya 2 tahun saja. Orang tua mereka sering bertugas di luar kota hingga luar negeri, namun keduanya selalu mengerti akan hal itu.

≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡≡


Seorang laki-laki sedang menelfon teman-teman nya untuk menghancurkan Cafe BEDA.

"Lo semua cepat hancurkan Cafe BEDA. GUE GAK SUKA LIAT MEREKA BAHAGIA!" amarah dan suruhan dari seseorang yang sedang menelfon itu.

"Oke itu pasti kita lakukan," jawab seseorang di telfon tersebut.

"Jangan sampe gagal kalian harus cari cara aman dan cepat. Gue gak mau mereka merasakan kehidupan yang bahagia terlalu lama, kalau bisa lo habisin si 2 beradik itu," ucap seseorang itu lagi.

"Siap apapun caranya akan gue atur," jawabnya.

Tut!

Rivano. Ya orang yang baru saja bertelfonan dengan salah satu temannya adalah Rivano, Rivano sangat tidak senang dengan keharmonisan keluarga Alfred. Dulu ia dan Justin adalah sahabat dekat apalagi rumah mereka yang letaknya bersampingan, dari kecil mereka selalu bersama hingga suatu masalah membuat mereka berantem dan rumah keluarga Abraham ditarik oleh pihak bank. Setelah satu masalah menghampiri Rivano dan keluarganya, maka ia sangat tidak suka jika keluarga Alfred selalu damai tentram. Rivano mau keluarga itu terpecah belah seperti kehidupannya sekarang ini.

Saking banyaknya masalah yang menimpa keluarga Abraham membuat kedua orangtua nya meninggalkan mereka, sebenarnya kedua orangtua mereka tak ingin pergi meninggalkan anaknya. Tapi anaknya selalu saja mengamuk dan tak bisa dinasehati membuat keduanya muak dan memutuskan meninggalkan Rivano dan Ravino.

Sejak umur 11 tahun ditinggal pergi oleh keduanya, sampai sekarang mereka berdua masih belum berjumpa sekali pun kepada salah satu orangtuanya. Bingung harus kemana lagi mencari jejak orang tuanya, Rivano memutuskan untuk menghancurkan keluarga Alfred. Dirinya merasa 'jika aku tidak bisa mendapatkan kebahagiaan maka jangan harap engkau boleh mendapatkan itu semua' -Rivano Abraham.

Berbeda halnya dengan saudara kembarnya itu, Ravino sama sekali tak ada niat untuk ikut campur akan keluarga Alfred baginya ini tidak penting. Ravino sudah sering menjelaskan kepada Rivano cuma adeknya ini tak pernah mengerti.

"Keluarga gue hancur, ini semua karena ulah keluarga lo Justin. Jangan harap gue akan biarin lo bahagia," ujar Rivano sinis.

.
.
.
.
.


Gilaaa sadis banget si Rivano:"
Kan jadi suka liat nya
Eh canda jadi takut wkwkwk

see u to chap 3
😍

BERTAHAN Où les histoires vivent. Découvrez maintenant