Bagian 17

807 108 0
                                    

Hari ketiga di pagi musim dingin yang bersalju. Sakura tengah disibukkan oleh kegiatan bermainnya dengan Osaka di kamar.

Tok, tok, tok!

"Sakura, buka pintunya!" teriak Kakashi, tapi Sakura yang sudah pada posisi ternyamannya tidak berniat untuk menanggapi.

Gedoran dari Kakashi pun terus berlanjut hingga membuat Sakura merasa sebal. Mau tidak mau ia harus membukanya. Dan setelah dibuka, ia mematung ketika mendapati Kakashi menatapnya dengan kesal.

"K- kenapa?"

"Kenapa kau lama sekali membuka pintunya!"

Seketika itu, Sakura menutup matanya. Rasanya seperti ada angin kencang menerpa wajahnya ketika Kakashi berteriak seperti tadi.

Mata Kakashi langsung tersorot pada Osaka yang tengah tertidur di atas kasur Sakura, "Pasti karena Osaka ya, kau jadi berani mengabaikanku?"

Sakura melongo. Lalu ia mengikuti arah pandang Kakashi pada Osaka.

"T- tidak! Aku hanya tidak mendengarmu," jawab Sakura beralibi, namun Kakashi meresponnya dengan berdecih.

"Jadi, kau mau apa sampai mengetuk pintu kamarku seperti orang yang dikejar setan dan hampir dibunuh?"

Kakashi mengalihkan pandangannya yang semula pada Osaka ke Sakura. Matanya yang sayu itu membuatnya terlihat dingin dan jutek. Tapi, entah mengapa ada saja yang menyukainya.

"Aku ingin amazake."

Sakura menaikkan kedua alisnya. Matanya yang melotot melihat ke arah samping Kakashi. Sedikit merasa terkejut karena baru kali ini anak itu meminta sesuatu padanya.

"Baiklah. Aku akan membuatkannya untukmu."

Kakashi langsung mengintili Sakura yang berjalan mendahuluinya dari belakang menuju dapur. Ia merasa hatinya menghangat. Memang aneh, namun memang seperti itulah kenyataannya.

Kakashi yang duduk di kursi makan memandangi Sakura bolak-balik membawa peralatan dapur kemudian meletakkannya di atas meja.

"Pertama, kau harus memasak nasi terlebih dahulu. Buat teksturnya menjadi seperti bubur."

15 menit kemudian

"Kedua, kau harus menunggu suhu dari buburnya ini turun. Sekitar lima belas menit."

15 menit kemudian

"Ketiga, kau harus menghancurkan koji ini terlebih dahulu, tapi jangan sampai teksturnya menjadi halus."

"Hey, bagaimana bisa kau mendapatkan koji itu?" tanya Kakashi dengan sedikit nada tinggi.

"Ah, aku mendapatkannya dari nenek pemilik toko kalung ini. Dia juga yang memberitahukanku resep amazake. Kau tahu, sebenarnya ada dua macam amazake. Ada yang beralkohol dan juga tidak beralkohol. Nah, yang kita buat ini adalah yang tidak beralkohol karena kita masih anak-anak," jelas Sakura sedikit beralibi. Tak mungkin ia mengatakan kalau ia pernah membuatnya dulu.

"Kapan kau menemuinya? Apakah kau pergi saat aku memberi makan Osaka?"

"Ya, sudah kukatakan padamu, 'kan. Makanya, aku bisa berpapasan dengan Obito-kun. Aku minta maaf, ya, karena tidak pamit dulu padamu," tutur Sakura cengengesan sambil menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sudahlah, lanjutkan saja."

Sakura mengangguk.

"Kemudian, kau masukkan koji ini ke bubur tadi. Lalu, diaduk sampai rata."

Sakura pun berjalan ke dekat wastafel dengan tangannya yang membawa wadah berisi bubur tadi.

"Keempat, kau harus memasukkan ini ke dalam penanak nasi. Ingat, harus di mode hangat!"

"Lalu, apa selanjutnya?"

"Nah, selanjutnya tutup dengan lap bersih. Kemudian, kita tunggu delapan sampai sepuluh jam. Ingat juga, kau harus memeriksa dan mengaduknya dua atau tiga jam sekali. "

"Jadi, kita harus menunggu ini semalaman?"

Sakura langsung duduk di kursi depan Kakashi. Ia menaikkan kedua bahunya, "Ya, seperti itu cara kerjanya. Karena, minuman ini adalah hasil fermentasi."

Kakashi menghela napasnya gusar.

Sepuluh jam kemudian

"Hey, Sakura. Aku hampir saja mati kebosanan menunggu ini tahu. Untung saja ada Osaka yang bisa kuajak bermain."

Sakura tertawa, "Ada untungnya bukan Osaka tinggal di sini."

"Ya, beruntung aku tidak mendapat misi dadakan. Lalu, setelah ini apa lagi yang harus dilakukan?"

Sakura yang semula duduk di ruang tengah bersama Kakashi langsung bangkit menuju dapur. Kakashi pun dengan cepat mengikutinya.

"Kakashi-niisama, lihat!"

Kakashi berlari dan berdiri di dekat Sakura, "Apa ini?"

"Astaga, kau ini. Jika warnanya sudah menguning itu artinya sudah siap."

Kakashi membulatkan bibirnya sambil manggut-manggut.

"Kelima, kau harus mematikan mode hangatnya. Lalu, tunggu sampai menjadi suhu ruang."

"Kau menyuruhku untuk menunggu lagi? Aku sudah lelah dengan ini, Sakura!" ucap Kakashi dengan nada merengek.

"Hey, ini langkah akhir tahu."

"Setelah itu, apa lagi yang harus dilakukan?"

"Kau harus memindahkannya ke botol, lalu menyimpannya di lemari pendingin dalam keadaan tertutup. Kau tahu bukan bagaimana caranya proses fermentasi bekerja?"

Kakashi mengangguk dengan lesu, "Aku mengerti. Aku hanya harus menunggu lagi."

Sakura tertawa sekejap sebelum tangannya sibuk berkutat memindahkan bubur fermentasi tersebut ke dalam botol. Ia berjalan ke lemari pendingin dan memasukkan botol tersebut ke dalamnya.

"Lalu, apa lagi?"

"Kau baru bisa mencobanya besok."

Kakashi berteriak, "Hah? Berapa kali lagi kau akan membuatku menunggu, Sakura!" ujar Kakashi dengan nada merengek—lagi. Sakura yang melihatnya pun hanya tertawa.

Lantas, Kakashi mengeluh sambil berjalan ke kamarnya. Merasa sedikit kecewa karena prosesnya sangat lama dan harus membuatnya menunggu seharian untuk bisa ia minum.

ーーーーーーーーーーーーーーーーーー

ฅ'ω'ฅ

Hai, teman-teman!

Aku memakai resep amazake milik:

http://ourtravellingstory.com/2020/03/25/cara-mudah-membuat-non-alkohol-amazake-%E7%94%98%E9%85%92-dengan-rice-cooker-minuman-tradisional-jepang-dengan-segudang-manfaat/

Nah, katanya author alias penulis laman itu, dia membuat amazake dengan caranya sendiri yang mungkin sedikit berbeda dengan cara pembuatan amazake yang ada di bagian belakang bungkus koji.

Jadi, aku ngga tahu pasti bagaimana cara pembuatan amazake karena aku mengikuti beliau. Maaf ya kalau ada kesalahan ︶︿︶

Nah, katanya juga amazake ini dulunya suka diminum pas musim panas untuk menghindari heat stroke. Dan katanya juga, amazake ini bagus untuk kulit, pencernaan, dan pertumbuhan rambut.

Oke, sekian. Terima kasih atas perhatiannya. Jaa ne!

Again [Re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang